Mohon tunggu...
bunga kambodja
bunga kambodja Mohon Tunggu... -

just another anak bangsa yang easy going..

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hahahaha.. ternyata orang Islam itu taqiyya !? (1)

29 Agustus 2011   10:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:23 5491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sudah lama juga tidak pernah mampir ke kompasiana, jadi agak bingung juga dengan tampilannya sekarang. Rasanya kok ada yang kurang ya.. sekarang sepertinya gak ada list komentar terakhir orang lain di homepage kompasianer.. jadi gak bisa ikutin perkembangan terakhir di homepage yang bersangkutan..

Setelah baca sana baca sini ternyata saya sudah tertinggal banyak hal diantaranya soal rubrik agama yang hilang ;)

Kali ini saya ingin mencoba sharing mengenai taqiyya yang ternyata saya baru sadar sudah lama menjadi isu yang ramai dibicarakan di internet.

Dan ternyata saya punya hutang untuk menjelaskan soal taqiyya ini ke sahabat Ivan Kosasih :)

Awalnya, dari tulisan saya yang terakhir Muslim kah Ibrahim dan Isa ? (Untuk Sahabat Rafael Naftali).

Sahabat Ivan Kosasih menulis komentar :

5 November 2010 19:52:44
BTW, ada orang muslim yang mengaku sebagai Kristen unitarian dan menjelek-jelekan Kristen, yang ia tidak paham maknanya.
Yang saya prihatin, sepengetahuan saya, adalah adanya ayat Alquran yang memperbolehkan seorang muslim melakukan segala cara untuk memenangkan perang dengan non-muslim. Bagaimana pendapat Mbak Bunga mengenai hal ini?


Terus terang saat itu saya tidak mengetahui ayat Al Qur'an yang difahami seperti itu oleh sahabat Ivan Kosasih. Mengingat takut akan melebar dan menjauh dari tema postingan saya tersebut, maka saya respon dengan saran untuk membuat tulisan khusus mengenai hal itu.

Tapi sahabat Rafael Naftali menambahkan :

5 November 2010 21:09:10
Bunga,
Apa kalau ada yang membuat tulisan seperti itu Kompasiana tidak akan terbakar?


Wah masalahnya kelihatan sangat serius..

Lalu sahabat Ivan Kosasih melengkapi nya :

6 November 2010 08:35:13
@Bunga, memang demikian halnya.
Tolong dibaca at-Taubah, dari awalnya saja (sepemahamanku) ayat-ayat itu memberi celah bagi kaum muslim untuk tidak menepati janji dengan non-muslim dengan alasan kaum muslim adalah kaum musyrik.
Saya sebenarnya tidak ingin terlalu mencampuri urusan agama orang lain karena agama adalah sesuatu yang personal. Akan tetapi melihat perkembangan yang ada, saya terpaksa menanggapi.
Salam kompasiana.


Nah, kemudian saya sempatkan untuk mempelajari masalah taqiyya ini. Terus terang, yang pertamakali saya cari adalah ayat Al Qur'an yang mengandung kata-kata taqiyya. Sahabat Ivan menyebutkan At Taubah, maka saya coba cari di ayat berapakah yang mengandung kata taqiyya.

Tapi terus terang saya masih belum ketemu di ayat manakah di surah At Taubah ada terkandung kata taqiyya dan artinya menurut sahabat Ivan dapat "memberi celah bagi kaum muslim untuk tidak menepati janji dengan non-muslim dengan alasan kaum muslim adalah kaum musyrik."

Saya sudah membaca berbagai postingan termasuk dari teman-teman yang tidak memahami ajaran Islam, tapi kok tidak ada yang jelas dan mendalam membahas maksud ayat-ayat di Al Qur'an yang mereka jadikan dasar bahwa Islam mengajarkan taqiyya..

O ya sementara ini taqiyya sering difahami oleh teman-teman kita yang belum mengerti Islam sebagai berbohong sehingga seperti saudara Ivan katakan, dapat membuka peluang bagi orang Islam untuk ingkar janji

Kalau ada sahabat kompasiana yang bisa memberitahu saya, ayat-ayat Al Qur'an yang dimaksud, saya akan sangat berterimakasih..

Sambil menunggu, mari kita pahami taqiyya berdasarkan wikipedia :

Taqiyya(alternate spellingstaqiya,taqiyah,tuqyah), meaningreligiousdissimulation,[1]is a practice emphasized inShi'a Islamwhereby adherents may conceal their religion when they are under threat,persecution, or compulsion.[2]This means a legal dispensation whereby a believing individual can deny his faith or commit otherwise illegal or blasphemous acts while they are under those risks.[3]

Taqiyya was developed to protect Shi'ites who were usually in minority and under pressure. In Shia' view taqiyya is lawful in situations where there is overwhelming danger of loss of life or property and where no danger to religion would occur thereby.[1]

The majority Sunni Muslims rarely found it necessary to hide their beliefs. However, there are examples of practicing Taqiyya among Sunnis where it was necessary.[4]In the Sunni view, denying your faith under duress is "only at most permitted and not under all circumstances obligatory".[5]


Kesimpulan awal yang saya bisa ambil dari penjelasan diatas adalah bahwa pemahaman Taqiyya itu ada di kalangan muslim syiah. Pemahaman taqiyya bukan pemahaman yang dianut oleh muslim sunni walaupun ada sebagian muslim sunni yang mempraktekkannya. Selain itu taqiyya hanya bisa dilakukan dalam kondisi tertentu saja alias bukan sesuatu yang diwajibkan / diharuskan untuk semua kondisi.

Artinya, taqiyya itu TIDAK DIMAKSUDKAN UNTUK HARUS DILAKSANAKAN APALAGI SETIAP SAAT !

Di wiki tersebut, disinggung juga surah An Nahl ayat 106 yang artinya:

Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar.


Pada ayat tersebut, ada kalimat "kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman". maksudnya Allah tidak akan menghukum mereka yang mengaku tidak beriman kepada Allah SWT di level perkataan asalkan dihatinya dia tetap beriman kepada Allah SWT.

Kondisi tersebut bisa terjadi hanya dalam keadaan darurat, misal tidak berdaya dibawah tekanan orang lain yang menginginkan kita untuk tidak beriman kepada Allah SWT.

Pertanyaannya adalah, kalaupun itu diartikan sebagai sikap berbohong, lalu apa kesalahannya ? apa buruknya ? apa dampak negatifnya bagi hubungan antar manusia yang berbeda keimanan ?

Sementara itu dulu, nanti akan saya lanjutkan..

Salam Kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun