Akibat kebiasaan yang berulang tersebut pada gilirannya akan memunculkan beragam kecerdasan pada diri anak. Kecerdasan yang dibentuk dari kebiasaan akan mengantarkan seseorang menemukan kondisi akhir terbaiknya. Kondisi akhir terbaik ini adalah panggung kesuksesan bagi mereka yang berhasil memanfaatkan potensi diri yang diulang-ulanginya dalam kebiasaan hari-hari.
Tren belajar online dan Generasi Z adalah dua hal yang identik. Sebab, keduanya hadir hampir bersamaan. Hal ini pula yang membentuk kecerdasan Generasi Z. Kebiasaan teknologi Generasi Z adalah kecerdasan yang mereka miliki. Sehingga, kehadiran sistem belajar online tak akan mengaburkan tujuan nasional pendidikan itu. Jikapun sistem pendidikan kita harus mempatenkan sistem tersebut, mencerdaskan kehidupan bangsa tetap akan menjadi fokus pendidikan. Generasi Z memiliki kemampuan mencapai tujuan itu. Kemampuan teknologi Generasi Z diharapkan akan membantu pendidikan kita mencapai tujuan nasionalnya itu.
Seiring kuatnya penetrasi teknologi, definisi pendidikan pun perlahan mulai berubah. Logika pendidikan saat ini berjalan sesuai skema digital. Olehnya itu, pendidikan saat ini tak hanya berhenti sebagai proses mendidik akal dan budi, tetapi yang tak kalah pentingnya adalah bagaimana mendidik teknologi. Teknologi yang demikian canggih harus jadi medium dalam mendidik teknologi. Populasi Generasi Z yang banyak itu sanggup melakukannya. Mereka didukung oleh zaman. Kecerdasan teknologi Generasi Z dapat melakukan itu. Kecerdasan teknologi yang mereka miliki adalah modalitas yang sangat membantu dalam memajukan pendidikan nasional. Itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H