Mohon tunggu...
Bunga SyntyaClau
Bunga SyntyaClau Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi FIS UNJ

Bersukacitalah dalam Segala Hal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Non-Formal Paket C pada Masa Pandemi Covid-19 sebagai "Pabrik Kuli" Dalam Pandangan Henry Armand Giroux

6 Juli 2021   00:16 Diperbarui: 6 Juli 2021   00:30 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Dalam hal ini, program paket c yang terkandung dalam pendidikan non-formal juga terlihat sangat mendukung, karena sebagaimana yang diungkapkan oleh Sanafiah Faisal dalam Gatot Harikin (2018 : 5) bahwa ciri - ciri pendidikan nonformal yaitu : "Paket pendidikan yang dilaksanakan berjangka pendek; setiap program pendidikan merupakan suatu paket yang spesifik dan biasanya lahir dari kebutuhan yang sangat diperlukan; persyaratan enromennya sangat fleksibel, baik dalam usia maupun tingkat kemampuan; persyaratan unsur-unsur pengelolaannya jauh lebih fleksibel; skuesnsi materi pelajaran atau latihannya relatif lebih luwes; tidak berjenjang secara kronologis, serta perolehan dan keberartian nilai kredensialnya tidak seberapa tersandarkan." Tentunya hal ini sejalan dengan keinginan masyarakat, karena program paket c sendiri berjangka waktu singkat. Sehingga akan lebih mudah bagi masyarakat untuk mendapatkan ijazah SMA sebagai syarat administrasi dalam melamar pekerjaan.

 

            Hal ini sejalan dengan analisis Henry Armand Giroux (perintis pedagogi kritis di Amerika Serikat), tentang kontradiksi pendidikan yang mana banyak menjelaskan berbagai distorsi terhadap praktik buruk pendidikan yang berorientasikan efisiensi ekonomis. Menurutnya, terjadi hilangnya "identitas" institusi pendidikan dari institusi yang menyelenggarakan pendidikan  menjadi "pabrik kuli" (dalam Sosiologi Kurikulum, 2011 : 180). Giroux melihat banyak institusi pendidikan yang mengubah fungsinya dimana pada awalnya untuk memberikan ilmu pengetahuan, menjadi memberikan tenaga kerja siap pakai untuk dunia kapitalis.

 

            Program paket c menunjukkan hal yang demikian. Program paket c memiliki banyak hal yang mendorong sebagian besar masyarakat kelas bawah untuk berlomba -- lomba mengikuti pendidikan paket c semata -- mata hanya untuk mendapatkan ijazah yang akan digunakan untuk memperoleh pekerjaan. Pendidikan paket c dengan karakteristik kurikulumnya yang berbasis terapan, serta waktu pelaksanaan yang singkat, dan tawaran menarik lainnya pun turut menyumbang tenaga kerja siap pakai bagi dunia kapitalis. Hal ini mengapa program paket c dapat diibaratkan sebagai pabrik kuli menurut pandangan Henry Giroux.

 

Kesimpulan dan Saran  

 

            Saran yang dapat penulis sampaikan adalah sekiranya kurikulum yang digunakan dalam pendidikan non-formal program paket c nantinya dapat lebih diarahkan kepada pembentukan jiwa wirausaha bagi peserta didik. Sehingga, anggapan yang selama ini terjadi bahwa masyarakat mengikuti program paket C hanya untuk mendapat ijazah dalam membantu memperoleh pekerjaan, dapat segera dipatahkan. Akhirnya, pengetahuan -- pengetahuan terapan yang berbasis wirausaha dapat dipakai sebagai bekal untuk lulusan program paket c.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun