Begitu pula dalam berita yang disadur dari Indotimur.com, Selasa, 31 Januari 2023. Membuat headline ''Berinvestasi di Halmahera Barat, Haji Robert: Saya Dukung James Uang Jadi Bupati''. Kemudian, sub judulnya ''Haji Robert: Mau Jadi Bupati Lagi Saya Dukung, Mau Jadi Gubernur Juga Saya Dukung''. Arah dukungan politiknya tersirat.
Inti beritanya kurang lebih sama seperti yang dimuat Tandaseru.com. Menariknya, Indotimur menyertakan respon James terkait dukungan Haji Robert dengan menyebutkan berterima kasih. ''Saya berterimakasih karena beliau sebagai salah satu pengusaha bidang pertambangan yang ada di Maluku Utara. Saya pikir itu sah-sah saja tidak ada yang mustahil bagi saya''.
Gayung bersambut, begitu terbaca kemauan seorang James Bupati Halbar yang tidak menolak atau minimal menghindari ''bujuk rayu'', tawaran Haji Robert sebagai pengusaha. Berarti dalam posisi seperti ini, maka dipastikan ada relasi kepetingan antara keduanya. Investasi dan konsesi politik.
Baik secara tersurat dan tersirat, keduanya menjelaskan posisi dukungan Haji Robert. Sebagai pengusaha tentu Haji Robert telah mengkalkulasi pernyataannya tersebut matang-matang. Sudah pasti karena MoU PT NHM dan pemerintah Halbar bisa saja sudah tuntas diteken.
 Pertambangan dan Kesejahteraan Rakyat
Tidak ada jaminannya jika PT. NHM masuk Halbar lantas penduduk Halbar menjadi sejahtera. Paling diutungkan disini ialah pemerintah daerah, kelompok kepentingan serta pihak pengusaha pertambangan dalam hal ini PT NHM. Kamuflase kalau pengusaha bicara kesejahteraan rakyat.
Pasti tidak sebanding antara kekayaan alam yang mereka keruk dengan distribusi kesejahteraan untuk rakyat. Tapi, resikonya karena kerusakan hutan dan ekosistem tanah yang telah dieksploitasi tersebut akan sangat mengganggu masa depan generasi Halbar di masa yang akan datang. Bersiaplah kita menderita.
Selaku anak Halmahera Barat, saya risau, sekaligus risih. Saya tegas menolak NHM masuk beroperasi di Halbar. Kerusakan sistematik akan terjadi, mungkin belum dirasakan rakyat disaat NHM beroperasi. Namun, setelahnya 10, 20, 30 tahun kedepannya. Generasi kita akan menderita.
Kerusakan lingkungan mengganggu ekosistem membuat punah fauna. Akan hilangnya sumber air, udara, dan tanah yang masih alami. Semua akan tercemar. Kerusakan hutan makin cepat terjadi. Dampak negatif pertambangan menghasilkan pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran lanskap.
Hilangnya keanekaragaman hayati. Dan kita memerlukan waktu yang lama untuk memulihkan itu. Setelah hutan kita digunduli, isi buminya dikeruk. Terdapat lubang-lubang besar yang menyebabkan terjadinya kubangan air dengan kandungan asam yang sangat tinggi.
Kegiatan pertambangan sudah tentu merusak lingkungan. Dampak berikutnya, akan berubahnya struktur muka bumi, keselamatan rakyat menjadi terancam. Bahkan pencemaran lingkungan akan merembet ke laut. Air laut menjadi rusak. Penghasilan rakyat disektor perikanan akan sangat terganggu.