Mohon tunggu...
Bunga Azalia Ramadhani
Bunga Azalia Ramadhani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Hukum

Be kind, because the kindness will return to us

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Dari Globalisasi terhadap Perilaku Generasi Milenial di Indonesia

20 Januari 2021   11:37 Diperbarui: 20 Januari 2021   12:12 2431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

        Pengaruh dari globalisasi juga memberikan hal yang positif di dalam bidang sosial terhadap perilaku generasi milenial. Dengan adanya globalisasi ini akan melahirkan suatu kesadaran global yang di mana setiap generasi milenial akan saling membutuhkan satu sama lain serta saling bergantung dalam memenuhi kebutuhan kehidupannya masing-masing. Perilaku yang positif tersebut adalah sebagai berikut :

  • Perubahan tata nilai dan sikap, dengan adanya globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran atau pergantian nilai dan sikap masyarakat yang dulunya irasional menjadi rasional.
  • Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi generasi milenial menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan terdorong untuk berpikir lebih maju dan berkembang.
  • Tingkat kehidupan yang lebih baik, dengan kemajuan teknologi maka semakin banyak orang yang membuka industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih, sehingga hal tersebut dapat mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat di Indonesia.
  • Kemudahan dalam informasi, tranformasi dan komunikasi dan lain-lain.

Dampak negatif globalisasi

            Dari semua dampak positif yang sudah dibahas sebelumnya, tentu saja ada dampak negatif dari globalisasi ini. Berikut adalah dampak negatif dari globalisasi, antara lain :

  • Pola hidup konsumtif, dengan adanya perkembangan industri dan teknologi yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah dan mudah. Perkembangan teknologi membuat transaksi jual-beli menjadi lebih mudah dan cepat, contohnya adalah online shop. Oleh karena itu, generasi milenial semakin tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang tersedia.
  • Sikap individualistik, lagi lagi karena dengan adanya perkembangan teknologi. Generasi milenial merasa dimudahkan dengan teknologi yang menyediakan alat apapun yang menunjang kebutuhan sehari-harinya, yang menyebabkan mereka merasa tidak lagi memerlukan bantuan orang lain, bahkan sebagian dari mereka sudah lupa bahwa mereka adalah mahkluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lainnya.
  • Gaya hidup kebarat-baratan, tidak semua budaya barat baik dan cocok dengan norma dan kebudayaan yang diterapkan di Indonesia, budaya tersebut mulai menggeser nilai-nilai dari kebudayaan asli Indonesia. Contohnya adalah anak-anak remaja tidak lagi berperilaku sopan dan menghormati orang tuanya, kehidupan pergaulan yang bebas, dan hal ini merupakan hal yang paling mengkhawatirkan. Sebab pergaulan bebas akan membuat para generasi milenial terperosok atau terjerumus dengan hal hal seperti free sex, narkoba, dan lain-lainya.
  • Kesenjangan sosial, apabila salah satu individu di dalam suatu kelompok generasi milenial tidak dapat mengikuti arus globalisasi yang semakin deras ini maka akan membuat salah satu individu tersebut merasa tesingkirkan dan menjadi terpisahkan karena ia tidak dapat mengikuti tren atau arus globalisasi ini dan hal tersebut yang menjadi alasan kuat terciptanya kesenjangan sosial.
  • Solusi Untuk Mengurangi Dampak Globalisasi Terhadap Perilaku Remaja

           

       Mengingat globalisasi ini menimbulkan beberapa tantangan yang dapat mengancam norma dan kebudayaan yang berlaku di Indonesia  dan menimbulkan beberapa dampak negatif terhadap masyarakat, terutama para remaja serta menimbulkan kesenjangan sosial bagi masyarakat, yang dikarenakan masyarakat belum mampu menerima dampak dari globalisasi tersebut. Maka dari itu, diperlukan adanya pencegahan-pencegahan terhadap dampak negatif ini. Apabila dibiarkan secara terus menerus, akan merusak nilai-nilai yang ada di Indonesia, serta dapat mengancam persatuan dan rasa nasionalisme masyarakat akan kecintaannya dengan kebudayaan yang diakibatkan dari pergantian nasionalisme dengan liberalisme.

       Solusi yang diambil haruslah sesuai dengan keadaan atau realitas yang terjadi didalam masyarakat, sehingga solusi tersebut akan mudah dipahami dan dimengerti oleh masyarakat. Karena, mereka tidak perlu lagi untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan hal-hal baru. Solusi ini juga harus memiliki landasan yang kuat, dengan begitu masyarakat dapat berpegang teguh pada solusi tersebut. Budaya lokal dapat dijadikan solusi untuk menjawab tantangan tersebut. 

Oleh sebab itu, budaya lokal atau budaya daerah  ini sangat penting untuk diterapkan sejak dini, agar individu tersebut dapat menguatkan dan menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam budaya tersebut, dan juga agar generasi milenial memiliki rasa kecintaan terhadap budaya sendiri daripada budaya luar. Nilai-nilai dalam budaya daerah juga dapat menjadi landasan kuat untuk menangkal dampak negatif dari globalisasi. Dengan dikenalkannya budaya local sejak dini, itu akan tertanam rasa kecintaan terhadap budaya sendiri, sehingga jika budaya asing masuk ke Indonesia para remaja akan senantiasa tetap memilih budaya daerahnya dan dapat menyaring budaya-budaya asing lainnya masuk.

       Dampak negatif dari globalisasi tidak hanya tentang pelengseran demokrasi, melainkan adanya perilaku konsumtif para generasi milenial, khususnya remaja. Untuk mengurangi perilaku konsumtif diperlukan adanya financial literacy dan self monitoring. Kedua hal tersebut merupakan beberapa solusi untuk mengurangi perilaku konsumtif bagi generasi milenial, khususnya para remaja. 

Financial literacy atau yang biasa kita kenal dengan literasi keuangan adalah kemampuan untuk memproses informasi keuangan untuk menetapkan keputusan dalam pengaturan keuangan pribadi. Menurut Imawati (2013) terdapat pengaruh literasi keuangan yang negatif dan signifikan terhadap perilaku konsumtif. Semakin tinggi financial literacy individu, maka perilaku konsumtif akan semakin rendah. Individu yang memiliki tingkat literasi keuangan rendah, cenderung melakukan keputusan yang tidak produktif, menggunakan uang untuk keperluan yang kurang berguna. Oleh karena itu dibutuhkan pendidikan literasi keuangan.

DAFTAR PUSTAKA

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun