Mohon tunggu...
Bunga Hana
Bunga Hana Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Keadaan Negeriku di Indonesia

25 Oktober 2018   16:59 Diperbarui: 25 Oktober 2018   17:24 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

 

Hai indonesiaku

Bahwa indonesia dengan rahmat penduduk yang lebih 250 juta jiwa

Bahwa indonesia dengan rahmat kekayaan alam yang begitu luar biasa

bahwa indonesia dengan rahmat penduduk kristen dan muslim banyak di dunia

wahai para penguasa di negeri kami yang tidak bersalah

jangan lagi membuat indonesia kami begitu menjerit pedih

jangan lagi membuat kami sampai kebingungan melihat di indonesia

kebijakan pemerintah terus menari 

tanpa ada yang mengajari

harusnya kau tau diri

cobalah tuk menyadari

masih adakah satu kata yang bijak dibenak negeriku

walaupun kami bergiat-giat buat negeriku di indonesia

 kami mendukung keadilan yang ada didalam negeriku di indonesia

wahai indonesia yang rakyatnya begitu menderita dan sengsara di negeriku

tapi para penguasa dan pejabat negara selalu melakukan berfoya-foya

jangan lagi membuat negeriku merusakin di rakyat kecilku

sungguh sistem dimana Tuhan jadi penguasa melalui kitab suciNya

dimana manusia cuma hanyalah wakil Tuhan 

yang tentunya bertanggung jawab  kepada Tuhan

namun ada semua itu tinggal mimpi

inilah sebuah harga yang begitu sangat mahal

ketika penguasa yang jadi pemimpin 

inilah hasil rekayasa manusia

yang menyingkirkan agama dari kehidupan negeriku

getir pahit dan menyakitkan negeriku

negeriku semakin banyaknya yang menyebarkan fitnah di rakyat kecilku

negeriku yang selalu banyak melakukan perbuatan dosa di rakyat kecilku

negeriku masih banyak yang korupsi-korupsi di indonesia

wahai para penguasa negeri antah berantah

dengarlah nyanyian pilu ungkapan kepedihan kami

lantangkan suaramu seperti saat kau berpropaganda

buktikan janji-janjinya saat orasi

wahai para penguasa negeri antah berantah

lihat realita jangan kau tutup mata

dengarkan tangis perih jangan lalu kau tutup telinga

junjung tinggi keadilan jangan pernah jadi pecundang

wahai para senator negeri antah berantah

kuasamu hanya sepanjang hasta 

namun ambisimu tak terhingga tanpa batas kendali

sadarlah jangan kau buat murka Sang Maha Kuasa

bahwa negeri ada yang malas

hai rakyatku lihat para pejabat-pejabat negara yang melakukan korupsi di indonesia

wahai semua para pejabat lihatlah rakyat kami yang kesusahan di perekonomiannya

para pejabat yang butuh dengan nurani dan kejujuran di depan rakyat kecilku

wahai NegeriKu!

tidakah engkau tahu?

Negeriku sedang menangis keadaan di indonesia

Menangis hingga air matanya habis

tidakkah engkau pikir penderitaan kami

haruskah kami pasrah dan dan menunggu mati?

tuan bagaimana nanti nasib anak cucuk kami?

kian hari tercekik himpitan ekonomi 

kau selalu gembar-gembor

akan mengadakan perubahan pada sektor ekonomi

tapi kami bagaimana bisa merubah keadaan ekonomi kami

jika perekonomian selalu kau banting mati

dengan semangat seluruh bangsa indonesia bangkit

dengan semangat apapun bisa jadi senjata

dengan semangat semuanya bahu-membahu

dengan semangat yang tercerai-berai jadi menyatu

dengan semangat indonesia jadi merdeka

dengan semangat para pejuang mempersembahkan ini negeri indonesia

warisan semangat mereka harus kita lanjutkan 

dengan semangat kita membangun negeri ini

dengan semangat kita belajar

dengan semangat kita bekerja dan 

dengan semangat kita beraktivitas

mempersembahkan yang terbaik untuk negeri indonesia

inilah negeri kami

kami menunggu para pejabat tidak melakukan korupsi, berfoya-foya dan perbuatan dosa

kami yakin negeriku tidak ada yang melakukan apa-apa lagi

mari semangati diri

dengan semangat kita pasti berhasil untuk menjaga negeri indonesia

seperti para pejuang dulu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun