Mohon tunggu...
Bunda Hafidz
Bunda Hafidz Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati anak

Bunda dengan tiga putra

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pulang

19 Mei 2022   13:54 Diperbarui: 19 Mei 2022   13:58 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pulang

Idul Fitri menyisakan banyak kenangan menyenangkan untuk terus dinikmati oleh rasa dan pikir. Hari kemenangan yang dirayakan bersama orang-orang terkasih. Terlebih bersama ibu dan bapak.
Setiap Idul Fitri detik-detik paling dinantikan adalah saat meminta maaf kepada keduanya. Setelah sholat Ied Aku dan anak-anak siap untuk meminta maaf, keikhlasan dan keridhoan keduanya.  Seakan beban dosa terlalu banyak yang dibuat karena lisan dan adab. Disaat itu, kelapangan hati keduanya memaafkan segunung salah tanpa harus aku memohon. Salahku terampunkan di detik aku berbuat salah, seperti kata mereka sebelum aku meminta mereka telah memberikannya.

Duhai... Ibu dan bapak, 

Lebaran tahun ini aku benar-benar sendiri.  Dua tahun ini aku rasakan apa yang namanya kehilangan paling perih yang pernah kurasakan. Tahun lalu aku masih merayakan Idul Fitri ini bersama bapak. Sebulan setelahnya kesedihanku ditambah lagi, Idul Adha bapak telah tiada. Saat ini lebaran pertama paling sepi yang aku rasakan. Tak ada lagi kedua orang terkasih yang menyayangiku tanpa syarat  

Dimana harus kutumpahkan rasa rinduku pada kalian?
Masih kurasakan bagaimana sayangnya kalian kepadaku. Saat rindu yg terus menumpuk,  aku hanya bisa menengadah diatas sajadah memohon kepada Penguasa langit dan bumi. Mengampuni segala dosa ibu dan bapak. Menerima semua amal ibadah dan kebaikan, memberikan tempat terindah kepadamu Ibu dan Bapak. 

Banjir airmata bila mengenang kalian, tak pernah dapat membalas semua kebaikan dan kasih sayang kalian. Bagaimana pengorbanan kalian dalam membesarkanku. Memang benar adanya kasih dan sayang yang diberikan padaku tanpa pamrih sepenuh jiwa dan raga. Cinta tanpa syarat.

Ibu dan Bapak, berbahagialah  di alam keabadian tempat terindah yang Maha Pengasih sediakan. Saatnya nanti kumohon kepada yang Maha Agung Maha Pengasih aku dapat berkumpul dengan kalian di alam keabadian itu, sebaik-baiknya tempat untuk pulang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun