Penanggulan, Pegandon, Kendal (08/08/2020) -- pada tanggal 5 Juli 2020, Universitas Diponegoro resmi menerjunkan mahasiswanya untuk mengikuti salah satu program Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian masyarakat.Â
Namun karena adanya pandemi Covid-19, kegiatan KKN Tim II Tahun Akademik 2019/2020 dilakukan di desa masing-masing dengan sebutan "KKN Pulang Kampung" yang dilaksanakan selama 45 hari mulai tanggal 5 Juli 2020 sampai 15 Agustus 2020. Tema yang diusung adalah Pemberdayaan Masyarakat di Tengah Pandemi Covid-19 Berbasis pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Salah satu mahasiswa KKN Tim II Undip, Bunga Fitri Sitoresmi bersama Dosen Pembimbing KKN Bapak Besar Tirto Husodo, S.Sos., M.Kes. siap mengabdi untuk desanya agar para warga tetap produktif selama pandemi yaitu dengan mengadakan kegiatan sosialisasi pembuatan handsanitizer dari daun sirih dan pembagian produk handsanitizer secara door to door serta pelatihan pembuatan tas ecoprint untuk anak-anak yang bertujuan untuk meningkatkan kreativitas di masa pandemi berbasis pada tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).
Dengan kembalinya aktivitas di tengah pandemi Covid-19 tentu mewajibkan masyarakat untuk menyesuaikan diri dalam menjalankan aktivitas agar terhindar dari penularan virus corona, misalnya dengan rajin mencuci tangan. Namun, ketika sedang berpergian kadang kita sulit menemui toilet atau tempat cuci tangan sehingga dibutuhkan alternatif untuk membersihkan tangan yaitu menggunakan Handsanitizer.Â
Melalui kegiatan KKN ini Bunga Fitri Sitoresmi, bersama Dosen Pembimbing KKN Bapak Besar Tirto Husodo, S.Sos., M.Kes. berinovasi membuat handsanitizer dari bahan alami yang mudah didapatkan yaitu dari ekstrak daun sirih, lidah buaya dan jeruk nipis dengan mensosialisasikannya dan membagikan produk Handsanitizer yang telah dibuat kepada Ibu-Ibu rumah tangga di RT 003 RW 004 Desa Penanggulan, Pegandon.
Untuk cara pembuatannya sendiri sangat mudah yaitu hanya dengan mencampurkan 40 ml ekstrak daun sirih, 10 ml air perasan jeruk nipis dan 50 ml air matang yang kemudian bisa ditambahkan dengan lidah buaya atau aloevera gel yang berfungsi untuk melembabkan dan juga essensial oil yang berfungsi untuk menyamarkan bau dari daun sirih.
 "Ternyata Handsanitizer bisa dibuat tanpa menggunakan bahan-bahan kimia, ini sangat berguna terutama buat saya yang masih berjualan di pasar. Bahan dan alat untuk membuatnya juga mudah, semuanya ada dirumah." Ujar salah satu ibu-ibu yang mengikuti sosialisasi, Bu Maemunah.
Selain itu, karena melihat banyaknya anak-anak di desa yang tidak melakukan kegiatan selama masa pandemi ini, maka perlu adanya sebuah kegiatan positif untuk mengisi waktu luang serta dapat meningkatkan kreativitas anak.Â
Pelatihan pembuatan tas ecoprint ini dilaksanakan di rumah Ibu Maemunah, tetangga dari mahasiswa pelaksana KKN yang dihadiri oleh anak-anak sekitar rumah. Karena anjuran untuk tidak mengumpulkan banyak orang maka pelatihan ini dibagi menjadi 2 kelompok yang dilakukan dalam satu hari namun berbeda jam.
Cara membuatnya juga sangat mudah terutama untuk dilakukan oleh anak-anak. Hanya perlu merendam tas dengan tawas selama satu malam kemudian setelah tas kering masukkan kertas kedalam tas sebagai alas dan tata daun diatas tas lalu lapisi dengan plastik bening, kemudian pukul-pukul menggunakan alu/ulekan kayu sampai daun menempel.Â