Mohon tunggu...
Bunga Azzahra
Bunga Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa pend sejarah

HVM 23

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kapan Pulang?

27 September 2024   15:32 Diperbarui: 27 September 2024   15:34 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk suara yang dibungkam, dan untuk yang tidak tahu kapan akan pulang


Apabila usul ditolak tanpa ditimbang

Suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan

Dituduh subversif dan mengganggu keamanan

Maka hanya ada satu kata: lawan! 

(Wiji Thukul)


25 tahun sudah berlalu. Lalu apa? Kenzo Alfarizi terus menunggu kakak laki-laki nya pulang ke rumah. Tapi, dia tidak kunjung pulang. Dia tidak tahu, apakah kakaknya itu masih hidup atau sudah mati. Semuanya menjadi tidak pasti. 


Kenzo selalu menyiapkan nasi goreng kesukaan kakaknya setiap malam, barangkali dia tiba-tiba saja pulang ke rumah dan langsung menyantap makanannya. Keesokan paginya, nasi gorengnya masih utuh, tetapi nasinya sudah dingin. Kenzo terpaksa memakannya. 


Tidak mudah memang melupakan salah satu keluarganya yang hilang. Ayah dan Ibunya sudah lama meninggal, kini dia tinggal sendiri. Beraktivitas seperti biasanya, kuliah, pulang, makan, mengerjakan tugas, menulis dan tidur. Begitulah kegiatan Kenzo sehari-hari. Walaupun masih melakukan aktivitas itu, dia juga masih mengharapkan kakaknya kembali. 


Saat sedang makan, Viktor teman dari kakaknya yang juga merupakan korban penculikan aktivis di tahun 1998 datang ke rumah, membawakan rantang berisi makanan. 


"Ini untuk makan siang nanti."


"Oh, makasih ya. Masuk dulu bang."


Kenzo menaruh rantang itu di meja makan. Viktor duduk di ruang tamu, lalu Kenzo duduk di sampingnya. "Aku jadi kangen sama Arief."


"Sama, aku juga kangen sama dia dan teman-teman lainnya. Kira-kira kabarnya gimana ya? Mereka masih hidup apa enggak?"


"Aku tidak tahu. Tapi, penyiksaan itu masih membekas banget di gue. Bayangkan saja, kami di kursi-listrikan, dipukul, diinterogasi yang pasti. Serem ah. Bahkan, bekas pukulannya masih ada."Tentu saja penyiksaan seperti itu membuat Viktor menjadi sangat trauma dulu. 


"Apa kakak ku juga..."Kenzo tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya disiksa seperti itu. Pasti menyeramkan. "By the way, gimana cara nya kamu bisa balik bang?"


"Entahlah, aku juga bingung. Tiba-tiba saja, orang-orang yang menculik ku dan abang mu membawaku dan aku diberhentikan begitu saja di Terminal. Aku bersyukur masih bisa hidup dan kembali, walaupun aku harus kehilangan teman-teman seperjuangan ku Dulu, aku sama teman-teman lain termasuk abang mu udah janji bakalan lulus bareng dulu. Tapi semuanya sudah berubah."


Kenzo tidak mengerti mengapa mereka semua memilah-milih siapa saja yang dipulangkan dan siapa yang masih ditahan dan belum kunjung kembali sampai sekarang. Tetapi, Kenzo bisa merasakan apa yang dirasakan oleh Viktor, dia berhasil kembali dan sama-sama merasakan kehilangan juga. Kenzo berada di kamar kakaknya, dia rindu. Disitu ada banyak sekali buku-buku baik fiksi maupun nonfiksi. Disini, kebanyakan buku-buku bertema sejarah, politik dan juga banyak buku-buku dari sastrawan lainnya. 


Kenzo memutar lagu di handphone nya. Sebuah lagu berjudul 'di udara' milik Efek Rumah Kaca diputar. 


Ku bisa dibuat menderita

Aku bisa dibuat tak bernyawa

Di kursi-listrikkan ataupun ditikam

Ku bisa tenggelam di lautan

Aku bisa diracun di udara

Aku bisa terbunuh di trotoar jalan


Tapi aku tak pernah mati

Tak akan berhenti


Hari ini, tepat hari Kamis. Sore hari, langit tampak mendung. Kenzo dan Viktor sudah berpakaian serba hitam dengan payung hitam, siap untuk melakukan aksi kamisan di Istana negara. Mereka melakukan ini untuk menuntut pemerintah menuntaskan pelanggaran HAM. 


Kenzo dan Viktor tiba di Istana negara, yang ikut Kamisan juga banyak terutama dari keluarga korban pelanggaran HAM, aktivis, mahasiswa serta masyarakat umum juga. 


"Bang Arief, kapan pulang? Aku sama bang Viktor, selalu menunggumu."


Dari Kamis ke Kamis, setiap Presiden yang berganti, Kenzo tidak akan menyerah. Dia masih terus berdiri, mencari keadilan dan mempertanyakan, kapan kakaknya pulang. 



Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun