Mohon tunggu...
Bung Amas
Bung Amas Mohon Tunggu... Jurnalis - Literasi Sampai Mati

Pegiat Literasi dan penikmat buku politik

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Segregasi Politik dan Embrio Keretakan Demokrasi

27 Mei 2023   19:17 Diperbarui: 16 Juni 2023   17:57 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika mahasiswa bersatu, dan telah punya modal intelektual, maka segala macam transformasi besar akan dengan enteng dilakukannya. Mahasiswa harus menciptakan itu. Regenerasi politik juga tidak ujuk-ujuk, tapi bagaimana disiapkan. Generasi masa depan harus menyiapkan diri. Jangan mau menggunakan proses yang instan. Jangan terbiasa bypass.

Kasus dugaan tindak pidana korupsi yang melibatkan Johnny G. Plate begitu viral. Berbagai spekulasi bermunculan, ada yang menyebut ada kaitan eratnya dengan peristiwa politik. Momentumnya beririsan, ada perjumpaan kepentingan, dimana hubungan Ketum NasDem Surya Paloh dengan Presiden Jokowi, dikabarkan retak lantaran NasDem telah mencalonkan Anies Baswedan sebagai Capres untuk Pemilu 2024. Jagat politik sudah pasti bergoyang. Ada pro kontra, ada senang dan ada pula yang sedih.

Ada yang marah dan ada yang tertawa. Saling sandera kepentingan tentu tak lepas dari situasi tersebut. Pada Rabu, 17 Mei 2023, Johnny Plate ditahan di Rutan Salemba Cabang Kejaksaan Agung, hingga tanggal 5 Juni 2023. Politisi partai NasDem itu ditahan berdasarkan Surat Perintah Penahanan Nomor: Prin-21/ F.2/Fd.2/05/2023. Dari pidato Surya Paloh, tergambar bahwa proses supremasi hukum dijunjung tinggi. Surya mendorong agar proses hukum dilakukan secara tuntas dan adil. Tidak diskriminatif, tidak tebang pilih.

Plate diduga terlibat peristiwa tindak pidana korupsi proyek pembangunan infrastruktur Base Transceiver Station (BTS) 4G 1, 2, 3, 4, 5. Belakangan muncul di media sosial dan WAG terkait beberapa nama yang disinyalir menerima uang haram dari aliran dana proyek BTS 4G tersebut. Dana korupsi mengalir ke 3 partai politik, nilainya tidak sedikit yakni senilai Rp 8 triliun.

Untuk diketahui, Kejagung juga telah menetapkan satu lagi tersangka baru dalam kasus dugaan korupsi penyediaan infrastruktur BTS 4G dan infrastruktur pendukung paket 1, 2, 3, 4, dan 5 BAKTI Kementerian Komunikasi dan Informatika Tahun 2020 sampai dengan 2022. Adapun tersangka terkait dengan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).

Satu persatu tudingan bermunculan. Senter di jagat maya beredar skema dan semacam mata rantai korupsi BTS menyebut elit politik di 3 partai politik besar yang ada di Indonesia. Sebagian menangkap bahwa hal itu hanyalah gosip politik murahan. Publik berharap Kejagung menuntaskan kasus ini.

 Membaca Johnny Plate And the Geng

Secara politik kasus yang menyeret Plate menguntungkan kelompok rivalnya partai NasDem. Tinggal bagaimana elit pimpinan NasDem mengemas prahara, musibah politik ini menjadi kekuatan. Karena bagaimanapun insiden ini akan membekas, dan memukul mundur NasDem yang selama ini memiliki citra anti mahar politik. Kalau membaca gestur politik Surya Paloh, Plate tak mungkin dijadikan tumbal.

Kemungkinan Surya menggunakan cara lain untuk mengevakuasi Plate dan NasDem agar tidak menjadi bulan-bulanan publik. Lihat saja berita soal dugaan keterlibatan beberapa elit partai politik dalam pusaran kasus ini. Tidak gampang memang membuat Surya Paloh kecut. Tentu NasDem juga punya kartu truf. NasDem tak mau mati sia-sia.

Jika ada korupsi berjamaah, maka para pelaku korupsinya harus juga mati berjamaah. Mereka harus sama-sama terseret ke penjara. Itu hitungan yang umum dan paling sederhana. Tentu NasDem punya cara pandang sendiri dalam menerima situasi yang mengguncang mereka saat ini. Sebagian publik juga berharap NasDem mendorong kasus ini agar dibuka secara terang-benderang.

Jangan dibiarkan Plate jadi tumbal dan mati konyol dalam karir politiknya. Begitupun bagi pihak yang bersimpati pada NasDem tak rela partai tersebut diobok-obok dengan tudingan sebagai partai penyokong atau penampung para koruptor. Cerita tentang Plate and the geng tak akan berakhir disini. Ada potensi kasus ini akan membesar, membongkar akar masalahnya dan menyeret mastermind dari kasus tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun