Siang itu, sebutir batu depan teras rumah mulai tergeletak rapi terantuk oleh kaki kecilku.
Dan, Â hampir saja terjerembab tubuhku karenanya.
Terhalanglah jalanku.....!
Aku menggerutu sambil mengumpat......!
Berburuk sangka menanya gerang an peletak batu sandungan itu
Semenit berlalu, teman seiring kutuntun melalui jalan menurun dalam ruang pendek agak pengab dan sebagian sudut terasa hangat oleh deru mesin diesel......!
Tidakkah tempat ini lebih baik dan cukup luas untuk menumpuk batu berserak depan pintu teras rumah?
Berbayar berselisih seribu sahaja, kau korbankan kakiku terantuk dan langkahku terhenti memilih jalan.
Satu sebab...
Kau berbilang tak perlu repot menumpuk pada tempat semesti.
Kau berbilang biar cepat memungut kembali untuk pergi.
Kau berbilang tak perlu berbayar selisih seribu pada tukang berompi ......!
Sekali lagi,Â
Tapi kaupun memaksa menumpuk disitu sampai kereta melambat melaju.........!
       Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H