Mohon tunggu...
Bunga Azzahra
Bunga Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa pend sejarah

HVM 23

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Di Udara, Mengenang Munir S Thalib Sang Aktivis HAM

7 September 2024   22:00 Diperbarui: 7 September 2024   22:01 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: The thinking behind the man called Munir (https://makassar.terkini.id/ungkap-kronologi-dan-identitas-pembunuh-munir-bjorka-dia-ketua-partai/)

Aku akan tetap ada dan berlipat ganda

Tulisan ini untuk mengenang 20 tahun pembunuhan Munir S Thalib seorang aktivis HAM 

Munir S Thalib, ialah seorang aktivis HAM yang sangat keras dan vokal dan berani menyuarakan kebenaran. Dia memulai karir aktivisnya setelah kuliah dengan menjadi relawan di LBH (Lembaga Bantuan Hukum) Surabaya dan menjadi Wakil Ketua bidang Operasional YLBHI (Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia). Selain itu dia juga merupakan salah satu pendiri Lembaga Swadaya Masyarakat Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan atau yang sering disebut KontraS.

Munir juga menangani kasus penghilangan paksa dan penculikan aktivis HAM pada tahun 1998 dan peristiwa Tragedi Semanggi (1998), Kasus Tanjung Priok (1984), Kasus Talangsari (1989), kasus Timor Timur pasca referendum 1999, juga pada 1993 Munir juga menyelidiki kasus seorang buruh wanita yang dibunuh karena meminta kenaikan upah bernama Marsinah serta masih lagi kasus pelanggaran HAM yang pernah ditangani oleh Munir. 

Karena keberaniannya itu, Munir tentu menjadi ancaman bagi oknum-oknum yang memiliki kepentingan, oleh karena itulah dia harus segera disingkirkan dengan cara apapun. Tepat, 7 September 2004 saat Munir terbang menuju Belanda untuk melanjutkan pendidikannya, dia diracun di udara dan berdasarkan hasil aotopsi menyatakan terdapat racun arsenik dalam tubuh Munir. 

Untuk pelakunya sendiri masih belum diketahui. Pollycarpus yang menjadi pelaku hanyalah aktor (settingan) belaka dan mungkin saja pelaku sebenarnya masih berkeliaran saat ini. Tidak ada yang tahu pasti. Dan kini, tepat 20 tahun yang lalu seorang pahlawan HAM diracun di udara dan juga, kasus Munir saat ini belum mencapai titik terang. Banyak sekali tuntutan dari masyarakat terutama di setiap Kamisan yang entah sudah kamis ke berapa sama sekali belum--lebih tepatnya tidak didengar dan hanya lewat begitu saja di telinga penguasa. 

Harapannya pemerintah kedepannya harus bisa membuka kembali dan secepatnya mengungkap kasus dibalik kematian Munir. 

Walaupun Munir sudah mati, tapi jiwanya tidak akan pernah mati. Karena dia tetap ada dan berlipat ganda. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun