Mohon tunggu...
Dewi Martaningtyas
Dewi Martaningtyas Mohon Tunggu... -

Menulis untuk belajar dan berbagi. Menjadi bunda-nya Alfis, seorang istri, dan mempelajari segala sesuatu tentang herbal, organik, dsb.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tahun Melukis

31 Desember 2010   22:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:05 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut dr. Sears, di dua tahun pertama kehidupan seorang anak, ada tiga tujuan penting yang diharapkan dapat diraih oleh orangtua pemula yakni:


  • mengenali sang anak;
  • membantu anak merasa nyaman;
  • menikmati menjadi orangtua


Dua tahun pertama telah dilalui oleh kami, ayah dan bunda Alfis. Alfis telah melalui masa-masa menyusui ASI eksklusif, proses menyapih, dan kini sedang mengenali penggunaan toilet. Dan yang sedang gencar-gencarnya adalah masa belajar berbahasa.

Sebelum berumur dua tahun, Alfis kosakatanya sedikit sekali. Dia masih banyak babbling. Sempat membuat bundanya khawatir. Tapi bersyukur ternyata setelah dua tahun dia menyerap banyak kata-kata. Bahkan yang agak sukar sekalipun.

Karena kini Alfis sudah pandai berbahasa, tugas ayah dan bunda bertambah. Seperti seseorang yang sedang melukis, bunda dan ayah perlu memilah dan memilih beragam warna. Menggoreskan kuas secara proporsional, tidak terlalu keras dan tidak terlalu pelan. Serta memberikan komposisi warna dan bentuk yang pas. Tidak mudah memang, tapi sebagai orangtua tentu kami berupaya.

Dua tahun pertama adalah tahun-tahun yang menakjubkan. Mulai dari awal melahirkan, belajar tengkurap, merayap, belajar duduk sendiri, merangkak, hingga akhirnya Alfis dapat berjalan, berlari, dan kini ia suka meloncat dan berguling jungkir balik di atas kasur. Sungguh bersyukur melihat perkembangannya. 

Dua tahun pertama  ayah bunda Alfis seperti masih mencorat-coret di kertas. Mencoba menuangkan ide di kertas sebelum melukisnya di kanvas. Tentu saja mencoretnya penuh dengan cinta. Demikian juga di tahun ini, kami akan melukis hidup Alfis dengan cinta. Memenuhi kebutuhannya, memberikan disiplin dengan baik dan efektif, mengenali gaya bermain dan gaya belajarnya, serta menstimulasi beragam kecerdasannya.

Terdengar sederhana, tapi pada kenyataannya akan ada gaya mendisiplinkan, cara menstimulasi, mengatasi perilakunya, mencari cara agar makan, minum, istirahat, dan bermain sudah proporsional, dan masih banyak lagi. Proses melukis ini butuh banyak kesabaran, pengetahuan, dan contoh. Dan diri sendiri pun harus berusaha menjadi contoh personal yang baik. 

Semoga proses mengasuh, mendidik, dan belajar ini berlangsung dengan baik. Dan menghasilkan lukisan yang indah, sedap dipandang mata. Setelah berusaha tentu ada doa. Agar kita terus memiliki pengharapan pada Yang Maha Kuasa. Membuat hidup dan usaha menjadi lebih mudah. Dan agar usaha yang dilakukan tidak menjadi obsesi yang berlebihan, hingga akan menjadi beban.     

 

Selamat pagi wahai sepi
ku hendak ungkapkan harapan pagi
harapan baik di awal hari

semoga diri menjadi lebih insani
semoga alam terus berseri
semoga negeri memperbaiki diri

Selamat pagi wahai sepi
ku hendak ungkapkan harapan pagi
harapan di awal hari

semoga berkah hidup ini
semoga sehat badan ini
semoga bahagia dunia dan akhirat ku nanti

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun