Mohon tunggu...
Iin Ajid
Iin Ajid Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Mamanya Cindy, Reza dan Fira.... bundaiin.blogdetik.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Belajar Menghadapi Si Pembajak Karya

27 Mei 2012   10:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:43 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Terkadang sebuah tulisan itu berdasarkan pengalaman pribadi atau pengalaman orang lain yang diceritakan, didramatisir sebagai pemanis cerita. Jadi sangat mengherankan ketika sebuah tulisan yang berkisah tentang dunia rumah tangga, diceritakan begitu detil oleh seorang anak SMP. Saya punya loh putri angkat yang duduk di SMP, dan dia tak begitu memahami arti rumah tangga itu sendiri padahal dalam segi kepandaian putri angkat saya tergolong luar biasa. Kalaupun diangkat berdasarkan cerita orangtuanya (misalnya) atau saudaranya, adakah pasangan suami istri yang begitu sembarangan menceritakan masalah mereka pada seorang anak berusia 13-15 tahunan? Kisah yang saya angkat itu, benar-benar kisah berat untuk dunia rumah tangga dan sangat impossible seorang anak SMP memahaminya.

Ketika fakta itu saya ceritakan dan saya meminta pendapat teman-teman yang berprofesi sebagai guru, mereka juga semua terkejut. Sungguh di luar kebiasaan seorang anak SMP bisa menuliskan kisah rumah tangga termasuk masalah-masalah internal yang terkadang buat kita, yang sudah menikah ini adalah hal-hal yang tak bisa diceritakan pada orang luar bahkan keluarga sekalipun. Meski itu masalah biasa, tapi ada kebiasaan orang ketimuran yang selalu menganggap tabu menceritakan masalah rumah tangga pada anak-anak.

Maka untuk Editor Majalah, lebih selektiflah lagi dalam memilih penulis untuk majalah anda. Apalagi dengan bangga menuliskan siapa si penulis di bagian akhir cerita, justru menimbulkan keprihatinan mendalam. Apalagi ketika ketahuan itu karya bajakan, aduuh, kecil-kecil sudah belajar menipu orangtua. Gimana nanti saat kerja? Kalau yang ditiru hanya satu baris kalimat, atau sekedar sama di jalan cerita, mungkin saya takkan mempermasalahkannya karena bisa saja kan ide cerita sama tapi cara berceritanya berbeda. Ini tidak, bahkan 99% semua kata-kata  dan kalimatnya mengambil dari hasil tulisan saya. Astagfirullah Al adzim. Di manakah rasa malu itu?

Karena terlalu pusing itulah, saya memutuskan istirahat sejenak memposting karya fiksi. Ada juga yang saya publish, tapi sifatnya hanya tulisan-tulisan ringan dan berkisah tentang hal-hal umum. Semua karya fiksi saya, sekarang terpaksa dikirimkan ke media cetak dulu dan setelah itu baru saya posting kalau ditolak. Kalaupun ada karya-karya yang terlanjur dipublish, saya memilih untuk mencetaknya dalam satu buku antologi, mendaftarkannya ke perpusnas dan sayapun bisa bernafas lega. Kali ini siapapun akan saya tebas dengan aturan hukum. Lima kali karya terbit atas nama orang lain, sungguh membuat saya sangat geram.

Ini hanya sekedar berbagi pengalaman, barangkali ada penulis-penulis baru belajar seperti saya yang sama-sama masih sangat asing berhadapan dengan para penjiplak ini. Terima kasih ya Allah, punya banyak teman-teman penulis yang jam terbangnya sudah sangat tinggi hingga mau berbagi tips melawan para penjiplak itu. Sekelumit pengalaman tak mengenakkan tapi mengajarkan saya satu lagi pengalaman berharga.

Semoga bermanfaat.

*****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun