Â
                 //////
Ketika sesampainya dirumah kita hendak beristiarahat namun ada kabar buruk dari rumah sakit. Mereka mengabarkan bahwa nyawa abah sudah tidak tertolong lagi. Abah berpulang duluan meninggalkan Enin dan kami semua. Abah divonis terkena penyakit paru-paru. Beliau menghempaskan napas terakhir di rumah sakit Siloam Purwakarta. Tak kusangka itu adalah percakapan singkat terakhirku dengan Abah.
Â
                  //////
Â
Hari hari berlalu, rasanya pasti sulit bgi enin karena ditingal belahan jiwanya. Berat menjalani hari, semuanya terasa hambar dan sepi. Meskipun kami semua sudah brusha mnhibur enin namu tetap saja tidak ada yg bisa mengagantikan posisi Abah dalam hidupnya. Semenjak itu, kesehatan Enin menurun , semangat Enin sedikit demi sedikit berkurang. Enin jadi sering sakit sakitan dan bulak balik masuk RS, Enin mnegidap penyakit kanker payudara dah gula darah. Enin sudah mengalaminya beberapa tahun.
Segala macam pengobatan sudah enin coba. Dimulai dari terapi kemo, akupuntur dan pengobatan tradisional lainnya. Itu pengobatan bukan untuk penyakit kankernya karena penyakit kanker itu sampai saat ini belum ditemukan obatnya jadi sebelah payudara Enin harus dibuang sel kankernya dan diangkat karena sudah stadium 4. Pengobatan yang Enin jalani itu untuk penyakit gula darahnya. Sempat tidak bisa berjalan dan lemas tak berdaya.
 Ini bukan Enin yang aku kenal. Kemana Enin yang dulu selalu cerewet dan ceria?Â
               *******
Malam hari ketika aku sedang sibuk belajar untuk Ujian Nasional di sekolah. Mama dan anak Enin yang lainnya berkumpul dikamar Enin. Enin lemas tak berdaya dan mereka semua berencana untuk membawa Enin kerumah sakit. Aku mengintip ke kamar dan melihat Enin sudah tak berdaya dan mengucapkan beberapa kalimat untuk mengingat Allah. "Ya allah Enin kenapa, cepet sembuh in Enin Ya Allah. Bunga kangen Enin yang dulu." ucapku dalam hati lalu kembali untuk belajar.Â