Kenapa disebut sebagai Sedulur Papat Limo Pancer?
Karena dalam pemikiran orang Jawa, istilah Sedulur Papat Limo Pancer memang dipercaya sebagai makhluk ghaib yang dapat mendampingi dan melindungi seorang manusia kemanapun manusia itu pergi, mulai dari manusia itu dilahirkan ke bumi hingga kembalinya manusia kepada sang khalik. Sedulur Papat Limo Pancer digunakan untuk menggambarkan filosofi hidup yang berarti penyelarasan antara jagat kecil manusia dengan jagat besar alam semesta. Sifat sedulur papat limo pancer akan selalu mendampingi manusia sepanjang hidupnya yang dipercaya sebagai satu kesatuan yang saling mempengaruhi dalam diri manusia itu sendiri.
Dalam kepercayaan kejawen kakang kawah dan Adhi Ari-ari yang paling dikenal, kedua saudara itu yang selalu disebutkan Ketika memanjatkan doa bagi sang bayi. Kakang kawah merupakan air ketuban yang mengantarkan manusia lahir ke dunia dari Rahim ibu. Setelah sang bayi lahir, kemudian ari-ari muncul yang disebut sebagai adik (Adhi). Kakang kawah adhi ari-ari yang selalu menemani dan membantu setiap permasalahan kehidupan. Getih berarti darah, selama dalam Rahim sang bayi dilindungi oleh air ketuban juga dilindungi oleh darah juga disebut sebagai penolong untuk hidup. Puser menghubungkan antara bayi dan sang ibu saat berada didalam Rahim. Disebut sebagai penghubung antara anak dan ibu sewaktu dikandungan untuk mendaptkan makanan dan nutrisi. Sedangka pancer yang berarti tubuh sang bayi iu sendiri. Sedulur papat limo pancer itulah yang ditakdirkan untuk mendampingi dan menjaga manusia sampai akhir hayatnya .
Tata Cara Tradisi Sedulur Papat Limo Pancer
- Tradisi Ngapit Neptu yaitu suatu tradisi yang dilaksanakannya upacara terhadap kelahiran manusia dengan cara didoakan. Misalnya, manusia yang lahir pada hari selasa kliwon yang berarti tradisi ini dilakukan di antara hari senin wage, selasa kliwon, atau rabu legi dimana hari kelahiran manusia tersebut diapit.
- Tradisi berikutnya dengan menyiapkan sesajen seperti : Jenang putih yang ditaruh di sebelah timur, Jenang abang merah ditaruh disebelah selatan, Jenang kuning berada disebelah barat, Jenang ireng hitam berada disebelah utara. Sekul bucu rumpuk yang ditaruh ditengah-tengah, Jenang bonang-baning ditaruh antara sekul bucu rumpuk dan Jenang kuning, welat kunir ditaruh di atas sekul bucu rumpuk, dan Bunga ditaruh di antara jenang ireng dan jenang putih.
- Kemudian tradisi selanjutnya mendoakan sesajen, setelah sesajen disiapkan, dengan mendoakan sesajen dengan menghadap timur yang dipercaya bahwa manusia lahir menghadap ke timur. Doa yang dipanjatkan yakni: “Sedulurku tuwa sing manggon ana kiblat papat lima pancer sira padha nglumpuka tak caosi bujana yen wis rampung padha balio menyang damparmu dhewe-dhewe kajaba kuwi jagamen keselamatanku lan rewangana golek pangupa jiwa raja kaya ana inga lam Donya iki”.
- Selanjutnya tradisi memakan sekul bucu rumpuk sebagai perlambang supaya hidup selamat tanpa halangan di dunia.
- Tradisi trakhir mengubur sesajen, seperti : Jenang putih disebelah timur rumah, Jenang abang merah disebelah selatan rumah, jenang kuning berada disebelah barat rumah, dan jenang ireng hitam berada di sebelah utara rumah. Dengan menguburkan sesajen yang dimasuksudkan mengembalikan manusia pada asalnya yakni tanah.
Makna Simbolik Sesajen Upacara Tradisi Sedulur Papat Limo Pancer
- Jenang Putih : Jenang yakni jenangake melambangkan asal muasal manusia saudara tua dari bapak ibu. Jenang putih melambangkan Bapak atau sperma dimaksudkan untuk menghormati saudara di arah timur atau air dimana orang jawa menyebutnya Tirtanata. Jenang putih melambangkan “sedulur kang suci dhewe” atau menggambarkan kakang kawah.
- Jenang Ireng ‘hitam’ : Jenang ireng hitam dibuat dari beras diberi garam sedikit dan dicampur dengan arang sehingga warnanya menjadi hitam. Jenang ireng ‘hitam’ dimaksudkan untuk menghormati sedulur dari arah utara atau biasa disebut Warudijaya. Jenang ireng hitam ini sebagai perlambang arah utara atau bumi untuk menggambarkan tali pusar.
- Jenang Abang ‘Merah’ : Jenang abang ‘merah’ dibuat dari beras dicampur dengan gula jawa hingga berwarna merah. Jenang abang merah melambangkan ibu darah menstruasi dimana untuk menghormati sedulur di arah selatan atau biasa disebut purbangkara untuk menggambarkan darah.
- Jenang Kuning : Jenang kuning dibuat dari beras ditambah sedikit garam dan diberi kunyit agar warnanya berubah kuning. Jenang kuning melambangkan sedulur dari arah barat atau angin biasa disebut Sinatabrata. Jenang kuning melambangkan arah barat symbol angin atau untuk menggambarkan adhi ari-ari.
- Jenang bonang baning : Jenang bonang baning dibuat dengan cara air yang dicamputkan kapas pohon randu, tujuan menggunakan kapas pohon randu untuk menghormati kakang kawah adhi ari-ari sedulur gaib bayi. Kakang kawang saudara tertua dan adhi ari-ari saudara muda.
- Sekul bucu rumpuk : kata bucu atau sudut dan rumpuk berarti tumpukan yang diwujudkan dengan nasi dengan dibentuk kerucut serta diberi kuluban atau dedaunan yang dibumbui kelapa parut dan diberi telur ayam rebus. Nasi berbentuk kerucut melambangkan gunung. Kulubun melambangkan tumbuhan menjadi pagar dan telur melambangkan dunia seisinya dengan makan keselamatan. Maka manusia harus bersyukur apa yang ada didunia.
- Welat Kunir : Melambangkan alat yang digunakan Ketika bayi terlahir. Welat berarti bambu digunakan untuk mengiris pusar bayi dan kunir sebagai alas pusar saat diiris. Kunir berguna sebagai antibiotic untuk mengobati pusar yang diiris.
- Sekar atau Bunga : sekar berarti gonda rasaning wonten alam Donya melambangkan neptu orang yang didoakan. Macam-macam neptu sekar Bunga: neptu pahing (Bunga berwarna merah), neptu legi (Bunga berwarna putih), neptu pon (Bunga berwarna kuning), neptu kliwon (Bunga berwarna-warni), neptu wage (Bunga berwarna hitam).
Bagaimana Cara Mengaktifkan Sedulur Papat Limo Pancer?
- Melakukan Meditasi : Mengaktifkan sedulur papat limo pancer dengan meditasi secara rutin dibarengi dengan niat yang sungguh-sungguh. Bisa menggunakan meditasi mudra dengan cara kedua tangan sedekap menyilang memegang bahu.
- Memejamkan Mata : Untuk menghidari pusing serta agar lebih pokus saat bermeditasi hendak memejamkan mata. Disarankan untuk mencari titik pokus pada saat bemeditasi agar pikiran mengarah pada satu titik.
- Menahan Hawa Nafsu : Saat kondisi bermeditasi harus menahan segala urusan duniawi terlebih dahulu agar fokus dalam meditasi.
- Menutup tiga alam : Ketika bermeditasi harus menutup tiga alam yakni alam pikir, roso dan wadah. Ketiga alam ini harus dalam kendali penuh agar selaras dengan tubuh.
- Fokus bertemu guru sejati : Berfokuslah untuk bertemu guru sejati dengan dilakukan secara rutin, selain agar mengaktifkan sedulur papat limo pancer juga akan menambah kekuatan.
Citasi :
- Marliah, Siti. “Habitus Berbasis Kearifan Lokal”. https://www.gramedia.com/literasi/kearifan-lokal/. Diakses Pada 23 Oktober 2022.
- Ibda, Hamdulloh. (Kamis, 21 Maret 2019). “Penjelasan Sedulur Papat Limo Pancer”. https://alif.id/read/hamidulloh-ibda/membongkar-misteri-sedulur-papat-limo-pancer-b216174p/. Diakses Pada 23 Oktober 2022.
Dr. Afiful Ikhwan, M. (2019 November 24). Falsafah Sedulur Papat Kalima Pancer. Retrieved from. http://pasca.umpo.ac.id/blog/1009/ . Diakses Pada 23 Oktober 2022.
Prof Dr Apollo-CIFM, C. (2022, Oktober ). Kajian Filsafat Mental Jawa Kuna. Modul Kuliah 8 & 9 Sub-CPMK 4. Jakarta, Banten, Indonesia. Diakses Pada 23 Oktober 2022
Imam Baehaqie. (2014). Jenang Mancawarna Sebagai Simbolik Multikulturalisme Masyarakat Jawa. Jurnal Komunitas. 6(1) : 184. Diakses Pada 23 Oktober 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H