[caption id="attachment_231876" align="aligncenter" width="300" caption="Saatnya menyapih! Azza dan mamanya berpose di depan ikonnya kota Brebes, patung endog asin. Diseneng-senengin sebelum disapih."][/caption] “Bu, gimana anaknya sudah disapih? Aku juga belum. Kasihan Salsa. Aku sering merasa ga tega. Gampanglah, nanti juga dia gak mau sendiri.” Demikian Ibunda Salsa menyapa Mamanya Azza yang nampak cemas akan proses penyapihan ASI anaknya. Karena Mamanya Azza ingin segera memutus ASI Azza yang minggu lalu genap berusia dua tahun. Sebuah umur yang lazim dipercaya menjadi batas akhir seorang anak boleh menyusu kepada ibunya. Pernyataan tean sekantornya itu ia simpan rapat dalam memorinya. Makin meneguhkan kenyataan bahwa tak mudah bagi ibu untuk menyapih ASI anaknya. Ini kasus kesekian kalinya bagi Mamanya Azza mendengar ibu menyusui yang mengeluh demikian. Di rumah, menjelang tidur Mamanya Azza membuka pembicaraan dengan Sang Suami. “Yah, tadi di kantor mama ketemu Ibunya Salsa yang udah 2,5 tahun.” Lalu diteruskan semua yang dikatakan Ibunya Salsa sampai akhir. Sebelum itu, Mamanya Azza pernah mendengar cerita dari Umminya Faisal yang mengaku baru bisa menyapih Faisal ketika berumur 4,5 tahun. Itupun karena Faisal sendiri yang tidak mau lantaran malu sering diejek teman-temannya di TK. “Apanya yang gampang kalau nunggu anaknya ga mau sendiri. Bisa-bisa sampai anak kita berumur SD” Mamanya Azza mendengus. Azza sendiri sebenarnya bukan tipe balita yang susah untuk disapih. Dua minggu yang lalu Mamanya Azza berhasil mencoba untuk tak memberikan ASI dari pagi hingga sore. Trik yang dipakai adalah dengan mengoleskan sedikit minyak telon bayi di puting. Agar Azza percaya bahwa ASI mamanya sudah tidak enak dan merasakan sendiri bahwa rasanya “pedas”. Namun saat malam hari, Azza menjadi sangat rewel dan tak juga mau tidur karena terbiasa dikeloni sambil disusui. Sebuah dekapan dari hangatnya kasih sayang seorang ibu yang membuat anak mudah tertidur dengan pulas. Akhirnya hari itu Mamanya Azza mengalah. Lain lagi dengan kejadian hari minggu lalu waktu tangan kiri Azza terkilir karena jatuh saat berlari. Padahal hari minggu itu tadinya direncanakan Mamanya Azza untuk memulai lagi penyapihan. Demi rasa kasihan melihat Azza yang rewel karena menangis kesakitan, ia urungkan niat itu. Ia tak ingin menambah rewel dan beban bagi Azza di saat ia sedang sakit. Menyusui dari dahulu merupakan senjata ampuh untuk membuat anak tenang saat sakit dan rewel. [caption id="attachment_231881" align="aligncenter" width="300" caption="Aksi dua lelakinya Mama Indah sedang melakukan ritual bye-bye, ASInya Mama Azza"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H