Dalam kesempatan tersebut, Nego juga mengakui bahwa tekanan populasi mengalami kenaikan yang signifikan yang berakibat pada Situasi ekonomi, politik semakin rawan. Situasi yang tidak stabil memunculkan problem baru di wilayah lain.
"Isu populasi yang ditelusuri oleh Demografi dan Pemerintah tidak melihat dan membahas masalah pertambahan populasi, sehingga kira-kira di tahun 2050 manusia akan mulai makan serangga." Akunya.
Dalam sesi terakhir, yang menarik perhatian adalah apa yang disampaikan oleh Harry Sandi dari AGRA. Sandi menyampaikan dengan jelas bahwa akar dari permasalahan perubahan iklim dan posisi Indonesia dalam menangani masalah ini yang perlu dilihat, Indonesia berperan sebagai adaptor untuk mendorong perluasan lahan, penguasaan tanah secara luas melahirkan problem baru.
"Rakyat malah dibiarkan menyelesaikan masalah perubahan iklim ini sendiri. Masalah yang langsung berkaitan dengan perubahan iklim adalah karena masih eksisnya monopoli dan rampasan tanah yang terjadi di Indonesia." tegasnya.
Dialog tersebut berlangsung selama 4 jam dan berjalan secara Roundtable sehingga setiap peserta yang hadir diberikan kesempatan untuk berbicara dan menyampaikan pendapat serta pengetahuannya terkait tentang perubahan iklim yang terjadi dan dampaknya terhadap rakyat secara umum.