Mohon tunggu...
Yani Bria
Yani Bria Mohon Tunggu... Lainnya - Pecinta Travelling dan Penggiat Literasi

Travelling adalah surga bagiku karna itulah salah satu caraku Memuliakan Tuhan Sang Pencipta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Inspirasi Pagiku

9 Oktober 2020   11:14 Diperbarui: 12 Oktober 2020   08:54 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rumahku berada disebuah perkampungan di pinggiran kota. hamparan hutan jati peninggalan Jepang sepanjang 4,5 Km adalah pintu masuk untuk sampai ke kampungku ini. udaranya sangat sejuk, karna dikelilingi pohon mahoni yang rimbun. Usianya juga sudah puluhan tahun. Bersebelahan dengan Kompleks Keuskupan Atambua, Pusat Biara SVD dan juga Seminari Menengah Lalian, membuat kampung kecil ini ibarat "Vatican"nya Indonesia. 

Saya sangat bersyukur terlahir disini..... Disaat kota-kota besar hampir tak bisa menatap birunya langit, menghirup udara yang bersih dan segar, aku disini bisa menikmatinya secara cuma-cuma. Setiap bangun pagi adalah saat yang paling menakjubkan...melihat embun rerumputan yang terhampar di halaman rumah yang luasnya masih bisa untuk sebuah lapangan bola., menikmati desiran angin sepoi sepoi dan alunan suara burung yang beterbangan dari satu dahan ke dahan lainnya, bagaikan simponi nan indah.  

Seperti pagi ini, saya bangun dengan hati yang gembira. Jadwal tetap setiap pagi adalah jalan kaki sepanjang hutan jati dan melewati sebagian hutan mahoni. Pohon Jati sedang gundul....demikian juga Mahoni. daun-daunnya gugur menghiasi sepanjang jalan...Hujan dalam beberapa hari ini nampaknya membuat beberapa pohon mulai menunjukkan kuncupnya. Moment ini segera kuabadikan dalam beberapa jepretan di HP androidku.  Tak luput dari pandangan saya beberapa bunga rumput berbaris disepanjang jalan itu. Diam-diam saya memperhatikan satu demi satu dan hanya satu saja yang saya tahu pasti namanya yakni Putri Malu. Rumput-rumput itu menghasilkan bunga-bunga yang sangat cantik dengan bermacam-macam warna; kuning, putih dan ungu. indah sekali.... Saya sungguh terpesona. Memotretnya berkali kali dan sungguh mengaguminya, terlebih mengagumi Sang Penciptanya.

 Refleksi saya demikian;  Selama ini entah sudah berapa  kali melewati jalan ini, tak pernah terlintas sedikitpun niat untuk berhenti, dan memandang rerumputan ini karena menganggap tak penting. rumput-rumput ini hanya mengotori saja. selama ini cenderung menganggap remeh keberadaannya. namun ternyata jika saya mau berhenti sejenak, memberi ruang dan kesempatan untuk melihat sejenak, maka akan terlihat betapa indah dan sangat mengagumkan. Seperti hidup kita, yang terkadang cenderung mengabaikan hal-hal kecil, orang-orang  sederhana, karena menganggap tidak baik, tidak penting. Namun jika kita mau jeda sejenak, melihat lebih jauh kepada hal-hal kecil dan sederhana, kita akan menemukan banyak hal baik, bahkan keajaiban.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun