Mohon tunggu...
bunga kambodja
bunga kambodja Mohon Tunggu... -

just another anak bangsa yang easy going..

Selanjutnya

Tutup

Politik

[1] Belajar Dari Kesalahan Amerika Serikat Dalam Masalah Israel-Palestina : Integritas dan Independensi

24 Juni 2010   08:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:19 802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_176206" align="aligncenter" width="300" caption="(viewzone.com/ dualcitizen.html)"][/caption] Amerika Serikat bisa melakukan kesalahan juga ? Ya begitulah yang saya dapat simpulkan dari suatu tulisan yang akan saya kutip dibawah ini.

PEMBERITAHUAN: MOHON MAAF TADI TULISAN INI SEMPAT TERHAPUS SECARA TIDAK SENGAJA. MOHON MAAF UNTUK PARA KOMPASIANER YAG SUDAH TERLANJUR POSTING KOMENTAR. KALAU TIDAK KEBERATAN, SILAHKAN POSTING ULANG

Sebelumnya, saya ajak Anda untuk memulainya dari komentar kedua sahabat Velocity Dust terhadap reportase saya berjudul “Ini Dia, Perang Email Antara Israel dengan Asosiasi Wartawan PBB !“, yang mengatakan bahwa :

3.Keamanan Nasional Israel merupakan bagian dari Keamanan Nasional AS, artinya hak bela diri Israel juga menjadi penting bagi AS, hal ini saya benarkan karena dalam kebijakan politik luar negeri AS, Israel menempati konsentris pertama dan memiliki konsekuensi tersendiri, hanya karena hal itulah maka keamanan nasional Israel menjadi penting, kenapa Israel menjadi konsentris pertama? itu urusan dapur mereka.

Atas komentar tersebut, saya menanggapinya sebagai berikut:

3. Menurut saya, justru hal yang menarik untuk dianalisis adalah ‘urusan dapur’ yang seperti apa yang menyebabkan AS sampai sebegitu amat mbelain Israel bahkan untuk masalah yang secara kemanusiaan sudah tidak pantas dibela.

Dan ternyata saya mendapatkan kemujuran luar biasa karena mendapatkan link tulisan yang sedikit banyak bisa menjawab mengapa Amerika Serikat begitu dekat dengan Israel. Dan Eden menulis suatu artikel untuk viewzone magazine dengan judul Dual Citizenship — Loyal to Whom ? yang saya terjemahkan secara bebas menjadi Berkewarganegaraan Dua — Loyal Kepada Yang Mana ? Inti tulisannya adalah bahwa terdapat beberapa orang yahudi Amerika yang memiliki 2 kewarganegaraan, yaitu Israel dan Amerika, yang bekerja sebagai pegawai pemerintah Amerika Serikat dan sebagian diantaranya mengisi posisi yang penting dan strategis. Tentu saja adalah sesuatu yang wajar jika muncul pertanyaan tentang ke negara manakah loyalitas mereka akan diberikan ? Pastinya kita tidak bisa memukul rata bahwa semua orang yahudi Amerika yang memiliki 2 kewarganegaraan Israel dan Amerika Serikat pasti akan selalu loyal kepada Israel, bukan ? Itu tergantung preferensi pribadi masing-masing. Dan kita tidak akan pernah tahu hal-hal yang bersifat pribadi seperti itu. Tetapi, sebagai suatu sistem yang sangat besar dan kompleks, negara Amerika Serikat sudah seharusnya memperhatikan betapa sulitnya untuk memastikan integritas setiap orang yang memiliki kewarganegaraan lebih dari satu. Apalagi kalau yang bersangkutan bekerja sebagai pegawai pemerintahan dan menduduki posisi-posisi penting dan strategis. Integritas itu sangat personal. Tergantung pribadinya masing-masing. Namun secara sistem, harus diterapkan kebijakan untuk menghindari potensi risiko tidak integritasnya orang Amerika yang berkewarganegaraan lebih dari satu jika bekerja sebagai pegawai pemerintah dan posisi kenegaraan lainnya. Lalu bagaimana caranya ? Pendekatan formal yang bersifat preventif dan dapat diimplementasikan adalah dengan mengeluarkan kebijakan yang melarang seseorang yang berkewarganegaraan lebih dari satu untuk bekerja sebagai pekerja pemerintah dan negara Amerika Serikat atau minimal tidak boleh menempati posisi-posisi penting dan strategis. Nah ternyata, Amerika Serikat pernah memiliki kebijakan yang semacam itu tetapi kemudian dianggap tidak berlaku setelah adanya kejadian yang nantinya diceritakan pada tulisan yang saya kutip dibawah. Untuk lebih jelasnya, silahkan baca dengan teliti hasil riset dan analisis Dan Eden untuk viewzone magazine

Dual Citizenship — Loyal to Whom? Berkewarganegaraan Dua — Loyal Kepada Yang Mana ? by Dan Eden
Please also seeOmert Humiliates AmericaandWho Controls Hollywood and the Media?.
Someone wrote and asked me, “Why are there Israeli- but not Mexican-American Dual Nationals?”

Seseorang menulis dan bertanya kepada saya, “Kenapa ada dua kewarganegaraan Amerika-Israel, tapi gak ada Mexico-Amerika ?” Well, here’s my take on this. I’d also like your views and opinions.

Yah, ini pendapat saya. Saya juga ingin tahu pandangan dan opini Anda Before I begin I’d like to day something important. There is a new law — the so-called “Hate Speech” law, that just passed the House and is expected to pass the Senate and become law very soon. It was originally designed to guard against discrimination of oppressed minorities but was soon recognized as a way for Israel to forever end any criticism of the state of Israel and Zionism. When it is law, this page, and many like it will be deleted from the internet as yet another mile marker of the infringement of truth and free speech by certain dual-nationals at the expense of true and patriotic Americans. Enough said.

Sebelum saya memulai, saya ingin katakan sesuatu yang penting.Ada sebuah hukum yang baru - disebut hukum “Hate Speech”, yang baru saja disetujui House (Catatan: House of Representative) dan diharapkan disetujui Senat dan akan segera menjadi hukum. Awalnya dirancang untuk menjaga terhadap diskriminasi kaum minoritas tertindas tapi segera diakui sebagai cara bagi Israel untuk selamanya mengakhiri setiap kritik apapun terhadap negara Israel dan Zionisme.Ketika itu sudah menjadi hukum, maka halaman web ini, dan banyak halaman web lain seperti ini akan dihapus dari internet yang merupakan sebagai pertanda adanya pelanggaran terhadap kebenaran dan kebebasan berbicara, yang dilakukan oleh orang yang memiliki dual-nationals (catatan: dua negara) tertentu dengan mengorbankan orang Amerika yang jujur dan patriotik.Cukup sudah. Unless we are Native American Indians, all Americans have their origins in some other country. Both of my parents were from England. They were proud to be “British” but they were most proud of achieving their American citizenship. Sure, we had pictures of the Queen and nick-nacks with the Union Jack on them. My mother even celebrated the traditional 4 o’clock tea time and was good at making Yorkshire Pudding. In the late 60’s my older brother served in the US Army and did his tour in Viet Nam. When it came down to “allegiance,” we were all patriotic Americans. Period.

Kecuali jika kita orang Indian Asli Amerika, semua orang Amerika memiliki asal-usul mereka dari beberapa negara lain.Kedua orang tua saya berasal dari Inggris.Mereka bangga menjadi “Inggris” tapi yang paling mereka bangga adalah mencapai kewarganegaraan Amerika.Tentu, kami punya foto Ratu dan nick-nacks dengan Union Jack. Ibuku bahkan merayakan waktu minum teh tradisional jam 4 dan pandai membuat Yorkshire Pudding.Pada 60-tahun an kakak saya bertugas di Angkatan Darat AS dan melakukan tugasnya di Viet Nam.Ketika kembali ke issue “kesetiaan,” kami semua adalah orang Amerika patriotik. Titik. The word “allegiance” means that we promise loyalty. It also carries with it the expectation that this loyalty will be exclusive and unrestrained. In the case of a declared war or real threat or conflict, for example, our allegiance to America should preclude any other interest, be it another country or political ideology.

Kata “kesetiaan” berarti bahwa kita berjani untuk suatu kesetiaan.Hal ini juga disertai dengan harapan bahwa loyalitas ini akan eksklusif dan tidak terbatas.Dalam kasus perang atau ancaman nyata atau konflik, misalnya, kesetiaan kita kepada Amerika harus menghalangi kepentingan lainnya, baik negara lain atau ideologi politik. When they took their oath to become American citizens, my parents had to pledge their “allegiance” exclusively to America and renounce their allegiance to “any and all foreign governments.” That included Great Britain, one of our strongest allies.

Ketika mereka mengambil sumpah mereka untuk menjadi warga negara Amerika, orangtua saya harus janji “kesetiaan mereka” secara eksklusif untuk Amerika dan meninggalkan kesetiaan mereka kepada “setiap dan semua pemerintah asing.”Itu termasuk Britania Raya, salah satu sekutu terkuat kita. Before Viewzone asked me to research the meaning of “dual citizenship,” I had never heard of the term. How could someone be a citizen of two countries at the same time? But I was just ignorant. Dual nationalities and citizenships are quite common.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun