Mohon tunggu...
Arifah Handayani
Arifah Handayani Mohon Tunggu... Guru -

Founder Smart Parenting with Love Community, as a place to share Idea and Giving Information on Parenting. Generate The Power of Happy Mom for building a solid foundation to create a healthy Family base learning... Smart Family, Better Generation, Bright Future of The World...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Belajar dari Perang Saudara di Mesir

28 Juli 2013   10:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:56 715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Benarkah yang terjadi di Mesir adalah ujian untuk Kita umat Islam Sedunia,
Apa bedanya dengan hukuman..??? Jangan2 sebenarnya kita tengah dihukum...

Ini obrolan kami tadi malam...

‪#‎edisiemakgalau‬

A : Seorang sahabat mngingatkn... adlh hukuman jika kesusahanmu mkn mnjauhknmu dariNya, dan adlh ujian jika kesusahanmu itu malah smkn membuatmu mendekat padaNya.

Saya : Entahlah mana yg relevan utk tiap kasus pembantaian umat islam di dunia satu dekade terakhir ini.

B : Sejak turunnya wahyu pertama dan dimulainya penyebaran ajaran Islam, selama 13 tahun Rasulullah SAW dan pengikut2 beliau mengalami penderitaan akibat penindasan kaum kafir Quraish di Makkah. Sebagian pengikut ada yg disiksa. Rasulullah dan bani Hashim dikucilkan. Ketika Rasulullah mencoba berda'wah di kota tetangga Taif, beliau dilempari batu. Akhirnya kaum Quraish bersepakat untuk membunuh Rasulullah. ....dengan pertolongan Allah SWT beliau bersama Abu Bakar Siddik selamat berhijrah ke Yastrib (Madinah). Dari Madinah mulailah era kejayaan Islam yg berlangsung beberapa abad.......Sejarah membuktikan bahwa penderitaan Rasulullah dan pengikut beliau di Makkah bukanlah hukuman.........

Saya : Semoga demikian... Hanya saja saat itu tidak terjadi pembantaian yg dilakukan oleh sesama muslim... Aparat yang tega memuntahkan timah panas ke tubuh pendemo di Mesir apa bukan pemeluk Islam..???

Something is definitely wrong there... So you cant compare this massacre to what happened back then when Rasul received Hijrah order...

C : kalo saya memahami bahwa apa yg dialami para Nabi maupun saudara2 kita skrg, dari yg sekedar dikucilkan sampai diperangi dan direnggut nyawanya, insya Alloh adl ujian utk mengetahui seberapa kuat iman terhadap Sang Pencipta. karena batas iman itu adl mati. dimana hatinya ketika maut menjemput. kadang2 diuji hingga sampai batas itu. kematian, mmpertahankan hidupnya sendiri tanpa boleh melepas iman serta sgl sesuatu yang haq/benar. bagi sebagian dr mereka, akan merasa bangga saat kematian datang, mereka ttp kuat dlm iman dan pendirian. bukankah karena itu juga setiap ada nyawa yg melayang disana, beribu2 org berbondong2 menggotongnya, menyolatinya, mengebumikannya. tanpa rasa takut. semua tumpah kejalan dgn langkah tegas. krn mereka merasa, inilah saudaraku, berhasil mempertahankan aqidah dgn nyawa. syahid, kekasih Alloh. Umat islam diseluruh dunia diuji dgn berbagai ujian yang berbeda. tp intinya sama, pengujian trhadap keimanan, sampai sejauh mana imanmu pd Rabbmu, bagaimana mempertahankannya.

Saya : Hebatnya adalah kalo sudah ada kejadian semacam ini Kita bisa melupakan perbedaan antar aliran Islam di dunia... Semoga kebersatuan ini abadi... Hingga apapun pahamnya (syiah..sunni..salafi..or whatever)... Tidak akan lagi mampu membuat umat tercerai berai meributkan perbedaan...

B : dengan terbunuhnya khalifah Uthman bin Affan bermula pertumpahan darah sesama Muslim untuk menjatuhkan khalifah Ali bin Abu Talib, menantu dan sepupu Rasulullah SAW. Setelah khalifah Ali terbunuh, Mu'awiyah bin Abu Sufyan menyatakan dirinya khalifah dan kemudian mewariskan jabatan itu kepada putranya Yazid. Terlihat bhw pembantaian sesama Muslim terjadi karena perebutan kekuasaan...itu juga yg terjadi di Mesir dll...bedanya mungkin sekarang ada campur tangan luar (kafir)

Saya : Now you see what I saw from the beginning.. Jaman ketika Nabi SAW berjuang untuk menegakkan Islam tidak ada vest interest semacam itu...

Membunuh saudaranya demi Kekuasaan...? Apa sudah lupa pernyataan tertulis bahwa sesungguhnya setiap muslim/mu'min adalah bersaudara...? Apa hukumnya membunuh sesama muslim pun sudah jelas...

Maka apapun bentuk pertikaiannya apakah para ulama sudah lupa caranya membuka Kitab Suci untuk menemukan jalan keluar. Jika seperti ini keadaannya, pantaskah kita semua hingga detik ini dihadapkan lagi dan lagi pada derita yang sama...???

D : Apakah As-Sisi yang memerintahkan pembantaian itu seorang muslim?

Saya : Namanya Abdul Fatah As Sisi... Namanya sih nama Islam... Muslim tidaknya yaa tergantung hatinya... Sedang para aparat yang memuntahkan timah panas ke lebih dari 100 muslim (yang tak bersenjata?) di tempat2 yang mematikan itu apa iyya benar2 harus lebih taat pada Jendralnya daripada Tuhan dan Nuraninya..???

Lagi2... Jika tidak ada apa ga mungkin ada asap tho... Api ini yang seharusnya dipadamkan hingga tidak perlu terjadi pertumpahan darah oleh sesama muslim karena perebutan kekuasaan...

E : ini..konteks jihad yg salah.. pd zaman khulafaur rasyidin pun trjadi perbedaan pendapat..tetapi sama2 bermusyawarah.. mereka yg menyeru jihad hnya krn prbedaan pemikiran dn aliran.. budaya pentakfiran pd suatu kelompok yg akhirnya mmbela kepentingan ideologi,golongan dn kelompok sendiri..hingga lupa mmbela islam nya.. apakah ini fanatisme buta?? bhwa mmberikan loyalitas yg ssungguhnya kpd agama..

Saya : Yup... Menyayangkan sikap Ulama Besar.. Penghafal Quran... Para Ahli Tafsir... Para Ahli Hadits... Yang gagal menjembatani perbedaan... Hingga timbul kebutuhan untuk merasa paling benar dan saling menyalahkan... Lupakah mereka bahwa perbedaan itu Sunnatullah, sedang benar atau salah itu murni hak prerogatif Sang Maha Tahu untuk menentukan...

Kita manusia hanya wajib berusaha untuk hidup di jalan kebenaran yang kita rasakan paling cocok bagi nurani... Padahal Islam adalah Rahmatan lil alamin... tapi bagaimana rahmat itu bisa dirasakan semesta jika fanatisme kelompok begitu kental menyelimuti dan membuat umat terkotak2 bahkan terpecah belah..

Makanya... hanya bisa berulah menghela nafas berat manakala menerima kabar umat Islam dibantai atau malah saling membantai lagi, kemudian dengan serta merta menuding pihak kafir, liberal, kapitalis n soon sebagai yang bersalah... tanpa kita mau bercermin...

Sesungguhnya mereka yang mengeruk keuntungan dari penjualan senjata.. amunisi.. bahkan perban dan obat2an, ga akan pernah perduli berapa banyak darah muslim tercecer lagi untuk melanggenggkan bisnis mereka. Buat mereka ini murni tentang uang bukan lagi tentang menang2an apalagi kekuasaan. Sedang kita terlalu sibuk dengan serentetan pembenaran untuk sadar bahwa perpecahan umat yang selama ini berseteru, adalah lahan keuntungan yang sedang dimanfaatkan sebesar2nya oleh penjahat2 kemanusiaan ini.

Propaganda media dunia lewat berita..film.. program tv sudah cukup untuk menjadi bukti nyata bahwa Umat sedang dimanfaatkan, secara sengaja dibuat image yang salah kaprah, hingga kini Umat Islam sering diberi gambaran wajah teroris nan barbar. Timur Tengah adalah wilayah terseksi untuk lagi2 diadu domba dan dihasut untuk saling membantai... Sejak krisis Iran-Irak... Gaza.. Afganistan.. Kuwait-Irak... Hingga kini Syiria dan Mesir...

Semoga darah Umat yang tumpah di Mesir kali ini tidak akan tercecer sia2... Sedang Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum hingga kaum itu menolong dirinya sendiri... Sudah waktunya Umat Islam belajar dari SEJARAH...

Amin YRA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun