Mohon tunggu...
Bunga Aliviah
Bunga Aliviah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bagaimana Cara Mengatasi Kesulitan Belajar pada Peserta Didik?

16 April 2017   13:01 Diperbarui: 16 April 2017   22:00 50200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Identifikasi kesulitan belajar yang dialami peserta didik perlu diketahui sejak dini agar bantuan yang di berikan segera mengatasi kesulitan belajar peserta didik. Cara mengidentifikasi kesulitan belajar dapat dilakukan dengan mengamati perilaku anak dan kemampuan anak dalam aktivitas menulis, membaca, berhitung dan mengeja. Pengamatan dilakukan untuk mendapatkan informasi awal dan selanjutnya dilakukan asesmen yang meliputi asesmen perkembangan, akademik, non akademik, formal dan informal.

Definisi kesulitan belajar yang disetujui oleh pemerintah Federal, sehingga digunakan dalam berbagai tujuan oleh Negara bagian dan sekolah-sekolah distrik adalah sebagai berikut:

“kesulitan belajar khusus” (specific learning disability) berarti suatu gangguan pada satu atau lebih proses psikologis dasar yang meliputi pemahaman atau penggunaan bahasa, lisan atau tulisan, yang dapat diwujudkan dengan kemampuan yang tidak sempurna dalam mendengar, berfikir, erbicara, membaca, menulis, mengeja, atau melakukan perhitungan matematis. Istilah ini meliputi kondisi-kondisi tertentu seperti gangguan persepsi (perceptual handicaps), luka otak (brain injury), disfungsi minimal otak/DMO (minimal brain dysfunction/MBD), disleksia (dyslexia), dan aphasia perkembangan (developmental aphasia). Istilah ini tidak termasuk anak-anak yang mempunyai masalah-masalah belajar (learning problem) yang diakibatkan terutama faktor penglihatan (tunanetra), pendengaran (tunarungu), atau gangguan gerak (tunadaksa), terbelakangan mental (tunagrahita), ketidakstabilan emosi (emotional disturbance) atau hal-hal yang merugikan dari lingkungan, mental,budaya, ataupun ekonomi (Federal Register,1977,hlm.65083).

Jadi dapat disederhanakan bahwa, kesulitan belajar (learning disability) adalah suatu istilah umum yang mengacu pada beragam kelompok gangguan yang terlihat pada kesulitan dalam menguasai dan menggunakan kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, berfikir atau kemampuan matematis.

Sifat-sifat pembelajaran yang Nampak sangat menjanjikan bagi peningkatan pemahaman kita mengenai kesulitan belajar adalah:

Masalah Bahasa (Language Problem)

Masalah-masalah bahasa sringkali menyangkut kesulitan dalam memahami orang lain, berbicara dengan jelas, menemukan kata yang benar untuk mengungkapkan ide dan kebutuhanya, serta kurang kemampuan dalam mengatur bahasa untuk mendapatkan komunikasi yang efektif.

Masalah Perhatian dan Aktivitas (attention and activities problem)

Para psikolog perkembangan telah lama mencatat bahwa kemampuan anak-anak memfokuskan perhatianya akan bertambah seiring dengan usianya. Anak-anak yang masih kecil tidak dapat diharapkan memfokuskan perhatianya pada suatu benda, peristiwa, atau orang dalam waktu yang lama.Mereka mudah sekali terganggu oleh setiap stimulus baru.

Masalah Daya Ingat (memory problem)

Menurut penelitian, anak-anak dengan hambatan belajar seringkali kesulitan dalam mengingat fakta, instruksi dan aturan. Dalam penelitianya mengenai hal ini, Swanson dkk.(1990) menemukan bahwa dengan melakukan tes terhadap kemampuan memori anak, mereka bisa membedakan antara siswa yang mempunyai hambatan belajar dan yang tidak. Berkurangnya fungsi memori pada siswa yang mengalami hambatan belajar berkaitan dengan tidak adanya strategi memori yang efektif. Sebagian anak, ketika diberikan satu daftar istilah, nama atau angka untuk dihafalkan, akan membaca daftar trsebut berulang-ulang. Siswa mungkin akan mengelompokkan atau menggabungkan item-item yang tampaknya bersesuaian sehingga mereka dapat mengingatnya secara efektif. Mereka pun akan mungkin akan meakukan strategi bantuan lainya seperti mengingat huruf pertama item dalam daftar.

Masalah Kognisi (cognitive problem)

Masalah yag berkaitan dengan kesulitan memori juga meliputi kemampuan dalam menggunakan strategi kognitif untuk mmecahkan maslaah. Istilah kognisi digunakan dalam menggambarkan proses analisis masalah, mebuat perencanaan, dan pengaturan yang diperlakukan bagi solusi masalah itu. anak-anak berkesulitan belajar sering menimbulkan sikap di dalam kelas yang menunjukkan sikap di dalam kelas yang menunjukkan kurang kemampuan dalam menganalisis, membuat perencanaan pengaturan suatu masalah.

Masalah sosial dan emosi (social and emotional problem)

Menurut Pearl (1992) siswa berkesulitan belajar ada pada resiko tinggi memilki kesulitan sosial dan emosional. Licht (1987) menemukan pengalaman kegagalan suatu hubungan di mana si anak mengembangkan kepercayaan dirinya yang mengarah pada perilaku adaptasi yang salah (maladaptive behavior).

STRATEGI YANG DIBERIKAN UNTUK MENGATASI PESERTA DIDIK YANG MENGALAMI KESULITAN BELAJAR 

              Strategi pengajaran untuk anak dengan masalah perhatian:

  • Ubahlah cara mengajarkan dan jumlah materi baru yang akan diajarkan.
  • Adakan pertemuan dengan siswa.
  • Bimbing siswa lebih dekat ke proses pengajaran.
  • Berikan dorongan secara langsung dan berulang-ulang.
  • Utamakan ketekunan perhatian daraipada kecepatan menyelesaikan tugas.
  • Ajarkan self monitoring of attention.

             Stategi pengajaran untuk anak dengan masalah daya ingat atau memori.:

  • Ajarkan menggunakan high lighting untuk membantu memancing ingatan
  • Perblehkan menggunakan alat bantu memori.
  • Biarkan siswa yang mengalami masalah sulit mengingat untuk mengambil tahapan yang lebih kecil dalam pengajaran.
  • Ajarkan siswa yang ermasalah dengan daya ingat untuk erlatih mengulang dan mengingat.

             Strategi pembelajaran untuk anak dengan masalah kognisi:

  • Berikan materi yang dipelajari dalam konteks “highmeaning”
  • Menunda ujian akhir dan penilaian.
  • Tempatkan siswa dalam konteks pembelajaran yang “tidak pernah gagal”.
  • Strategi Pembelajaran untuk anak dengan masalah sosial dan emosional:
  • Buatlah system penghargaan kelas yang dapat diterima dan dapat diakses.
  • Membentuk kesadaran tentang diri dan orang lain.
  • Mengajarkan sikap positif.
  • Minta bantuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun