Teruntuk diriku,
Mungkin nanti 5 tahun mendatang kamu akan menjadi orang berbeda. Pastinya berbeda dari hari ini saat aku menulis surat ini untukmu. Aku tahu kamu mempunyai tujuan yang sudah kamu rancang untuk kamu wujudkan di 5 tahun mendatang. Aku tahu kamu adalah orang yang tidak pernah putus asa dan selalu ingin mencoba dan mencoba.
Aku tahu kamu dilahirkan dari keluarga yang sangat sederhana. Keluarga yang harmonis dan menghangatkan. Tangerang adalah kota kelahiranmu bukan? Sejak itu pada tanggal 29 Oktober 2001 kamu dilahirkan tepat pukul 06:00 wib. Aku tahu semua itu karena kamu adalah aku.Â
Dengan penuh kasih sayang dan harapan dari ayah dan ibu terhadap putri kecilnya, mereka merawatku sampai saat ini umurku 20 tahun. Dan kini, dengan pendidikan yang aku tempuh di bangku kuliah tepatnya di Universitas Pamulang yang berada di kota tangerang selatan ini mengharuskan aku untuk bersekolah tinggi agar aku bisa menjadi orang sukses dan baik hati. Kadang rindu sering datang bahkan setiap saat ketika ada masalah.Â
Banyak sekali masalah ataupun persoalan seperti aku harus sabar dan penuh dengan rasa bersyukur untuk selalu mengikuti alur skenario yang sudah Tuhan buat untuk diriku. Memang pada kenyataan nya pahit yang ku alami tapi, aku selalu berpikir mereka harus bisa melihat aku sukses dan melihat aku memiliki pendidikan yang tinggi.Â
Aku selalu dikucilkan oleh orang lain karena aku selalu bersikap seperti orang bodoh. Jujur, aku melakukan itu agar orang di sekeliling ku bisa tertawa dengan kebodohan yang aku perbuat.Â
Terkadang semua itu yang membuatku ingin mengakhiri semuanya tapi aku berpikir saat aku ingin berhenti, kenapa aku harus memulai cerita suka duka ku menjadi mahasiswa sekaligus menjadi anak pertama yang selalu di ingin kan untuk lulus dengan sarjana. namun akupun selalu ingat bahwa orangtua dan keluargaku di sana menaruh harapan besar terhadapku.Â
Aku tidak ingin mengecewakan keluargaku terutama ayah dan ibu yang selalu mendukung keinginanku dan selalu berkorban untukku agar kelak aku dapat meraih cita-citaku. Menjadi seorang guru adalah cita-citaku sejak umur 6 tahun.Â
Saat itu aku masih duduk di bangku sekolah dasar, dengan semangatnya aku mencari cara agar cita citaku bisa terwujud. dan kini aku mulai belajar untuk dapat menjadi orang pintar dan timbulah keinginan untuk menjadi seorang guru untuk dapat membuat orang-orang pintar. Itu sekilas sejarah yang akan kamu kenang di kemudian nanti setelah kamu memang benar-benar mewujudkannya.
Surat ini aku buat untuk diriku sendiri di 5 tahun yang akan datang. Mungkin 5 tahun yang akan datang aku sudah menjadi orang yang berbeda. Entah aku sudah sukses meraih cita-citaku atau masih dalam proses pencapaian cita-cita. Bisa saja aku sudah mempunyai pendamping hidup dunia akhirat. Aku berharap di 5 tahun yang akan datang nanti aku sudah berhasil meraih cita-citaku menjadi seorang guru yang cerdas, bermoral, profesional, penuh motivasi, amanah, dan yang paling penting menjadi seorang guru teladan yang disenangi oleh murid-muridnya.
Aku yakin 5 tahun yang akan datang kamu berhasil mewujudkan cita-citamu menyelesaikan studimu dan menjadi seorang guru. Aku ingin kamu wujudkan keinginanku, yaitu melihat ibu dan ayah menangis karena bangga melihatmu mengenakan toga dan berkata "inilah putriku, putri yang dilahirkan dari seorang kuli rumah orang dan seorang tukang ojek sekaligus penjual toko lampu dapat menyelesaikan studinya dan mendapatkan gelar sarjana".Â
Tentu orangtua dan keluargamu bangga terhadap apa yang telah kamu wujudkan. Aku ingin mengatakan selamat untuk kamu wahai diriku karena telah berhasil meraih cita-cita yang selama ini didambakan. Perjuangan yang luar biasa dan akhirnya mampu untuk mewujudkannya. Jangan lupa bersyukur kepada Allah SWT , juga berterima kasihlah kepada ayah dan ibu yang setiap hari mendo'akan serta selalu mendukung perjuanganmu.Â
Lalu, beberapa pertanyaan yang ingin aku ajukan nanti kepadamu wahai diriku. Pertama, bagaimana perasaanmu hari ini? Tentunya kamu lebih bahagia dari aku yang hari ini sedang menuliskan surat untukmu. Kedua, bagaimana rasanya menjadi seorang guru? Ketiga, apakah menyenangkan atau menjengkelkan karena menghadapi kelas dengan latar belakang siswa yang beragam? Semoga itu bukan sesuatu hal yang menjadikan persoalan yang rumit bagimu.Â
Jangan galak-galak kalau jadi guru nanti di khawatirkan muridnya malah malas dan tidak mau belajar denganmu. Jadilah guru yang disenangi muridnya buatlah muridmu mematuhi perintahmu tapi perintah yang positif. Selamat juga untuk kamu wahai diriku karena mungkin kamu telah di dampingi oleh seseorang yang menjadi pilihan kamu untuk menjadi imam bagi dunia dan akhiratmu. Â
Hmmm... rasanya pasti tidak bisa diungkapkan, hanya rasa haru yang ada dibenakmu nanti. Terharu karena impian yang selama ini diinginkan dan diperjuangkan, akhirnya dapat membuahkan hasil. Dan terharu karena kamu membaca surat ini mengingatkan kamu dengan perjuanganmu saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H