Mohon tunggu...
Bung Adi Siregar
Bung Adi Siregar Mohon Tunggu... Administrasi - BAS

Founder BAS Pustaka Copywriter Independen Pecinta Film Penikmat Literasi

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

50 Tahun Soneta, Harapan untuk Menteri Uno

27 Desember 2020   10:09 Diperbarui: 27 Desember 2020   10:27 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setengah abad Soneta tak lepas dari sosok Bang Haji Rhoma Irama. Dia bukan saja pencipta lagu. Tapi dia yang memberikan roh pada group Soneta. Tak bisa dipungkiri berkat leadership seorang   Rhoma Irama Soneta bisa bertahan hingga setengah abad.

Rhoma Irama amat layak duduk di tahta Raja Dangdut. Gelar yang tak tergantikan oleh siapa pun. Selamanya.  Jika ada yang mau mendapatkan gelar itu, saranku cari gelar yang lain saja. Gak akan bisa menggantikan Raja Dangdut meski dengan revolusi. Atau kudeta sekali pun. Sulit meruntuhkan tahta Raja Dangdut. Jangan harap.

Siapa pengganti Raja Dangdut. Gak penting. Justru aku sangat berharap perhatian Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahudin Uno. Bukan untuk mengganti posisi Raja Dangdut. Tapi merangkai perjalanan Soneta hingga 50 tahun berkarya menjadi awal untuk memajukan industri musik Indonesia. 50 tahun Soneta adalah bukti musisi kita berkelas. Layak go international. Jangan biarkan Agnes Mo berjuang sendirian.

Musik dangdut pantas go international. Dangdut melingkupi negara-negara rumpun Melayu. Sebagai modal dasar sudah bisa untuk pasar lebih luas. Kok bisa? Ya bisa dong. Korea, cuma satu negara pengguna Bahasa Korea. Bisa tuh. Justru K-Pop jadi trend global. Cuan masuk ke negeri ginseng itu dari K-Pop ratusan miliar dollar per tahun.

Kenapa K-Pop bisa mendunia? Jawabnya, pemerintahnya punya andil dan perhatian bagaimana memajukan indstri kreatif terutama musik K-Pop. Dan pelaku industri K-Pop,  serius meningkatkan kapasitas agar diterima pasar global. Ada semangat yang sama antara pelaku industri musik K-Pop dengan pemerintah. Jadilah itu barang. Korea tak hanya tergantung pada industri teknologi.

Jenis musik dangdut, universal. Siapa pun yang dengar nada dan musik dangdut, auto goyang. Kelebihan dangdut, mau sedih apalagi bahagia, tetap saja goyang. Tarik sis.

Siapa di dunia ini yang tak suka goyang? Telinga mendengar nada, spontan bergerak. Naluri pisik manusia.

Lima puluh tahun Soneta berkiprah harusnya bisa menjadi inspirasi bagi Menteri Uno. Musik dangdut adalah berlian sektor industri kreatif. Semoga saja goyangannya dilirik Papa Online.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun