Mohon tunggu...
Bunga Rufaida Adya
Bunga Rufaida Adya Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Sunan Kalijaga

22107030022

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Usaha Dagang Anjlok di Bulan yang Katanya Penuh Berkah? Bagaimana Bisa?

8 April 2023   10:08 Diperbarui: 8 April 2023   10:18 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source: gambar pribadi

source: gambar pribadi
source: gambar pribadi
Bulan Ramadhan merupakan bulan yang dinanti-nanti bagi umat islam karena dikenal dengan bulan penuh keberkahan. Dimana pada bulan kemenangan ini orang muslim diwajibkan berpuasa 1 bulan penuh dari terbit fajar hingga tenggelam matahari serta menahan diri dari segala nafsu, godaan, prasangka buruk maupun hal negatif lainnya. 

Bagi kebanyakan orang bulan ramadhan adalah waktu yang menyenangkan karena terlepas dari pahala yang dilipatkgandakan, ramadhan adalah momentum dimana kita bisa bertemu dan bersilaturahmi dengan teman atau saudara-saudara kita. Warna-warni bulan ramdhan memang selalu penuh dengan ciri khas yang hangat dan menyenangkan. Tapi ternyata, tidak semua orang mengalami bulan ramdhan sebagai bulan yang baik. Mengapa bisa demikian?

Telah dilakukan observasi di tourist attraction di kota Jogja, lebih tepatnya di beberapa toko atau kios di Malioboro. Observasi yang dilakukan penulis pada tanggal 1 April 2023 lalu merupakan kegiatan pengamatan yang bertujuan mengetahui perubahan yang terjadi selama bulan ramadhan bagi pengusaha atau penjual yang berjualan di teras Malioboro. Berdasarkan hasil observasi penulis, di Teras Malioboro banyak penjual yang mengaku musim Ramadhan ini laba cenderung anjlok dari keuntungan yang diperoleh pada hari-hari biasa. 

Menurut pengakuan bapak RK (40 tahun), pemilik usaha cenderamata di salah satu kios di Teras Malioboro, pengunjung yang berdatangan di bulan ramadhan tidak sebanyak pada hari-hari biasa. Mirisnya adalah orang-orang yang berlewatan di depan kios dagangan bapak RK pun dapat dihitung jari tiap harinya. Keuntungan bersih yang biasanya dapat mencapai 300-400 ribu rupiah per hari, pada musim Ramadhan ini justru hanya berkisar 50.000 atau 100.000 maksimal nya. Padahal letak kios bapak RK ini tergolong cukup strategis karena terletak di paling pinggir gang, dekat dengan akses orang-orang keluar-masuk kios. Entah harus bersyukur karena mendapat tempat yang bisa dibilang cukup menguntungkan untuk dilirik pembeli, tapi kembali lagi realita yang sebenarnya terjadi di musim Ramadhan ini seolah tidak berpihak kepada keadaan yang menguntungkan. Apa kabarnya bagi mereka-mereka yang berjualan di belakang gang atau bahkan di gang yang kecil dan sempit? Se-sepi apakah penjualan mereka di bulan Ramadhan?

Tidak dipungkiri keuntungan adalah hal yang sangat penting dalam sebuah bisnis. Dari keuntungan tersebut kita dapat melihat seberapa banyak barang yang sudah terjual dan keuntungan tersebut lah yang menentukan masa depan dari sebuah bisnis itu sendiri. Namun pernahkan kita membayangkan berada di titik terendah di sebuah bulan yang dikenal sebagai bulan penuh keberkahan dan kesucian? Mengapa keistimewaan dan realita di bulan Ramadhan justru berbanding terbalik bagi mereka yang berprofesi sebagai penjual atau pembisnis di lokasi Teras Malioboro? bukankah bulan Ramadhan ini seharusnya memberikan berkah bagi semua makhluknya tanpa terkecuali? Namun mengapa di bulan yang dinantikan sejuta umat ini justru memberikan bumerang kepahitan dalam sektor bisnis?

Melihat realitas sosial ini, kita sebagai masyarakat yang berbudi dapat ikut serta melariskan usaha UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) yang berada di lingkungan sekitar kita. Hal ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dan mensejahterakan warga negara kita sendiri. Sekalipun ketika di bulan Ramadhan, alangkah lebih baiknya untuk konsisten bekrontribusi demi Indonesia yang lebih baik. Mungkin bagi sebagian orang membeli produk UMKM terkesan biasa saja dibandingkan membeli barang-barang brand ternama, namun dengan membeli produk umkm selain sebagai penunjang perekonomian bangsa, kita tanpa sadar memberikan harapan kehidup dan rezeki bagi sesama umat satu bangsa. Bukankah itu hal yang indah? Dapat berbagi dan mensejahterakan sesama manusia hanya dengan melariskan produk UMKM. Jadi? Tunggu apa lagi?

source: gambar pribadi
source: gambar pribadi

Terlepas dari persoalan penggunaan UMKM, bagi penjual yang sedang berada dalam fase kekosongan atau penurunan pembeli di bulan yang suci ini, harap bersabar. Ingatlah bahwa Allah tidak akan pernah membebani / menguji hamba-hambanya di luar kesangggupannya, Qur'an Surat Al-Baqoroh 286. Pasti Allah memiliki rencana luar biasa dibalik semua rintangan ini. Mungkin dengan ujian yang ada di bulan ramdhan ini, Allah memberikan keberkahan di hidupmu dengan bentuk yang lain. Mengingat bahwa hidup bukan melulu soal uang, Allah pasti telah menyiapkan scenario terbaik mengenai hal ini. Karena keberkahan wujudnya bisa berupa apa saja.

Berdasarkan hasil dari pembicaraan yang dilakukan penulis dan bapak RK, bisa diterapkan tips jitu untuk menggiring pembeli untuk setidaknya me-notice penjualan yang kita miliki. Cara tersebut adalah dengan giat menawarkan barang dagangan kita. Memang terdengar biasa, tapi nyatanya dengan berkomunikasi dengan baik serta cara menawarkan yang unik dapat menarik perhatian pelanggang dibanding dengan penjual yang hanya diam atau pasif tidak melakukan interaksi penawaran barang kepada pembeli-pembeli yang berlalu lalang. 

Mengingat di Teras Maliobiro ini terdapat puluhan kios atau toko yang sama-sama menjual dagangan yang jenis nya mirip antar satu kios dengan yang lain, atau bisa dikatakan tidak jauh berbeda jenis dagangan yang dijualkan antar satu tempat dengan tempat yang lain. 

Barang-barang yang dijual di Teras Malioboro meliputi barang-barang seperti cenderamata seperti gantungan kunci, hiasan dinding atau lukisan-lukisan, baju-baju, daster, kaos oblong jogja, maupun aneka ragam cemilan khas jogja seperti bakpia, pie, dan cemilan keringan lainnya. Hal ini membuat persaingan pedagang semakin ketat dan tipis karena tidak bisa dihindari bahkan ruko-ruko yang berjarak 1 meter menjual barang yang sama. Oleh karena itu, penting untuk memiliki startegi menarik pelanggan yang berbeda dan unik agar peluang pembelian dagangan juga semakin tinggi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun