Mohon tunggu...
Bung Adi Siregar
Bung Adi Siregar Mohon Tunggu... Administrasi - BAS

Founder BAS Pustaka Copywriter Independen Pecinta Film Penikmat Literasi

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

50 Tahun Soneta, Harapan untuk Menteri Uno

27 Desember 2020   10:09 Diperbarui: 27 Desember 2020   10:27 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akan tayang Kamis pagi jam 10. Iklan filmnya sangat menggoda hati. Sukses membulatkan tekat agar tak ketinggalan. Tapi, gimana caranya agar bisa menonton film yang tayang perdana saat jam sekolah.

Sungguh terlalu, TPI menayangkan film Rhoma Irama saat jam pelajaran. Akhirnya ketemulah siasat untuk bisa menonton film Si Raja Dangdut. Nah, untuk tak kelewatan acting satria bergitar, ketemulah ide, bersandiwara sakit di hari Kamis.

Tibalah hari tayang Film Bang Haji Rhoma Irama, sandiwara dimulai dengan berpura-pura lama bangun. Saat dibangunkan oleh ayah, ngaku sakit. Sesaat ayah mendiamkan. Tak lama kemudian, menghampiri kembali sembari meletakkan punggung telapak tangan di dahiku.

"Ah, ini tak apa. Sana beres-beres. Sudah telat ini sekolahnya," kata ayah. Tak ada waktu membaca pledoi. Vonis langsung keluar, jika aku sehat. Tanpa bisa menolak, aku pun berkemas mengenakan seragam putih merah.

Sejak saat itu, aku yakini betul jika tak bisa berbohong pada orang tua. Meski kadang orang tua diam tak membantah kebohongan kita, sebenarnya mereka tahu. Gimana gak tahu, sejak dari orok hingga dewasa mereka yang urus kita. Sangat paham tingkah dan gaya anak-anaknya.

Pupus sudah keinginan untuk menonton film Rhoma Irama terbaru. Akhirnya keinginan tuk menikmati sajian acting Bang Rhoma terpenuhi saat libur lebaran. TPI kembali mengulang  film Rhoma Irama dan  Warkop DKI. Puas sudah.

Sebagai seorang penikmat karya-karya Bang Haji Rhoma, tak pernah ada rasa kebosanan. Selalu ada yang menarik dan menghibur dari setiap karya Rhoma Irama. Baik dalam bentuk musik atau film. Selalu asyik untuk dinikmati.

Tak terasa, sudah lima puluh tahun Rhoma Irama berkarya. Mengisi belantika musik Indonesia. Konsistensi itu membawa hasil yang sulit untuk nilai. Bukan hanya untuk Rhoma Irama. Tapi untuk gendre musik dangdut itu sendiri.

Awalnya, dangdut asing di negeri sendiri. Musik yang berasal dari khasanah seni Melayu ini mendapat cibiran. Tak jarang dinistakan sebagai musik kampungan. Musik kelas bawah. Hari ini, semua sudah berubah. Yang dulu menolak, sekarang sudah ikut bergoyang.

Rhoma Irama dengan Soneta-nya yang terus berjuang agar dangdut bukan kelas kedua dalam kasta musik tanah air. Menyatukan dangdut dengan film membuat jenis musik ini lama  kelamaan mendapat pengakuan dari semua kalangan.

50 tahun sudah Soneta berkiprah di musik tanah air. 50 tahun memiliki pesan, konsistensi itu penting agar bisa diterima publik. Aku belum menemukan group musik di Indonesia yang bisa bertahan hingga 50 tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun