Hasil dari audit yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), tindakan korupsi yang dilakukan PT Asabri termasuk penanaman dana pada instrumen investasi berisiko tinggi, terutama saham gorengan. Setelah membeli saham dengan harga rendah, para pelaku memanipulasi nilainya untuk kemudian menjualnya kembali ke Asabri dengan harga tinggi. Strategi ini menghasilkan kerugian yang signifikan karena saham tersebut mengalami penurunan nilai yang signifikan. (Christian et al., 2023)
WHAT
Dana investasi dialokasikan oleh PT Asabri pada saham-saham yang berisiko tinggi, atau yang sering disebut sebagai “saham gorengan”. Saham-saham ini digunakan untuk memanipulasi harga dan memiliki fundamental yang lemah. Perusahaan mengalami kerugian akibat perputaran dana dalam transaksi saham dan reksadana yang seharusnya dikelola untuk kepentingan pensiunan TNI, Polri, dan ASN di Kementerian Pertahanan. Untuk memanipulasi harga saham dan mendapatkan keuntungan dari transaksi tersebut, para pelaku kejahatan berkolaborasi. Selain itu, laporan keuangan PT Asabri juga dipalsukan untuk memberikan kesan bahwa bisnis berjalan dengan baik. Menyajikan data keuangan yang tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya dan menciptakan citra fiktif tentang profitabilitas perusahaan adalah contoh-contoh manipulasi ini. Audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada akhirnya mengungkap penipuan ini, yang terjadi antara tahun 2012 dan 2019.
WHY
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya korupsi di PT Asabri, salah satu faktor utamanya adalah keserakahan dan motif pribadi. Para pelaku memiliki tujuan untuk memperkaya diri. Beberapa pelaku, seperti Heru Hidayat dan Benny Tjokrosaputro, memanfaatkan posisi mereka untuk mengontrol dana investasi dengan tujuan mendapatkan keuntungan pribadi. Karena kecerobohan mereka, mereka menggunakan kelemahan dalam sistem pengelolaan dana. Sistem pengendalian internal PT Asabri lemah. Karena tidak ada pengawasan, para pelaku dapat memanipulasi orang lain dalam waktu yang cukup lama tanpa diketahui oleh siapa pun. Selain itu, kontroversi ini diperparah dengan kurangnya pengawasan eksternal. Kerja sama dengan mitra internal dan eksternal sangat penting bagi keberhasilan skema ini. Manajemen PT Asabri mengatur transaksi saham dan mempertahankan kontrol pasar melalui kerja sama dengan para pebisnis lainnya. Karena kolaborasi ini, rencana manipulasi berjalan dengan sempurna. Sebagian pelaku juga didorong untuk melakukan korupsi oleh tekanan ekonomi dan tuntutan gaya hidup mewah.
HOW
Modus yang digunakan dalam kasus ini terdiri dari sejumlah tindakan strategis yang dimaksudkan untuk memanipulasi pasar dan menutupi jejak. Melalui bisnis yang mereka miliki, para pelaku membeli saham dengan harga diskon. Mereka kemudian menciptakan permintaan fiktif untuk memanipulasi harga saham, sehingga meningkatkan nilai saham tersebut. Setelah itu, PT Asabri membeli saham-saham tersebut dengan harga premium. Nilai saham tersebut sengaja dibiarkan menurun setelah keuntungan diperoleh, sehingga mengakibatkan kerugian yang signifikan bagi PT Asabri.
Laporan keuangan PT Asabri dipalsukan untuk mengkompensasi kerugian yang diakibatkan oleh investasi tersebut. Untuk menghindari kecurigaan para pemegang saham dan badan pengawas, data dalam laporan dimanipulasi untuk menunjukkan kinerja yang sukses. Selama beberapa tahun, modifikasi ini dilakukan berulang kali. Setelah pendapatan ilegal diperoleh, aset-aset tersebut disimpan di luar negeri atau ditransfer ke jenis investasi lain. Untuk menyembunyikan jejak transaksi, para penjahat juga menggunakan perusahaan cangkang. Seorang manajer investasi bertanggung jawab untuk mengawasi portofolio saham PT Asabri sebagai bagian dari program tersebut. Pelaku utama menginstruksikan manajer ini untuk mengalokasikan dana ke saham-saham dengan harga tertentu.