Mohon tunggu...
Endang Pujiyati
Endang Pujiyati Mohon Tunggu... -

Ibu yang sedang belajar menjadi pendidik dan pengajar untuk putra-putrinya sendiri dan putra-putri dari rakyat Indonesia yang menitipkan pendidikan dan pengajarannya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Perhatian Pemerintah Jepang terhadap Kesehatan Warga Negaranya

24 Januari 2010   19:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:17 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesehatan merupakan masalah penting di kehidupan kita.  Sehat memungkinkan kita bisa melaukan aktivitas dengan baik.  Pengalaman 1,5 tahun hidup di Jepang, saya banyak melihat bahwa pemerintah Jepang sangat peduli dengan kesehatan warganya.

Pertama, kewajiban mengasuransikan kesehatannya.  Ini wajib baik bagi warganya sendiri ataupun warga negara asing yang berencana tinggal lebih dari 3 bulan atau dengan kata lain memiliki alien card (KTP) di Jepang.  Dengan asuransi kesehatan ini, ketika kita harus pergi ke dokter karena ada gangguan kesehatan, biaya yang di keluarkan akan lebih murah di banding kalau tidak ikut asuransi.   Bahkan pemerintah juga memberi tambahan bantuan kesehatan untuk anak usia 0 sampai 12 tahun.  Bantuan tersebut berupa bantuan langsung berupa pemotongan biaya kesehatan, sehingga ketika ketika membawa anak kita ke dokter hanya membayar 800 yen saja (di Nagasaki, di kota lain ada yang lebih murah), tergantung dari kebijakan masing-masing perfecture (provinsi).

Kedua, pemerintah akan mengirimkan undangan untuk cek kesehatan pembayarannya dengan menggunakan asuransi kesehatan juga, jadi tidak memberatkan warganya, alias gratis.  Pengalaman saya berhubungan dengan panggilan untuk cek kesehatan adalah ketika anak saya yang ke-dua datang usianya adalah 3,5 tahun, 1 bulan baru datang ada panggilan untuk cek kesehatan.  Kata teman yang mentranslate undangan tersebut bilang bahwa anak 3 tahun harus di cek kesehatan.  Tetapi sayangnya pada waktu itu saya belum paham benar kosa kata bahasa jepang, apalagi anak saya yang belum ngerti sama sekali.  Soalnya biasanya jarang sekali perawat bahkan dokter yang bisa berbahasa Inggris.  Pengalaman kedua adalah saya sendiri.  Berhubung saya ke Jepang mendekati umur kepala 4, maka saya mendapat panggilan juga untuk cek kesehatan.  Kata teman saya, karena kamu menjelang umur kepala 4 maka tiap tahun sesudah ini maka kamu harus cek kesehatan.  Tentu saja gratis karena saya punya asuransi kesehatan.  Wah lumayan juga lo cek gratis tiap tahun.  Ini sebenarnya yang harus dilakukan di Indonesia.  Cek yang di lakukan banyak sekali, antara lain cek paru-paru (rontgent), cek darah lengakap, cek urin lengkap .   Wah kalau di Indonesia saya tidak tahu harus membayar berapa ya?   Nah hasil cek kesehatan ini kalau ada kelainan, Memang anjuran dokter, sebaiknya selalu cek kesehatan minimal 1 tahun sekali agar di ketahui secara dini apa saja kelainan yang di alami sehingga pencegahannya pun dapat di tangani secara dini.  Hasil cek kesehatan dikirim ke rumah, dan apabila ada kelainan maka akan diberikan panggilan lagi untuk mengikuti penyuluhan.   Jika berat badan berlebih di sarankan untuk diet.

Cek kesehatan ini tentu saja penting, karena dengan penanganan dini gejala penyakit, akan mengurangi resiko penyakit yang tak terduga, dan menyebabkan kematian.  Selain itu, pihak asuransi juga berkepentingan dengan cek kesehatan ini, jika banyak penderita yang harus opname di rumah sakit,  akan berakibat juga buat perusahaan asuransi, karena biaya di dokter lebih murah di banding biaya rawat inap di rumah sakit.  Selain itu menurut salah satu rekan saya yang berprofesi dokter, minimal cek up adalah setahun sekali untuk mengecek status kesehatan kita, minmal cek darah lengkap dan urin lengkap.

Kapan ya, Indonesia memperhatikan kesehatan warga negaranya?  Semoga suatu saat nanti, Indonesia akan bisa seperti Jepang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun