Mohon tunggu...
Lina Rahmayanti
Lina Rahmayanti Mohon Tunggu... Guru - Pengalaman adalah Guru Terbaik

Belajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sajak Sajak Luka

2 Juli 2023   07:00 Diperbarui: 2 Juli 2023   07:06 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

         Cukup...!!
     rasa yang tak terperi
     mewakilkan apa pun,
     yang terlukis....
     yang tersaji....
     yang membumi...
     yang melukai.... 

         Biarlah....!!
         marah,
         sedih,
         kcewa,
         bahagia,
         luka dan rindu..
     berpendar di ruang waktu... 

            -dalam dekap malam-
                Jakarta, 140820

Jelaga Cinta

Mihrob cinta berpayung awan
Temaram nada syahdu merdu terdengar,
Haru akan kasih sayangNYA yang tiada terhitung..
Syukur atas  nikmat yang tak pernah mampu diukur...

Bahagia dan lara silih berganti mewarnai cerita perjalanan yang seperti tak berujung..
Di mana tujuannya..
Ke mana arahnya..

Melangkah..
Dan melangkah saja, mengikuti semilir angin yg meniup dedaunan...

Terbang..
Dan terbang saja, seperti induk burung yang mencari mangsa bagi anaknya,

Pilu mulai meradang..
Isak pun tertahan menatap betapa hitam jelaga di mihrob itu....

Cinta..
Ya, cinta... !
Untuk siapa,
Kepada siapa,

Betapapun DIA sang Maha Cinta terus saja mengalirkan cintaNYA,...

Ramadhan, jangan berlalu,
Biar ku seka dulu jelaga itu...

"Lin's Ry"
 8Ramadhan1442H

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

"Luka"
Maafkan, jika kini tawaku tak lagi serenyah dulu... Sebab ku takut, senjata manipulasi mu tengah beraksi mengoyak rasaku, hadirkan drama manis, namun entah di mana kau coreng wajahku...

Maafkan, jika kini ku tatap kau hanya sebagai pecundang...
Menghadirkan pembenaran dan tak kan mengakui kesalahan..

Di mana makna cinta yg sesungguhnya.... Kau tak punya
Di mana setia yang nyata, Kau hanya bersandiwara...

Luka yg kau torehkan menyisakan perih yang dalam...
Sakitnya, mengoyak segenap raga,...

Maafkan, ku tak sanggup lagi menatapmu,...
Hanya bisa berharap, semesta mendekapku tuk terus melangkah walau tanpa cintamu..

Jakarta, 25 Mei 2021

Pupus

Setengah diriku hilang
Diantara luka yang kau tanam...

Tak ada lagi rasa yang selalu mewarnai senja kala rindu menggelora,

Pupus harapanku diantara marah dan kecewa pada mu..

-diantara luka, Juni 21-

Hilang

Mataku nanar mencari bayangmu,
diantara lipatan rindu yang ku tata rapi di sudut hati,
diantara kelokan jalan yang kerap kita lewati bersama, diantara rinai hujan yang jatuh perlahan...

Mataku nanar mencari bayangmu,
diantara kelopak kembang ditaman,
diantara derai tawa kita waktu itu,
bahkan diantara kendaraan yang melaju...

Mataku nanar mencari bayangmu,
saat mentari tersenyum menyambut pagi,
pun saat senja menghampiri, bahkan ketika malam menjelang diantara deret impian dan harapan....

Jakarta, 2 Februari 2022

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

"Semu"
Dari semburat jingga, ku sapa dirimu dalam pikiranku,
pipiku merona kala senyum manismu menari,......dan pergi....

Hoo... Lamunan yg semu.
Gula asmara yang kau taburkan  telah melenakanku pada perjalanan panjang bernada cinta...
Ku kira berakhir pada dermaga bernama bahagia...
Ternyata hanyalah semu semata..
Kau berlalu tanpa kata, meninggalkan berjuta mimpi yang pernah kita rajut bersama..
Kau pergi tanpa pesan, menyobek hatiku penuh luka...

Dan aku pun terpekur dalam sendunya merindu,
hingga rembulan tlah hadir di hadapanku...
Ah, betapa sakitnya merindu...

Dari sudut hati, di penghujung Januari 2022

"ahaa...!! "
Ada rasa yang tak ku pahami,
Mengalir lembut di setiap helaan lalu mengajakku terpaku pada lamunan yang panjang...

Ada riak yang berdebum perlahan, mengacaukan segenap ingatan pada harapan yang menghilang..

Di sini, perih yang mengiris mulai kering, bersama waktu yang melaju sendu menemukan makna dan kebenaran..

KRL Bogor-Jakarta
24 Maret 2022

"PERIH"
Selaksa rindu yang berpendar dalam lembar cerita pedih dan gembira,  mengalir sahdu bersama rintik hujan yang jatuh di dedaunan...

Indah pelangi hanya fana yang membuat tersenyum sejenak lalu kembali meringkuk pada perihnya luka..

Gelak tawa pun hanya secawan pelipur lara lalu kembali pada pelukan malam yang dingin menyiksa...

Ke manakah harus menyandarkan segenap rasa yang kian menguliti asa...

Hanyalah sajadah itu, bersama tafakkur sendu dengan bulir yang menganak sungai..

Dan pulang  ke pangkuan ibu pertiwi adalah berjuta cinta yang tak terlukiskan...

"Jakarta 15 Juni 2022"

"Pinjam pundakmu.. "

Ingin ku pinjam pundakmu sebentar saja, sekedar menyandarkan kepala yang terlalu lelah untuk tegap dari segenap yang berdesakan di dada.

Malam yang muram terlalu panjang kulalui sendirian,
Membuatku mabuk kepayang dihantam luka yang  terus memar...

Ingin ku pinjam pundakmu sebentar saja,... Sekedar menyandarkan kepala yang mulai terkulai akibat lelahnya perjalanan...

Diujung Jalan, 23Juni 2022"

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun