Mohon tunggu...
Bung Amas
Bung Amas Mohon Tunggu... Jurnalis - Literasi progresif

Pegiat Literasi dan penikmat buku politik

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Demokrasi Dispute, Ketidakseimbangan Baru Politik

26 Mei 2023   23:50 Diperbarui: 27 Mei 2023   00:05 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi rebutan kepentingan (Dok. Rakyat Sulsel.co)

 Cermin Indonesia Masa Depan

Indonesia masa depan wajib dipimpin mereka yang mendapat legitimasi penuh dari rakyat. Sosok yang memiliki trust. Mereka yang memiliki geneologi kepemimpinan. Pemimpin yang ketika berada dimanapun ia selalu menjadi titik temu. Penghubung, pemberi solusi, juru damai, dan membawa harapan.

Bukan pemimpin yang tanpa harapan ''hopeless''. Kemajuan negara sudah pada posisi ini, jangan dibuat menjadi mundur ke belakang lagi pembangunannya. Kehadiran pemimpin yang dapat menyatukan seluruh elemen rakyat itu sudah dapat dideteksi sejak dini. Alat ukurnya dengan membaca rekam jejak.

Sekarang satu persatu bakal calon Presiden, setidaknya sudah menguat 3 (tiga) nama. Yakni, Prabowo, Ganjar dan Anies. Dari mereka publik sudah harus dikenalkan secara jujur, tanpa hoax tentang siapa mereka sebenarnya. Apa prestasinya. Visi misi yang diperjuangkan.

Variabel yang rasional dan logis bisa menjadi sarana untuk membandingkan para bakal calon Presiden tersebut degan cara objektif. Hanya melalui cara itulah publik diajak untuk berfikir jernih, tanpa tendensi berlebih dan sentimen busuk untuk menilai pemimpin Indonesia mendatang. Lalu, silahkan bersikap.

Figur mana yang dirasanya cocok dan layak dipilih rakyat nantinya. Sebagai saran, jangan berani dan jangan mau memilih calon pemimpin karena diberi uang atau materi. Jangan pula mau memilih pemimpin karena faktor kebencian terhadap sosok tertentu. Memilih atas dasar hati nurani, itu yang lebih bijak.

Memilih karena uang akan berpotensi figur yang pilih nantinya melakukan perbuatan korupsi. Itu sama saja sejak dini kita memberi mereka beban. Mereka dibebani dengan urusan prgamatisme politik, ini menjadi fase yang membahayakan bagi politisi. Jangan rakyat menyandera pemimpin pada ruang sempit seperti itu.

 Mesin Politik dan Potensi Fragmentasi Sosial

Idealnya para elit partai politik mengencangkan mesin politik. Melalui pendekatan edukasi, mendewasakan dan mengajarkan masyarakat pemilih untuk berfikir lebih terbuka. Hentikan propaganda yang membuat tali persaudaraan sesama rakyat menjadi renggang. Bangun kesadaran rasional.

Eskalasi politik yang tinggi jelang Pemilu 2024 perlu dibarengi dengan kualitas dan bekal, atau modal pengetahuan rakyat tentang politik. Hal itu dapat dijadikan senjata, benteng pertahanan dalam melawan politik pecah belah. Politik yang membuat rakyat tercerabut dari nilai-nilai persatuan.

Tak menafikan ancaman dan potensi fragmentasi sosial akibat ketegangan politik yang tinggi di tengah masyarakat. Kehadiran kita paling tidak adalah menekan, mengkanalisasi, membuat rute baru agar perpecahan di tengah masyarakat ledakannya terkendalikan. Atau paling tidak, tak akan ada keterbelahan.

Telah menjadi tugas kita bersama untuk menciptakan situasi politik yang mempersatukan masyarakat. Membangun pikiran yang mengintegrasikan dari berbagai penjuru yang berbeda-beda itu untuk mau solid memilih pemimpinnya dengan komitmen memajukan Indonesia, tanpa ada sekat perpecahan. Pemimpin yang melahirkan equilibrium.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun