"Novel Pembangun Jiwa". Kalimat itu yang selalu bersanding dengan judul disetiap karya yang Habiburrahman atau kang abik ini publikasikan. Ah siapa yang tak mengenal penulis satu ini. Religius. Segala karyanya pasti sarat akan moral value benar bukan?
Okay tanpa ba bi bu, cuss kita bahas tuntas salah satu karya Kang Abik. Apa itu? BUMI CINTA. Ah... Judulnya aja ada cintanya. Pasti tentang romance? Jangan salah... Jangan nethink. Di novel ini, Romance ada. Religiuitas pasti lah ya... Terus nih, ada drama juga. Ada thrillernya gak? ADA. Tapi sedikit hihihi -_-.... Langsung aja deh. Berikut resensi novel Bumi Cinta
JUDUL NOVEL : Bumi Cinta
PENGARANG : Habiburrahman El Shirazy
PENERBIT : Author Publishing
TAHUN TERBIT : 2010 (Cetakan ke-4)
SINOPSIS :
Muhammad Ayyas, mahasiswa S2 India, berkewarganegaraan Indonesia yang datang ke Moskwa untuk menemui salah seorang pakar sejarah di Universitas Negeri Moskwa atau yang biasa disingkat MGU, guna penelitian untuk tesis megisternya.
Kedatangan Ayyas disambut dengan dinginnya kota Moskwa. Ayyas, Seorang mahasiswa lulusan S1 Madinah. Demi mengantongi data penelitian guna tesis megisternya, ia rela mendatangi ibukota Rusia, Moskwa. Kota yang terkenal sebagai surga kehidupan bebas di dunia, serta pengakses situs porno terbesar dunia.
Ujian bagi perjalanan dan keteguhan iman Ayyas. Pasalnya, lelaki yang memiliki religiuitas itu mempunyai satu titik kelemahan. Kecantikan. Godaan kemolekan wanita. Nonik-nonik Rusia dengan segala kecantikan dan pesonanya bagaikan menyihir Ayyas. Namun, ia berusaha sekuat tenaga untuk selalu memegang teguh nilai-nilai agama yang terpatri dalam dirinya.
Di negeri antah berantah itu, Ayyas memiliki kenalan yang dapat membantunya disana. Devid. Teman SMP Ayyas. Devidlah yang membantu Ayyas mencarikan apartemen yang cocok. Devid mendapatkan apartemen tepat di jantung kota Moskwa. Apartemen itu dekat dengan fasilitas umum serta memiliki harga yang cukup miring dibanding apartemen lainnya di kompleks itu. Namun Ayyas harus berbagi apartemen dengan 2 orang wanita, meski memiliki kamar berbeda.
Kemolekan Yelena dan Linor –teman apartemen Ayyas- tak dapat dipungkiri. Keduanya memiliki paras yang rupawan serta tubuh yang menawan. Linor seorang agen Zionis Israel yang menutupi identitasnya dengan pekerjaan sebagai jurnalis dan pemain biola profesional. Yelena pula, wanita yang tak mempercayai keberadaan Tuhan lagi. Yelena yang sehari-harinya bekerja sebagai pelacur kelas atas Moskwa, sangat terkenal di dunia gelapnya itu.
Konflik- konflik yang dimunculkan sangatlah beragam dan berliku. Mulai dari Prof. Abraham Tomskii yang tiba-tiba dikirim ke Istanbul, yang akhirnya Ayyas dibimbing oleh Doktor Anastasia Pallazo, asisten Prof. Abraham Tomskii.Wanita muda yang memiliki kecantikan, kecerdasan, dan pesona yang luar biasa itu, menjadi ujian bagi Ayyas untuk berjuang mempertahankan keteguhan imannya.
Belum lagi bisikan setan yang datang melalui Yelena dan Linor. Yelena yang memakai baju terbuka sehingga terkesan mengekspos tubuhnya. Juga Linor yang secara terang-terangan menggoda Ayyas, bahkan memasuki kamar Ayyas tanpa ada izin. Layaknya kisah Nabi Yusuf dengan Zulaikha.
Hidup di daerah dengan sebagian besar menganut Atheisme tidaklah mudah. Ayyas dihadapkan pada berbagai komentar tentang betapa primitifnya agama Islam itu. Disinilah peran Ayyas dibutuhkan untuk memperjuangkan serta menyadarkan bahwa Tuhan itu ada dan Islam bukanlah agama yang primitif.
Suatu hari, disela kesibukan penelitiannya, Ayyas mendapat tawaran untuk menjadi pembicara pengganti dalam sebuah seminar ketuhanan bertajuk “Tuhan dalam manusia modern”. Dengan sangat baik Ayyas dapat mematahkan pendapat Victor Murasov yang mengaku bahwa Tuhannya ialah Ilmu Pengetahuan.
Konflik lain datang dari agen Zionis Israel. Mereka berencana mengkambinghitamkan Ayyas, sebagai pelaku pengeboman di lobby Metropole Hotel. Namun, Ayyas yang waktu itu pula sedang menjadi salah satu pembicara live di salah satu program talkshow “Rusia Berbicara”. Ayyas memiliki alibi seterang matahari juga dukungan sepenuhnya dari KBRI.
Setelah melalui beberapa bulan di Moskwa, Ayyas dapat merampungkan penelitiannya. Sebelum pulang, ia dihenyakkan oleh fakta bahwa Devid, kawannya itu ingin bertobat. Begitu pula dengan Yelena yang telah mengaku mempercayai akan adanya Tuhan, dan menganutkan dirinya dalam islam. Devid dan Yelena menikah.
Berbeda dengan Yelena, Linor seorang agen Zionis yang kini mencoba berhenti setelah tertimpa kenyataan bahwa dalam darahnya bukan mengalir darah Yahudi tulen, melainkan darah asli muslimin Palestina. Ia yang selama ini bahkan membantu Zionis untuk melancarkan aksinya menyerang Palestina, saudaranya sendiri. Ia ingin lepas dari cengkeraman Ben Solomon, ketua agen Zionis daerah Rusia. Lantas, setelah memutar otaknya, ia memiliki satu jalan keluar yakni dengan membunuh seorang gadis yang sangat mirip dengannya, sehingga anak buah Ben Solomon akan mengira bahwa yang tewas itu ialah Linor. 2 Bulan lamanya Linor yang bernama asli Sofia itu mengkaji lebih mendalam tentang Islam. Bukan hal yang mudah bagi dirinya mengetahui fakta-fakta islam, dikarenakan sejak kecil ia sudah dijejali berbagai pengetahuan Yahudi oleh seseorang yang dianggap papa nya itu. Namun dengan Rahmat Allah pula, Sofia mengucapkan dua kalimat syahadat.
Dua hari sebelum kepulangan Ayyas ke Indonesia, bukan ke India-tempat Ayyas menimba ilmu- ia mendapat tamu yang tak dikenalnya sama sekali. Si tamu berkata bahwa ia adalah Linor. Ayyas tak percaya sama sekali sebab penampilan mereka berbeda, belum lagi si tamu meminta supaya diperbolehkan menjalankan sholat di apartemen Ayyas.
Setelah menjelaskan panjang lebar mengenai identitas aslinya, Sofia mengungkapkan isi hatinya kepada Ayyas. Sofia berharap jika Ayyas mau menjadikan Sofia istrinya. Awalnya Ayyas meminta waktu untuk menanggapi permintaan menikah Sofia. Namun saat Sofia melangkah keluar dari apartemen Ayyas, saat pikiran Ayyas terbuka untuk menerima Sofia, namun takdir berkata lain. Sofia tertembak oleh anak buah Ben Solomon dan tewas dalam perjalanan menuju rumah sakit. Ayyas merasa sangat kehilangan.
KELEBIHAN :
Bahasa yang digunakan merupakan bahasa sehari-hari. Ciri khas Kang Abik ditonjolkan dalam novel ini. Juga, novel ini bagus untuk perkembangan pola pikir.
KEKURANGAN :
Novel ini sangat bagus. Namun, dalam deretan alur yang disajikan, nampak pengarang sangat mendiskriminasi terhadap golongan tertentu.
Terlepas dari kekurangan tersebut, Kang Abik sangat lihai menjelaskan, memberikan gambaran, juga mengajak kepada kita mengenai berbagai kenyataan di dunia ini. Kita harus berjuang dengan sekuat tenaga dalam mengarungi bahtera kehidupan ini. Kalian ada pendapat lain? Tulis dikolom komentar jika ada. Semoga sedikit informasi dari Hayaa bisa bermanfaat untuk kita semua. Selamat membaca guys....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H