Jika bagian tubuh kita terluka maka kita masih bisa mencari obat untuk menyembuhkan, tapi kita kata-kata yang melukai perasaan susah untuk menemukan obatnya.
Dalam hidup bermasyarakat yang berdampingan dengan berbagai macam golongan, agama, suku maupun ras, hendaklah kita ingat selalu peribahasa di atas. Ia mengingatkan kita untuk berhati-hati menggunakan lisan atau lidah yang tidak bertulang agar setiap kata-kata yang keluar dari mulut kita tidak menyakiti orang lain atau menyinggung perasaannya. Kehidupan akan semakin harmoni bila kita pandai menempatkan diri dan menjaga ucapan.
4. "Bagai air di daun Talas"
Orang yang tidak mempunyai pendirian.
Peribahasa di atas sangat relevan dengan kehidupan kita sehari-hari. Kita akan sering menemui seseorang yang seperti ini dalam dunia kerja. Sebut saja dengan kata plin-plan, tidak punya pendirian. Ia akan mudah mengikuti apa kata orang lain atau kehendak orang lain karena tidak memiliki prinsip dalam hidup. Mudah-mudahan kita tidak seperti itu ya sahabat.
5. "Tangan di Atas lebih baik daripada tangan di Bawah"
Memberi lebih baik daripada menerima.
Petuah dalam peribahasa ini sering kita dengar saat orang tua kita memberikan nasehat. Maknanya ialah supaya kita gemar bersedekah kepada orang lain, gemar menolong orang lain daripada menerima pertolongan dan juga gemar berbagi kebaikan pada orang lain. Maka, sedini mungkin kita juga harus tanamkan makna peribahasa tersebut pada anak-anak kita agar mereka terbiasa peduli dan empati dengan orang lain sejak kecil.
Itulah beberapa peribahasa yang relevan dan bisa kita maknai dalam kehidupan sehari-hari. Mari berupaya untuk mempercantik perilaku dan mengindahkan budi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H