[caption id="attachment_419153" align="aligncenter" width="545" caption="Kopi plus gula aren kesukaan suamiku "][/caption]
Aku bukanlah penggemar kopi, aku hanyalah seorang istri dari suami dan menantu dari mertua yang menggemari kopi, khususnya kopi hitam. Sesekali aku juga ngopi campuran kreamer seperti Nescafe creamy latte 3 in 1.
Ketika memasuki keluarga suami, aku harus berhadapan dengan mertua lelaki yang penggemar berat kopi hitam, tidak semua seduhan kopi dengan mudah diterima oleh mertua. Dosis dan mengudeknya harus pas dan sesuai selera mertua. Kalau tidak sesuia jangan harap kopinya akan diminum. Berat juga ya...
Lewat murid beliau aku belajar bagaimana menyeduh kopi mertuaku, dia adalah 1 dari 3 orang yang hanya boleh dan diterima seduhannya oleh beliau. Sepele sepertinya untuk menyeduhkan kopi tapi tidak demikian dengan mertuaku. Harus pas takarannya dan dikudek 17 kali, keren ya mertuaku.
Untungnya selera suamiku tidak seekstrim mertuaku, walau hanya kopi sachetan ia akan meminumnya. Yang terpenting bagi suamiku airnya berasal dari termos dan bukan air panas dispenser.
Dari gaya mertuaku aku jadi tahu bahwa menyiapkan kopi bukan semata kopi dan air panas, ada trik dan rasa yang harus disertakan dalam ritual menyiapkan kopi. Tentu saja cinta dan keikhlasan melayani suami dan mertua juga menjadi landasannya, karena tanpa itu semua aku yakin seenak apapun kopinya, ia akan hadir tanpa rasa.
Ibarat memasak, bahan boleh sama, resep bisa sama namun di tangan yang berbeda rasanya belum tentu sempurna. Aku meyakini, demikian halnya dalam menyiapkan minuman penambah kekuatan bernama kopi.
Sama halnya kopi yang dihasilkan oleh Nescafe dan pabrik kopi lainnya, kopi boleh sama Arabika dan Robusta, namun ditangan terampil Nescafe kopi Indonesia rasanya menjadi berbeda.
Kegilaan suami dan bapak mertua terhadap kopi mengalahkan tata cara minum obat dokter yang hanya 3X1/hari, karena mereka berdua bisa menikmati kopi 5X1/hari. Aku tak tahu apakah ini keren atau gila kopi. Karena kegilaan suami pada kopi, maka aku tak pernah melupakan kopi dalam daftar utama belanja bulananku, tak mengapa sumiku gila kopi asal jangan gila pada wanita lain di luaran sana, Hik...hik..
Hanya satu yang tak kusuka dari kebiasaan ngopi suami dan mertuaku, yaitu kepulan asap yang menemani ritual minum kopi mereka. Bukan apa-apa, kalau mereka sakit khan yang repot tentu saja para wanita di belakangnya. Sudah kucoba berbagai cara menghentikan kepulan asap mereka, namun sepertinya hanya mereka yang bisa.
Melihat nikmatnya suami menyesap kopi, tentu saja menyenangkan hatiku. Bukankah kesenangan yang datang pada suamiku akan berimbas jua padaku.