Mohon tunggu...
Endang Pujiyati
Endang Pujiyati Mohon Tunggu... -

Ibu yang sedang belajar menjadi pendidik dan pengajar untuk putra-putrinya sendiri dan putra-putri dari rakyat Indonesia yang menitipkan pendidikan dan pengajarannya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Standar Operasional Prosedur (SOP) Dokter di Japan

29 November 2013   14:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:32 926
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Demikina juga saat terjadi rendaman karena kebocoran darah dari luka bekas operasi karena saya salah gerak. Begitu masuk UGD, tanpa adanya jaminan apapun saya langsung di tangani, di rontgen terlihat adanya rendaman, langsung saya di kasih antibiotik dosis tinggi, serta obat yang dimaksudkan untuk meningkatkan metabolisme supaya cairan yang merendam segera hilang, dan malam itu juga dokter bedah dada saya dipanggil dan memutuskan esok hari untuk melakukan enhance CT scan. Beliau menjelaskan apa itu enhance CT scan sehingga saya jadi tahu, begitu cairan itu tetap bertambah langsung di pindahkan di bag jantung, dan diputuskan untuk di sedot cairannya.  Nah sebelum penyedotan juga di jelaskan bagaiman dokter akan melakukkannya, apa resiko dan probabilitynya, sehingga saya tahu apa yang mungkin terjadi, semua saya gantungkan sama yang di atas Tuhan , Alloh SWT.

Pun ketika saya mengalami trombosis di bilik kiri, semua dengan jelas di terangkan oleh dokter, sehingga keputusan yang terbaik dari dokterlah yang akhirnya saya turuti karena sudah jelas sejelas-jelasnya apa yang akan dilakukan dokter, resiko dsb.  dan saat sebelum operasipun kembali dokter bedah jantung menjelaskan dengan detil apa saja yang dilakukan  sebelum, selama, dan sesudah operasi, resiko, dan usaha untuk meminimalisir resiko, termasuk bleeding, dan tidak berdenyutnya kembali jantung saya.  Semua keterangan itu yang membuat saya pasrah, semua hanyalah Alloh saja yang mengatur.

Kalau saja cara ini yang dilakukan dokter Indonesia, ihtiar untuk mengobati pasien, dan tuntutan pasien bahwa pasien yang datang harus sembuh tidak akan berlaku, semua bekerja secara kompentensi, dengan usaha dan tentu saja doa dari 2 pihak yang terlibat dokter dan pasien, sehingga semuanya pasrah, sepasrah-pasrahnya kepada pemilik kuasa.

Ini jga mengedukasi kita tentang penyakit kita sehingga bisa menjadi pengalaman yang lainnya buat sanak saudara pasien dan sebagainya, tidak menganggap pasien tidak tahu apa-apa, gimana mau tahu kalau tidak di jelaskan.

Semoga para dokter tergerak untuk berbuat seperti ini.  Sehingga semua puas, tidak ada arogansi, tidak ada juga kata malpraktik.

Salam dari Jepang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun