Gambar : Milik pribadi
Â
Tempat ini masih seperti dulu
Pepohonan tinggi menjulang disisi jalan bagai payung payung raksasa
Jalan setapak dihiasi semak belukar
Memang masih seperti yang dulu
Â
Aku disini menyusuri jalan kita  yang lampau
Mengenang lagi saat saat itu
Tangan kita saling bertautan erat
Menikmati pemandangan alam pegunungan
Dinginnya hawa pagi tidak terasa dalam pelukanmu
Bercanda dan berceloteh seakan tidak mau kalah dengan kicauan burung dipagi hari nan riang
Â
Bersamamu selalu membawa keceriaan
Rasa penat, suntuk, sebel, marah dan sebagainya sirna ketika melihat wajah dan senyum ceriamu
Â
Namun itu dulu, ditempat ini, dihari dan bulan yang sama
Aku sendiri tanpa dirimu yang entah ada dimana
Tiada lagi kecerian dan kesenangan
Yang ada cuma kekosongan dan kehampaan
Â
Tempat ini memang masih sama seperti yang dulu
Tapi ada yang kurang, dirimu tidak ada bersamaku sekarang
Sama seperti gubuk itu yang sudah terbang ditiup angin topan
Gubuk dimana kita pernah bersatu menumpahkan rasa kasih sayang
Kamu dan gubuk itu sama sama hilang dari pandangan
Namun tidak dengan kenangan yang terpendam dalam sanubari yang terdalam
Â
Kucoba terus menggali memori yang tenggelam
Menghayati kesan kesan yang tersimpan dalam kenangan
Tersenyum sedih dalam indah manisnya masa silam
Dimana kita saling ....
Â
Ah sudahlah, kenapa aku bisa berada ditempat ini
Lebih baik aku pulang
Tidak ada gunanya napak tilas kenanganÂ
Yang ada cuma rasa sakit pengkhianatan
Betapapun juga itu cuma sebuah kenangan
Seberapa indahnya itu cuma masa lalu yang hanya untuk dikenang
Bukannya untuk diulang ulang
Â
Otakku memerintahkan pulang tapi hatiku melarang
Tak apalah sekali kali memanjakan hati yang gundah gulana
Ini memang antara realita dan kenangan yang tidak bisa dilupakan
Otakku bilang move on tapi hati masih berharap pada yang telah hilang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H