Merasa ga sih kalau beberapa bulan terakhir kita mengalami perubahan iklim, hujan banyak terjadi ketika musim harusnya sudah berganti menjadi Kemarau?
Ya, saat harusnya curah hujan sudah mulai berkurang di bulan Mei-Juli, faktanya curah hujan tetap tinggi dan berlangsung hampir setiap hari. Bahkan di beberapa titik banjir besar, banjir bandang.
Dan kini, saat seharusnya sudah memasuki musim penghujan, menjelang akhir Agustus, September, hujan yang ditunggu tak kunjung datang.
Hal ini ditengarai akibat badai El Nino yang melanda beberapa negara, sekaligus tanda perubahan iklim nyata terjadi.
Jika dulu masih bisa tenang-tenang saja menganggap perubahan iklim cuma ada di seruan pegiat lingkungan hidup. Menganggap itu kekhawatiran berlebih, sesuatu yang masih belum nyata terjadi. Tapi kini, nyata-nyata di depan mata. Apakah masih bisa menutup mata?
Perubahan iklim terjadi karena banyak hal, salah satunya efek rumah kaca yang diakibatkan peningkatan emisi karbon. Meningkatnya emisi karbon disebabkan pembuangan asap kendaraan bermotor, karbon dari dunia industri, hingga karbon akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla)
Fakta Karhutla
Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), selama Januari-Juli 2023, luas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia mencapai 90.405 hektare (ha). Kebakaran itu tercatat menghasilkan emisi lebih dari 5,9 juta ton ekuivalen karbon dioksida (CO2e) (sumber: katadata.id).Â
Gila ya, 90 ribu hektar hutan dan lahan yang terbakar. Bayangkan luas lahan dan hutan yang berkurang akibat kebakaran ini. Padahal, Indonesia terkenal mempunyai hutan hujan tropis yang luas, terbesar ke-3 di dunia, setelah Brazil dan Kongo. Akankah fakta ini bergeser karena semakin banyak hutan dan lahan terbakar?
Manfaat Hutan Hujan TropisÂ
Rasanya kita semua tahu, kenapa sangat disayangkan jika kehilangan, kekurangan luas hutan. Sebagai negara dengan hutan hujan tropis terbesar ketiga, yang tersebar mulai dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, hingga Papua, hendaknya aware dan selalu menjaganya, karena hutan mempunyai banyak manfaat bagi makhluk hidupÂ
Hutan Hujan Tropis memiliki banyak manfaat, ini dia :
1. Pencegah Erosi dan Pengendali Banjir
Hutan memiliki pohon-pohon tinggi yang akarnya mampu menangkap dan menyimpan air sehingga mampu menjadi pencegah terjadinya banjir, mencegah terjadinya erosi, pengikisan tanah, mencegah terjadinya longsor.
2. Pencegah Kekeringan
Seperti yang saya sebutkan di atas, pohon-pohon di dalam hutan hujan tropis umumnya mampu memerangkap air hujan, sehingga selain dapat mencegah terjadinya banjir, juga dapat menjadi penyimpan cadangan air, bahkan dapat menjadi sumber mata air.
Tak heran jika di sekitar pepohonan sering ada sumber mata air, ya karena disimpan oleh pohon-pohon ini.
3. Penyedia Oksigen
Hutan mempunyai banyak pepohonan besar yang mampu memerangkap karbon dan melepaskan oksigen. Tak heran jika hutan hujan tropis Indonesia dikenal juga sebagai paru-paru dunia, pencegah polusi. Kemampuan hutan menangkap karbon dan melepaskan oksigen ini memberikan manfaat yang sangat besar bagi kebersihan paru-paru.Â
4. Sumber Bahan Obat
Banyak jenis pohon di dalam hutan hujan tropis, dan dari beragam pepohonan itu, banyak yang berguna sebagai tanaman obat dan dimanfaatkan sebagai bahan obat. Nah, kebayang ya kalau sampai tanaman itu rusak, hilang, sayang kan?
5. Rumah Bagi Ratusan SpeciesÂ
Hutan, terutama hutan hujan tropis yang ada di Indonesia ini merupakan rumah bagi ratusan spesies makhluk hidup yang ada di muka bumi.Â
Berbagai flora dan fauna yang ada di dalamnya, menggantungkan hidup dari hutan. Anggrek, jamur, kupu-kupu, burung, monyet, gajah, macan, dsb. Kasihan kan kalau rumah tempat mereka tinggal dan bernaung sampai hilang akibat karhutla.
Bahkan tidak hanya flora dan fauna, beberapa suku di Indonesia juga ada yang tinggal dan mendapatkan banyak manfaat dari hutan, seperti suku anak dalam yang ada di hutan Provinsi Jambi *cmiiw.
6. Mencegah Perubahan Iklim
Pepohonan yang ada di dalam hutan banyak melakukan penyerapan karbon (CO2). Dengan banyaknya karbon yang diserap, tentu dapat mencegah emisi karbon, mencegah efek rumah kaca yang lebih besar. Jika emisi karbon dapat ditekan, maka perubahan iklim dapat diminimalisir sekecil mungkin.Â
Itu sebabnya pemerintah gencar melakukan himbauan untuk mencegah terjadinya karhutla dan terus meminta masyarakat untuk rajin melakukan penanaman pohon, karena sangat efektif menyerap karbon.
Bayangkan 5,9 juta ton karbon yang dihasilkan akibat karhutla bisa menyebabkan banyak kerugian. Mulai dari memicu perubahan iklim, hingga menyebabkan berbagai penyakit saluran pernapasan atas (ISPA). Akan sulit sekali bernapas dengan normal karena kurangnya oksigen, mendapatkan oksigen jadi semacam kemewahan.
Sudah banyak korban bertumbangan akibat terkena ISPA, inspeksi saluran pernapasan atas. Salah satu anak Zaskya Adya Mecca bahkan harus rutin mendapat bantuan oksigen akibat saturasi, kadar oksigen, rendah, di bawah 90.
Dalam kondisi badai El Nino yang menyebabkan terjadinya kekeringan dan rendahnya curah hujan, kita memang ga bisa berbuat banyak, tapi, bukan berarti tidak bisa melakukan apa-apa untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan kan?
Jika masih cukup peduli untuk memperhatikan, masih banyak hal-hal kecil yang bisa dilakukan untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan akibat ulah manusia. Kalau karena faktor alam kan memang agak susah dicegah ya, walau bukan berarti ga mungkin. Tapi, ulah manusia, masih bisa diminimalisir, ya ga sih?
Cegah Karhutla
1. Jangan Bakar Sampah
Contoh paling gampang hal-hal yang bisa kita lakukan untuk mencegah terjadinya karhutla ya dengan tidak melakukan pembakaran sampah sembarangan, apalagi di dekat hutan.Â
Kala musim kering seperti saat ini, pembakaran sedikit saja akan sangat mudah memicu kebakaran yang sangat besar. Angin yang bertiup kencang, ditambah keringnya lahan, daun-daun, akan sangat mudah menyebabkan api tersambar dan menyebar ke mana-mana.Â
So teman-teman, demi mencegah perubahan iklim yang lebih besar, yuk sama-sama diingat, jangan bakar sampah ya, apalagi bakar hutan, duh, ngeri.
2. Jangan Buang Puntung Rokok Sembarangan
Dalam kondisi cuaca normal saja membuang puntung rokok sembarangan bisa memicu kebakaran, apalagi sedang terjadi badai El Nino, harus makin waspada guys. Salah lempar puntung rokok dan menyambar daun-daun kering, byar, habis lah semua, bisa terjadi kebakaran hutan!
3. Jangan Lupa Padamkan Api Unggun
Hayoo, siapa yang lagi senang camping di musim kering ini? Camping di masa kemarau memang lebih asyik ya, relatif lebih aman dari hujan dan basah. Tapi ya itu, kalau camping sambil main api unggun, ya bisa bahaya di masa kemarau panjang ini. Salah-salah memicu kebakaran hutan. Serem kan?Â
Luas hutan akan makin berkurang. Padahal untuk bisa menumbuhkannya lagi butuh waktu bertahun-tahun. Sementara keberadaan hutan sangat penting bagi manusia dan berbagai ekosistem yang ada di dalamnya, mencegah banjir, menjadi paru-paru dunia karena pepohonan akan melepaskan oksigen dan menyerap karbon.
4. Jangan Buka Lahan dengan Membakar
Please deh, lagi musim hujan aja membakar itu berisiko tinggi, apalagi pada masa kemarau panjang seperti ini, efeknya bisa meluas dan membakar lebih banyak lahan karena angin yang berhembus kencang dan daun-daun yang mengering, mudah memicu kebakaran. Akan sangat sulit memadamkan api, karena mudah menyebar ke mana-mana.Â
Jangan deh anggap remeh bakar membakar di musim kemarau ini, entah dengan tujuan sesederhana membakar sampah, apalagi membakar hutan untuk membuka lahan untuk ladang baru.
Hanya segelintir yang merasakan untungnya, tapi sebagian besar lain akan merasakan dampak buruk yang lebih besar akibat munculnya kebakaran hutan dan lahan.
5. Bersama-sama Pantau Titik Api
Tak ada yang lebih baik yang bisa kita lakukan selain bekerja bersama, bergerak bersama, #bersamabergerakberdaya. Mau mulut berbusa-busa melakukan kampanye dan melakukan edukasi ke masyarakat, tapi jika masih egois dan saling tidak peduli, tidak punya empati satu sama lain, rasanya ya percuma.Â
Untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan, mencegah terjadinya emisi karbon, mencegah pemanasan global, mencegah perubahan iklim, harus mau peduli dan bersama melakukan tindakan. Bahwa alam ini, hutan ini, adalah anugerah terbesar yang diberikan Allah yang wajib kita rawat bersama-sama.
Karena jika lalai merawatnya, maka hutan tak lagi memberikan manfaat sebanyak yang kita mau. Bukan tak mungkin memberikan dampak buruk.Â
Mari sama-sama jaga hutan. Sama-sama saling memantau, sama-sama saling memberi informasi. Laporkan jika melihat sekecil apa pun titik api, agar kebakaran yang lebih luas dapat dicegah.Â
Yuk #BersamaBergerakBerdaya menjaga hutan! Semua kita lakukan #UntukmuBumiku. Dengan bergerak bersama, yakin kita mampu mengatasinya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya