Politik memang punya rute yang unik. Selalu saja ada benturan yang dilahirkan. Kita punya tools yang namanya demokrasi, namun sayangnya kerap dijadikan sebagai objek memuluskan kepentingan satu dua orang. Demokrasi dipakai orang kuat, mereka yang kaya dan pemilik partai politik.
Dinamika politik kita memang memiriskan ada pihak yang meng-impuls paham impor. Kepentingan asing dimasukkan dalam kontestasi Pilpres. Kebebasan individual rakyat secara tidak langsung dikekang para politisi. Terlebih para elit yang memberi batas rakyat untuk memilih.
Sebut saja dari hulunya, ketika calon pemimpin digodok. Lalu direkomendasikan ke KPU untuk didaftrkan sebagai Capres dan Cawapres, itu ranah partai politik. Hanya partai politik yang berkewenangan, memiliki domain dalam urusan tersebut. Disinilah problemnya.
Kita hanya bisa berdoa agar elit partai politik mengusulkan calon pemimpin terbaik yang dikontestasikan dalam Pilpres 2024. Ketika muncul dua, tiga, atau empat pasangan calon Presiden diusulkan partai politik untuk bersaing dalam Pilpres, maka rakyat tidak punya pilihan lain selain mengikuti apa yang ditetapkan partai politik.
Dalam konteks sebab akibat turbulensi politik harus kita cermati darimana datangnya. Bila alurnya tidak ditelisik dan rakyat dibuat bertengkar hanya karena soal Pemilu, ini masalah mendasarnya. Perlu pembenahan serius agar berikutnya guncangan politik tidak terjadi begitu kencangnya.
Yang dampaknya akan mengganggu stabilitas sosial. Keamanan, ekonomi, pendidikan, dan akses kepentingan umum lainnya menjadi tidak berjalan dengan normal. Elit politik mesti sedapat mungkin meminimalisir turbulensi politik yang muncul kedepannya, sejak dini perlu dilakukan.
Tak boleh ruang ini diabaikan. Para politisi menjadi penentunya dalam memajukan negara Indonesia ini. Tidak boleh terus memelihara api dalam sekam, menunjukkan perilaku politik basa-basi tapi di belakang saling menghantam. Jangan lakukan itu lagi.
Harus bangun semangat bersama, jujur, dan saling terbuka. Jangan ada dusta diantara elit partai politik. Semua mereka harus berhati bersih, tulus, punya niat kokoh membangun Indonesia. Memajukan rakyat, membawa rakyat pada kejayaan. Bukan menuntut rakyat menuju jurang kegelapan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H