"Emak heran deh, katanya yo Pemerintah menaikan harga BBM untuk kemakmuran rakyate. Lah kok saiki BBM wis naik bukan makmur Emak malah dibikin tambah pusing ngatur duit belanja. Uang jatah beli sayur yo malah kepake juga buat beli beras."
"Lah ya mungkin Emak bukan termasuk rakyat yang ingin di makmurkan oleh pemerintah kali" Jawabku sedikit bercanda.
"Gimana enggak termasuk rakyatnya, Emakmu ini juga rakyat Indonesia juga toh. Wong Emak Bapakmu yo ndue E-KTP juga"
Haha.. semakin terbahak aku dengan jawaban polos Emak. "Iya ya Mak, kita juga kan Rakyat Indonesia" aku menimpali pernyataan Emak yang di atas.
"Lah iya...Jadi kenaikan BBM ini untuk kebutuhan Rakyat yang mana toh Nok?" " Jawab Emak dengan nada kesalnya.
Setelah itu saluran telpon kami kembali terputus, mungkin pulsa di HP-ku habis. tuuuut... tuuuuttt...
Ah... Kini aku tak bisa lagi menikmati kopi pagi-ku yang sudah mendingin oleh curhatan pagi Emak.Dan dengan terpaksa aktifitas di hari yang cerah ini aku mulai tanpa "keutuhan Jiwa".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H