Selain sedulur papat terdapat limo pancer yang berarti badan jasmani manusia atau diri manusia itu sendiri. Pancer atau pusat dimaknai sebagai "Ruh" Yang ada dalam diri manusia dimana akan mengendalikan kesadaran seseorang agar tetap “eling lan waspodo”, ingat pada Sang Pencipta dan menjadi insan yang bijaksana. Jadi sedulur papat berperan sebagai potensi ataupun energi aktif simbol pelindung dari berbagai bahaya. Sedangkan pancer diartikan sebagai pengendali kesadarannya. Mereka merupakan saudara penolong sebagai pusat dan pengontrol dari ke empat saudara dalam kehidupan. Orang jawa sendiri menjadikan Sedulur Papat Limo Pancer sebagai pedoman, pakem, atau aturan dalam berbagai kehidupan manusia.
Metafora Sedulur Papat Limo Pancer (Dimensi Ruang dan Waktu)
Salah satu filosofi Kiblat Sedulur Papat Limo Pancer diartikan sebagai empat arah mata angin yaitu timur, selatan, barat dan utara sedangkan Limo Pancer yang berarti tengah. Orang Jawa sendiri kedalam nama-nama hari jawa (pasaran) yang menjadi penentu jodoh, rezeki, dan nyawa manusia. Konsep pakem tentang hari Jawa contohnya seperti:
- Udara (Timur), sebutannya yaitu Legi atau arah timur yang berarti Nasehat yang membangun sasaran baik. Maka ada hari pasar “Legi”
- Api (Selatan), sebutannya yaitu pahing atau arah selatan yang berarti banyak Rezeki. Ada juga hari pasar “Pahing”
- Air (Barat), Sebutannya yaitu Pon atau arah barat yang berarti banyak keselamatan (kebaikan). Terdapat hari pasar “Pon”
- Tanah (Utara), sebutannya yaitu wage atau arah utara yang berarti Rintangan atau halangan. Maka juga ada hari pasar “Wage”
- kliwon (tengah atau pusat).
Metafora Sedulur Papat Limo Pancer (Jiwa dan Simbol)
- Hitam (Utara), Arah utara akan menjadi warna hitam, memiliki karakter yang suka mengkritik serta mencari kesalahan orang lain, memiliki kepribadian suka menggosip, dan karakter yang bisanya hanya makan enak.
- Putih (Timur), Arah timur akan menjadi warna putih, memiliki karakter serakah atas kekayaan dalam bentuk apapun, bersangkutan dengan kekayaan materi, kepemilikan, harta, tahta dan Wanita. Dengan melupakan asal usul egosime.
- Merah (Selatan), Arah selatan akan menjadi warna merah, memiliki karakter yang suka membuat kegaduhan atau keributan, menjadi tidak harmonis dan bersifat antagonis.
- Kuning (Barat), Arah barat akan menjadi warna kuning, memiliki karakter yang mempercayai adanya ilmu ghaib, tipikal karakter yang menyukai semacam ilmu gaib dan menyukai benda-benda pusaka.
Metafora Sedulur Papat Limo Pancer (Tubuh dan Jiwa)
- Mata (Utara), Sukmanya langgeng berwarna hitam dihuni oleh Batara Sriten.
- Lobang Hidung (Timur), Sukmanya purba berwarna putih dihuni oleh Batara Bayu.
- Mulut dan Bibir (Selatan), Sukmanya wasesa berwarna merah dihuni oleh Batara Brahmana.
- Telinga (Barat), berwarna kuning dihuni oleh Batara Sambu.
Dalam spiritual terdapat beberapa persepsi terkait Filosofi Sedulur 4 Limo Pancer yang dikembangkan dalam berbagai pakem Jawa. Seperti pakem tentatang hari-hari jawa pasaran Legi (Timur), Pahing (Selatan), Pon (Barat), Wage (Utara) dan Kliwon (Tengah/Pusat). Dalam tradisi perwayangan juga dikenal tokoh Punakawan (tokoh wayang: Semar, Petruk, Gareng, Bagong yang menemani dan melayani pusatnya yakni Arjuna). Pada standar periode islam jawa (Keyakinan tentang malaikat : Jibril, Mikail, Isrofil, dan Ijroil) yang akan menbawa manusia untuk mencapai sidrathul Muntaha atau pendamping hidup manusia hingga meninggal menghadap kepada sang ilahi. seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Konteksualisasi Sedulur Papat Limo Pancer secara normatif dapat berupa sarat dengan perlambangan untuk makna yang jauh lebih hakiki. Sedulur Papat juga merambat dalam elemen dasar dalam kehidupan diri manusia, seperti Cipta (pikiran atau akal), Rasa (Perasaan), Karsa (Niat dan Kemauan), dan Karya (Perbuatan yang menghasilkan sesuatu). Semuanya itu yang menjadi satu kesatuan yang saling melengkapi.
1. CIPTA merupakan sebuah kemampuan dalam pikiran yang bersumber dari segala logika, imajinasi, idea, kreativitas dan ambisi. Pikiran yang berasal dalam otak manusia yang dimanipulasi atas informasi untuk membentuk sebuah konsep dalam bentuk penalaran dan pengambilan suatu keputusan. Cipta sendiri muncul Ketika kita berangan-angan, yang selanjutnya dilanjutkan dengan proses berpikir yang pada akhirnya akan menjadi proses penciptaan baik maupun buruk.
2. RASA merupakan pengungkapan emosi atau reaksi afektif atas peristiwa dan pengalaman hidup manusia. Rasa bersemayam di dalam dada yang bersifat tak kasat mata sehingga tidak bisa untuk dikendalikan oleh manusia itu sendiri. Rasa merupakan sistem sensorik yang dapat merasakan sebuah kondisi-kondisi tertentu baik secara fisik maupun kondisi non-fisik. Pengungkapan rasa dapat dinyatakan secara visual, ucapan, perbuatan dan lain sebgainya. Berbagai macam ekspresi emosi yang dapat dirasakan begitu kaya, bahkan jauh lebih kaya daripada Bahasa yang dapat mengungkapkannya. Hal tersebut kemudian munculah keeragaman pendapat yang juga rasa lalu diungkapkan sebagai reaksi yang dapat dirasakan oleh manusia. Seperti munculnya rasa suka, biasa, rasa amat suka, dan favorit. Letak keberagaman manusialah yang kemudian muncul yang namanya rasa secara nisbi dan rasa secara hakiki.
3. KARSA merupakan niat atau kehendak yang ada dalam diri manusia menjadi kekuatan yang di anugrahkan tuhan sehingga membuat manusia menjadi beragam dan istimewa dari makhluk lain yang diciptakan tuhan. Karsa adalah sutu motivasi dalam diri manusia untuk melaksanakan keputusan atau bereaksi untuk berupaya mewujudkan rencananya. Manusia dapat termotivasi oleh rangsangan dari luar, namun juga sebaliknya bisa dari dalam dirinya sendiri.
4. KARYA merupakan suatu Tindakan yakni, aspek pacuan dalam diri manusia yang menghasilkan suatu wujud konkret, sehingga dapat dikenali dan berdampak bagi lingkungan sekitarnya.
Keempat dari elemen dasar yang ada dalam diri manusia akan menjadi “efektif” apabila manusia tersebut bisa dikontrol oleh Pancer dengan kesadaran.