Aku hanya diam, berdialog bersama mimpi tentang riak yang sedang berkembang
Resah yang begitu terpendam, penuh dan sesak
Menangispun tidak berarti
Meraba, mencoba mencari arah untuk keluar
Rasakan pahitnya kebaikan yang dikhianati
Seharusnya aku mengalir saja ketika memberi
Seharusnya aku tak perlu lagi menengok ketika sudah melangkah
Seharusnya aku tidak berharap banyak jika tak mampu membendung kecewa
Inilah aku sendiri yang sedang terkapar dalam kekecewaan
Menyiksa diri
berangkat dari awal lagi...mulai untuk menguatkan hati