Mohon tunggu...
Bung Amas
Bung Amas Mohon Tunggu... Jurnalis - Literasi progresif

Pegiat Literasi dan penikmat buku politik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sirkulasi Kepemimpinan, Halbar Butuh Pemimpin Tegas Bukan Boneka Pemodal

13 Januari 2023   13:22 Diperbarui: 13 Januari 2023   14:10 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


ADA
beberapa figur yang telah terdengar siap bertarung dan diusung warga Kabupatena Halmahera Barat Provinsi Maluku Utara. Mereka diantaranya, James Uang, Muhammad Syukur Mandar, Irine Yusiana Roba Putri, dan Danny Missy. Mereka dianggap layak maju sebagai calon Bupati Halmahera Barat (Halbar).

Tahun Pemilu 2024, di dalamnya ada Pemilihan Kepala Daerah, 27 November 2024. Beberapa nama yang diusung masyarakat tentu punya modal sosial. Telah dianggap pantas untuk muncul di pentas politik lokal. Dari mereka yang akan bersaing kelak, akan ada yang menjadi Bupati Halmahera Barat.

Pemimpin yang tidak sekedar populer, melainkan populis. Mereka hidup bersama publik, seperti demikian yang diharapkan. Masyarakat disatu sisi harus selektif, jangan memilih karena diberi uang atau paket bantuan. Karena bagaimanapun kemacetan, kelambatan pembangunan daerah juga sudah dirasakan masyarakat. Penyebabnya karena masyarakat sendiri yang salah pilih.

Itu artinya, pengalaman buruk tentang salah memilih jangan sampai terjadi lagi dalam momentum politik yang akan datang. Pilih pemimpin yang mumpuni. Pemimpin yang amanah, bukan pemimpin pelupa. Setelah menebar janji politik, tapi ia sendiri lupa menjalankannya. Cari pemimpin yang takut pada masyarakat.

Bukan pemimpin yang takut pada investor politik.Takut kepada pemodal, yang menyebabkan pemimpin tersebut kehilangan kemerdekaan, independensi, dan kebebasannya saat memimpin Halmahera Barat berikutnya. Pemimpin yang cinta masyarakat, tulus, tanpa pilih kasih. Berhenti memimilih pemimpin yang penuh tipu muslihan.

Pemimpin pembohong, pemimpin ingkar janji tak layak dipilih. Tantangan bagi petahana James Uang sekarang ialah akankah bisa mengikuti, meniru keberhasilan Nomto Hui Roba sebagai Bupati Halmahera Barat 2 periode?. Jawabannya semua tergantung evaluasi publik. Jika masyarakat Halmahera Barat merasa JU, begitu James akrab disapa itu berhasil. Maka, akan dipilih kembali.

Bila dianggap berhasil karena investasi pembangunan, keberhasilannya membangun Halmahera Barat saat ini, pasti dipilih kembali. Inilah gambar besar ujuan bagi politisi yang statusnya sebagai petahanan (incumbent). Peluang dan kelemahan bagi politisi non-petahana juga tentu ada. Sisi yang paling mudah ditelisik atau dipotret adalah kinerja pengabdiannya sebagai Kepala Daerah belum ada.  

Masyarakat harus diajak menjaga tatanan demokrasi agar tetap terbebas dari politik kebencian. Politik yang motivasinya memecah-belah keutuhan, kekompakan masyarakat. Jangan sampai adanya pembelahan, baik dari pemerintah, elit politik, politisi, ataupun kelompok kepentingan tertentu. Yang membuat masyarakat bertikai, konflik sosial tercipta.

Idealnya pemerintah daerah di Halmahera Barat ke depan harus lebih efektif memacu pembangunan. Harus terarah, karena pola dan ekosistem pembangunan dari periode ke periode sejatinya mengalami kemajuan. Begitulah konsep pembangunan berkelanjutan. Tidak boleh roda pembangunan berhenti. Tidak boleh jalan di tempat, apalagi mengalami kemunduran.

Kemudian, kunci dari pembangunan Kabupaten Halmahera Barat itu berada pada kekuatan leadership ''kepemimpinan''. Jangan sampai proses demokrasi mendatang melahirkan kepemimpinan yang hidup segan mati tak mau. Pemimpin yang tidak punya prinsip dan ciri khas kepemimpinan. Tidak tegas. Tidak mumpuni, jauh dari harapan.

Pemimpin yang memiliki ide berkelimpahan. Selain kaya wawasan, ia juga harus kaya pengalaman. Dari beberapa dimensi kepemimpinan harus melekat kepadanya. Yaitu terikat pada tujuan. Memegang tehuh amanah, tidak sombong. Lalu disiplin, konsisten, konsekuen. Kemudian, memberi contoh teladan ''legacy''.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun