Benturan di tengah-tengah rakyat akan berkurang. Pemerintah juga akan ringan tugasnya, tidak dicurigai. Tak ada prasangka buruk yang dipertahankan rakyat untuk pemeritahnya, jika keadilan itu dijalankan. Kerap kali konflik sosial memicu kemarahan publik, karena mereka merasa belum diperlakukan adil.
Setelah rakyat mengenali 4 pilar benalu perusak demokrasi di atas, maka wajiblah rakyat mewaspadainya. Jangan tertipu. Hindarkan diri, tak boleh suka rela atau dibayar menjadi antek-anteknya. Sesungguhnya perilaku tersebut mengotori, memalukan, dan merendah demokrasi.
Melakukan itu sama saja kita ikut menghancurkan negara Indonesia yang kita cintai ini. Jauhkan diri dari bujukan, tekanan, atau paksaan mereka untuk bersama-sama dalam misi menggadaikan demokrasi. Bangunkan cara pandang positif. Pilih pemimpin karena dinilai amanah dan dapat dipercaya. Bukan pembual.
Akibat dari praktek demokrasi yang amburadul itu melahirkan korupsi. Langgengnya politik dinasti. Tersumbatnya kebebasan berdemokrasi. Ruang strategis di partai politik juga dikendalikan pemodal. Kelompok cerdas tercerahkan dijadikan pelengkap berdemokrasi. Demokrasi dibuat koma menuju ajal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H