Para elit politik kita secara terbuka, di permukaan begitu akur. Kenyataan di balik layar para pendukung mereka malah brutal saling mencaci-maki, menghakimi, dan rebutan klaim kebenaran. Yang ditunjukkan di panggung politik tidak kompatibel dengan interaksi politik praktis.
Mari tunjukkan kerukunan, bukan kebencian. Kalau mau jujur dan terbuka, sebaiknya kita mengantisipasi dari hulu. Yakni dengan cara musyawarah mufakat dari calon pemimpin kita. Biar saja Pilpres melahirkan keputusan aklamasi. Itu lebih baik sebetulnya.Â
Mari saling bergandengan tangan untuk melanjutkan perjuangan. Demi Indonesia tercinta. Ketika para Capres kelak tidak mengontrol, melakukan proteksi dan edukasi kepada pendukungnya secara maksimal maka rawan terjadinya kegaduhan.
Karena tidak semua simpatisan, pendukung Capres saat mencerminkan dan merepresentasikan watak atau corak dari calon pemimpin yang mereka perjuangkan. Ada pendukung yang emosional, berpikiran konservatif, dan ada pula yang terlampau modern - liberal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H