Mohon tunggu...
bunga kambodja
bunga kambodja Mohon Tunggu... -

just another anak bangsa yang easy going..

Selanjutnya

Tutup

Politik

[2] Belajar Dari Kesalahan Amerika Serikat Dalam Masalah Israel-Palestina : Integritas dan Independensi

24 Juni 2010   07:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:19 756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mantan Asisten Divisi Kriminal Jaksa Agung, di Departemen Kehakiman, sekarang kepala Keamanan Dalam Negeri. Richard Perle One of Bush's foreign policy advisors, he is the chairman of the Pentagon's Defense Policy Board. A very likely Israeli government agent, Perle was expelled from Senator Henry Jackson's office in the 1970's after the National Security Agency (NSA) caught him passing Highly-Classified (National Security) documents to the Israeli Embassy. He later worked for the Israeli weapons firm, Soltam. Perle came from one the above mentioned pro-Israel thinktanks, the AEI. Perle is one of the leading pro-Israeli fanatics leading this Iraq war mongering within the administration and now in the media.

Salah satu penasihat kebijakan luar negeri Bush, dia adalah ketua Dewan Kebijakan Pertahanan Pentagon.Sangat mungkin seorang agen pemerintah Israel, Perle diusir dari kantor Senator Henry Jackson di tahun 1970-an setelah National Security Agency (NSA) menangkapnya memberikan dokumen sangat ahasia ke Kedutaan Besar Israel. Dia kemudian bekerja di perusahaan senjata Israel, Soltam.Perle datang dari salah satu thinktanks pro-Israel yang disebutkan di atas, AEI.Perle adalah salah satu fanatik pro-Israel terkemuka yang menyebabkan perang Irak  didalam pemerintahan dan sekarang melalui media. Paul Wolfowitz [caption id="attachment_176092" align="alignright" width="129" caption="(viewzone.com/ dualcitizen.html)"][/caption] Former Deputy Defense Secretary, and member of Perle's Defense Policy Board, in the Pentagon. Wolfowitz is a close associate of Perle, and reportedly has close ties to the Israeli military. His sister lives in Israel. Wolfowitz came from the above mentioned Jewish thinktank, JINSA. Wolfowitz was the number two leader within the administration behind this Iraq war mongering. He later was appointed head of the World Bank but resigned under pressure from World Bank members over a scandal involving his misuse of power.

Mantan Deputi Sekretaris Pertahanan, dan anggota Dewan Kebijakan Pertahanan Perle di Pentagon.Wolfowitz adalah kolega dekat Perle, dan dilaporkan memiliki hubungan dekat dengan militer Israel.Adiknya tinggal di Israel.Wolfowitz datang dari thinktank Yahudi tersebut di atas, JINSA.Wolfowitz adalah pemimpin nomor dua dalam pemerintahan di balik perang Irak.Ia kemudian diangkat menjadi kepala Bank Dunia namun mengundurkan diri karena tekanan dari anggota Bank Dunia atas skandal yang melibatkan penyalahgunaan kekuasaannya.

Lawrence (Larry) Franklin The former Defense Intelligence Agency analyst with expertise in Iranian policy issues who worked in the office of Undersecretary of Defense for Policy Douglas Feith and reported directly to Feith's deputy, William Luti, was sentenced January 20, 2006, "to more than 12 years in prison for giving classified information to an Israeli diplomat" and members of the pro-Israel lobbying groupAmerican Israel Public Affairs Committee (AIPAC).

Mantan analis Badan Intelijen Pertahanan dengan keahlian dalam masalah-masalah kebijakan Iran yang bekerja di kantor Wakil Pertahanan untuk Kebijakan Douglas Feith dan melaporkan secara langsung ke deputi Feith, William Luti, dijatuhi hukuman 20 Januari 2006, "lebih dari 12 tahun penjara karena memberikan informasi rahasia kepada seorang diplomat Israel " dan dia anggota kelompok lobi pro- Israel American Israel Public Affairs Committee (AIPAC). Franklin will "remain free while the government continues with the wider case" and his "prison time could be sharply reduced in return for his help in prosecuting" former AIPAC members Steven J. Rosen and Keith Weissman, [who] are scheduled to go on trial in April [2006]. Franklin admitted that he met periodically with Rosen and Weissman between 2002 and 2004 and discussed classified information, including information about potential attacks on U.S. troops in Iraq. Rosen and Weissman would later share what they learned with reporters and Israeli officials." (source:sourcewatch.com).

Franklin akan "tetap bebas sementara pemerintah terus kasus yang lebih luas" dan waktunya penjara "bisa tajam dikurangi dengan imbalan bantuan dalam menuntut" mantan anggota AIPAC Steven J. Rosen dan Keith Weissman, [yang] dijadwalkan untuk melanjutkan persidangan pada bulan April [2006].Franklin mengakui bahwa ia bertemu secara berkala dengan Rosen dan Weissman antara 2002 dan 2004 dan membahas informasi rahasia, termasuk informasi tentang potensi serangan terhadap pasukan Amerika di Irak.Rosen dan Weissman kemudian akan berbagi apa yang mereka pelajari dengan wartawan dan para pejabat Israel (. "Sumber:sourcewatch.com). Douglas Feith Under Secretary of Defense and Policy Advisor at the Pentagon. He is a close associate of Perle and served as his Special Counsel. Like Perle and the others, Feith is a pro-Israel extremist, who has advocated anti-Arab policies in the past. He is closely associated with the extremist group, the Zionist Organization of America, which even attacks Jews that don't agree with its extremist views. Feith frequently speaks at ZOA conferences. Feith runs a small law firm, Feith and Zell, which only has one International office, in Israel. The majority of their legal work is representing Israeli interests. His firm's own website stated, prior to his appointment, that Feith "represents Israeli Armaments Manufacturer." Feith basically represents the Israeli War Machine. Feith also came from the Jewish thinktank JINSA. Feith, like Perle and Wolfowitz, are campaigning hard for this Israeli proxy war against Iraq.

Wakil Menteri Pertahanan dan Penasihat Kebijakan di Pentagon.Dia adalah kolega dekat Perle dan menjabat sebagai Penasehat Khususnya.Seperti Perle dan lainnya, Feith adalah ekstremis pro-Israel, yang telah menganjurkan kebijakan anti-Arab di masa lalu.Beliau memiliki hubungan erat dengan kelompok ekstremis, Organisasi Zionis Amerika, yang bahkan menyerang orang Yahudi yang tidak setuju dengan pandangan ekstremis nya.Feith sering berbicara di konferensi ZOA.Feith menjalankan sebuah firma hukum kecil, Feith dan Zell, yang hanya memiliki satu kantor Internasional, di Israel.Mayoritas pekerjaan hukum mereka adalah mewakili kepentingan Israel.situs web perusahaan nya menyatakan bahwa, sebelum diangkat, Feith "mewakili Produsen Peralatan Perang Israel."Feith pada dasarnya merupakan Mesin Perang Israel.Feith juga datang dari thinktank Yahudi JINSA .Feith, seperti Perle dan Wolfowitz, yang berkampanye keras untuk perang terhadap Irak. Feith was investigated by the FBI under suspicion of leaking classified information to Israel, being that he was Larry Franklin's boss when Franklin leaked those documents to Rosen and Weissman of AIPAC. For that he was forced to leave the National Security Council. Feith was also investigated by the Senate Intelligence Committee for sexing up 'intelligence' that was used to justify invading Iraq.

Feith diselidiki oleh FBI karena dicurigai membocorkan informasi rahasia ke Israel, dia adalah bos Larry Franklin ketika Franklin membocorkan dokumen-dokumen ke Rosen dan Weissman dari AIPAC.Untuk itu dia dipaksa untuk meninggalkan Dewan Keamanan Nasional. Feith juga diselidiki oleh Komite Intelijen Senat karena mengemas data 'intelijen' yang digunakan untuk membenarkan invasi Irak. Edward Luttwak Member of the National Security Study Group of the Department of Defence at the Pentagon. Luttwak is reportedly an Israeli citizen and has taught in Israel. He frequently writes for Israeli and pro-Israeli newspapers and journals. Luttwak is an Israeli extremist whose main theme in many of his articles is the necessity of the U.S. waging war against Iraq and Iran.

Anggota Kelompok Studi Keamanan Nasional Departemen Pertahanan di Pentagon.Luttwak dilaporkan sebagai warga negara Israel dan pernah mengajar di Israel.Ia sering menulis untuk surat kabar dan jurnal pro-Israel.Luttwak adalah ekstrimis Israel yang utama dimana dibanyak tema artikelnya itu menyatakan perlunya AS melancarkan perang terhadap Irak dan Iran. Henry Kissinger One of many Pentagon Advisors, Kissinger sits on the Pentagon's Defense Policy Board under Perle. For detailed information about Kissinger's evil past, read Seymour Hersch's book (Price of Power: Kissinger in the Nixon White House). Kissinger likely had a part in the Watergate crimes, Southeast Asia mass murders (Vietnam, Cambodia, Laos), Installing Chilean mass murdering dictator Pinochet, Operation Condor's mass killings in South America, and more recently served as Serbia's Ex-Dictator Slobodan Milosevic's Advisor. He consistently advocated going to war against Iraq. Kissinger is the Ariel Sharon of the U.S. Unfortunately, President Bush nominated Kissinger as chairman of the September 11 investigating commission. It's like picking a bank robber to investigate a fraud scandal. He later declined this job under enormous protests.

Salah satu dari banyak Penasehat Pentagon, Kissinger duduk di Dewan Kebijakan Pertahanan Pentagon di bawah Perle.Untuk informasi rinci tentang masa lalu Kissinger yang jahat, baca buku Seymour Hersch berjudul (Harga Power: Kissinger dalam Gedung Putih era Nixon). Kissinger mungkin ikut berperan dalam kejahatan Watergate, pembunuhan massal Asia Tenggara (Vietnam, Kamboja, Laos), Menggerakkan massa Chili untuk membunuh diktator Pinochet, Operasi pembunuhan massal Burung Kondor di Amerika Selatan, dan paling terakhir menjabat sebagai Penasihat Ex-Dictator Slobodan Milosevic Serbia.Dia secara konsisten menganjurkan perang melawan Irak.Kissinger adalah Ariel Sharon dari US. Sayangnya, Presiden Bush menominasikan Kissinger sebagai ketua komisi yang menyelidiki 11 September.Ini seperti memilih seorang perampok bank untuk menyelidiki skandal penipuan.Dia kemudian menolak proyek ini karena adanya protes besar-besaran. Dov Zakheim Dov Zakheim is an ordained rabbi and reportedly holds Israeli citizenship. Zakheim attended Jew's College in London and became an ordained Orthodox Jewish Rabbi in 1973. He was adjunct professor at New York's Jewish Yeshiva University. Zakheim is close to the Israeli lobby.

Dov Zakheim adalah rabi yang ditahbiskan dan dilaporkan memegang kewarganegaraan Israel. Zakheim kuliah di Yahudi's College London dan menjadi Rabbi Yahudi Ortodoks yang  ditahbiskan pada tahun 1973.Dia dosen di Uniersitas Yeshiva New York Yeshiva.Zakheim dekat dengan lobi Israel. Dov Zakheim is also a member of the Council on Foreign Relations and in 2000 a co-author of the Project for the New American Century's position paper, Rebuilding America's Defenses, advocating the necessity for a Pearl-Harbor-like incident to mobilize the country into war with its enemies, mostly Middle Eastern Muslim nations.

Dov Zakheim juga anggota Dewan Hubungan Luar Negeri dan pada tahun 2000 menjadi salah seorang penulis dari Proyek penulisan dokumen yang menjelaskan posisi (position paper) New American Century, Membangun kembali Pertahanan Amerika, mengadvokasi pentingnya insiden seperti  Pearl-Harbor untuk memobilisasi negara kedalam perang dengan musuh-musuhnya, yang sebagian besar adalah negara-negara Muslim Timur Tengah. He was appointed by Bush as Pentagon Comptroller from May 4, 2001 to March 10, 2004. At that time he was unable to explain the disappearance of $1 trillion dollars. Actually, nearly three years earlier, Donald Rumsfeld announced on September 10, 2001 that an audit discovered $2.3 trillion was also missing from the Pentagon books. That story, as mentioned, was buried under 9-11's rubble. The two sums disappeared on Zakheim's watch. We can only guess where that cash went.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun