Mohon tunggu...
Bung Amas
Bung Amas Mohon Tunggu... Jurnalis - Literasi progresif

Pegiat Literasi dan penikmat buku politik

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Patahan Sejarah KNPI

25 Juli 2023   08:29 Diperbarui: 4 Oktober 2024   09:18 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo HUT emas KNPI (Dok DPP KNPI)

KNPI memang tumbuh penuh gejolak. Tak perlu lagi kita munafik, menutup-nutupi, dan membelokkan sejarah. Bahwa KNPI tumbuh seiring dengan gesekan pemikiran dan situasi kebangsaan. Hal itu yang memaksa KNPI tumbuh sesuai dinamikanya yang padat.

Organisasi yang mewadahi pemuda se-Nusantara ini tidak lahir di ruang hampa. Atas peristiwa sejarah yang kompleks, membuat kader-kader KNPI terbiasa dengan conflict of interest. KNPI memang surplus orang-orang hebat.

Meski begitu, perpecahan di KNPI harus diminimalisir karena menguras energi kita dalam melaksanakan hal-hal bermanfaat untuk rakyat. 50 Tahun KNPI harus menempatkan organisasi ini makin solid. Dan mampu merawat jejaring, sekaligus rantai relasi yang dipunyai organisasi ini.

Mereka pemuda yang datang mempolarisasi KNPI menebar hasutan dan kedengkian harus diwaspadai. Ayo perkuat struktur KNPI yang benar secara organisatoris yakni Ketua Umum Haris Pertama, SH. Jangan biarkan pengaburan sejarah dilakukan.

Karena nantinya meninggalkan legacy buruk bagi generasi yang akan datang. Penyelamatan sejarah, melakukan reposisi KNPI harus dilakukan kita semua yang berfikir waras. Tidak boleh arus kotor mendominasi tubuh KNPI dengan representasi orang-orang yang tidak beres lalu mengaku sebagai pengurus KNPI yang sah.

Sejarah tegak lurus KNPI dipatahkan, ya tentu semangat polarisasi itu datang mengalir dari aktivis-aktivis muda yang pemikirannya rusak. KNPI harusnya dilindungi dari geliat buruk tersebut.

Jangan organisasi sebesar KNPI dikerdilkan dengan visi dan obsesi segelintir pemuda yang haus kekuasaan. Bibit penghancuran KNPI mesti dimatikan. Rotasi dan siklus pengrusakan sistematis organisasi tidak boleh lagi dipelihara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun