[caption id="attachment_205239" align="alignleft" width="300" caption="(sumber: google.com)"][/caption] Selama ini kita di Indonesia yang beragama Islam atau Kristiani sering merujuk pada kitab suci masing-masing tentang Israel. Tetapi apa yang dikatakan oleh Talmud tentang umat Yahudi dan negara bernama Israel ? Menarik kan ? Menurut wikipedia, Talmud (bahasa Ibrani: תלמוד) adalah catatan tentang diskusi para rabi yang berkaitan dengan hukum Yahudi, etika, kebiasaan dan sejarah. Talmud mempunyai dua komponen: Mishnah, yang merupakan kumpulan Hukum Lisan Yudaisme pertama yang ditulis; dan Gemara, diskusi mengenai Mishnah dan tulisan-tulisan yang terkait dengan Tannaim yang sering membahas topik-topik lain dan secara luas menguraikan Tanakh. Istilah Talmud dan Gemara seringkali digunakan bergantian. Gemara adalah dasar dari semua aturan dari hukum rabinik dan banyak dikutip dalam literatur rabinik yang lain. Keseluruhan Talmud biasanya juga dirujuk sebagai (singkatan bahasa Ibrani untuk shishah sedarim, atau "enam tatanan" Mishnah). Saya menemukan suatu link yang menarik yang mengkaitkan Talmud dengan keberadaan negara Israel dan posisi orang Yahudi yang berada di luar Israel di www.jewsagainstzionism.com yang saya kutip dibawah. Mohon maaf jika terjemahannya buruk.
THREE STRONG OATHS The true Jewish position on Zionism and the state called Israel is found in the Scriptures in the Talmud and in the oral traditions transmitted to us by our parents and teachers.Posisi Yahudi yang benar terhadap zionisme dan negara yang disebut Israel dapat ditemukan di dalam Alkitab dalam Talmud dan dalam tradisi lisan yang diturunkan kepada kami oleh orang tua dan guru kami. At the outset of the Jews' exile to Babylonia, the Prophet Jeremiah, in chapter 29 of his book proclaimed G-d's message to all the exiled…Verse seven reads, "Seek out the welfare of the city to which I have exiled you and pray for it to the Almighty, for through its welfare will you have welfare." This has been a cornerstone of Jewish "foreign policy" how to behave in the lands of the nations throughout our ensuing exiles till this very day.
Pada awal  pembuangan Yahudi ke Babel, Nabi Yeremia, dalam bab 29 dari bukunya menyatakan pesan Tuhan untuk semua yang dalam pembuangan/pengasingan...
Ayat tujuh berbunyi, "Carilah kesejahteraan ke kota dimana Saya telah mengasingkan kamu dan berdoalah bagi kota itu kepada Yang Maha Kuasa, karena melalui kesejahteraan kota itu Anda akan memiliki kesejahteraan."
Hal ini telah menjadi dasar "kebijakan luar negeri" umat Yahudi tentang bagaimana berperilaku di seluruh negeri tempat pengasingan kami berikutnya sampai hari ini. There Jeremiah adds in the name of G-d (verses 8 and 9), "Do not let your false prophets among you and your sorcerers seduce you, do not head your dreamers which you cause them to dream. For they speak falsely to you in My name. I did not send them." This too has applied to all the would-be misleaders of Jewry whether they presented themselves as prophets or as sorcerers or as dreamers of national aspirations.
Ada penambahan Yeremia dalam nama Tuhan (ayat 8 dan 9), "Jangan biarkan nabi-nabi palsu di antara kamu dan ahli-ahli sihir menggoda kamu, jangan biarkan para pemimpi menyebabkan mereka untuk bermimpi. Karena mereka berbicara dusta kepada kamu dalam nama Saya. Aku tidak mengutus mereka."
Hal ini juga telah digunakan/diterapkan kepada semua semua calon pemimpin yang salah dari golongan Yahudi entah mereka menganggap dirinya sebagai nabi atau ahli sihir atau pemimpi suatu aspirasi nasional. King Solomon in Song of Songs thrice adjured the "daughters of Jerusalem" not to arouse or bestir the love until it is ready." The Talmud explains That we have been foresworn, by three strong oaths, not to ascend to the Holy Land as a group using force, not to rebel against the governments of countries in which we live, and not by our sins, to prolong the coming of moshiach; as is written in Tractate Kesubos 111a .
Raja Salomo dalam Kidung Agung bersumpah tiga kali bahwa "daughters of Jerusalem" tidak akan bangkit atau membangkitkan cinta sampai semuanya siap."
Talmud menjelaskan bahwa kita telah disumpah, oleh tiga sumpah yang kuat, bukan untuk menguasai tanah suci sebagai suatu kelompok yang menggunakan kekuatan, tidak untuk memberontak melawan pemerintah negara-negara di mana kita hidup, dan bukan melalui dosa-dosa kita, untuk memperlama kedatangan mesias seperti yang ditulis dalam Traktar Kesubos 111a. Throughout the seventy years of the Babylonian exile, throughout the 200 years of the Hellenic exile and throughout the 1917 since the destruction of G-d's Holy House, we have steadfastly maintained our loyalty to G-d and have not transgressed His oaths. And we have prayed for the welfare of the cities and the countries of our host nations that did not oppress us, and in their welfare we indeed always found ours.
Selama tujuh puluh tahun masa pembuangan di Babilonia, sepanjang 200 tahun pengasingan Hellenic dan sepanjang 1917 sejak penghancuran Rumah Kudus Tuhan, kami tetap mempertahankan loyalitas kami kepada Tuhan dan tidak melanggar sumpah-Nya.Dan kami telah berdoa untuk kesejahteraan kota-kota dan negara-negara tuan rumah kami yang tidak menindas kami, dan didalam kesejahteraan mereka kami memang selalu menemukan bagian kami. Whoever violates Jeremiah's principles or Solomon's oaths immediately imperils the welfare of Jews locally and elsewhere in the world.
Siapa pun yang melanggar prinsip-prinsip Yeremia's sumpah atau sumpah Salomo segera membahayakan kesejahteraan orang Yahudi lokal dan di tempat lain di dunia.