No Label, Yang lagi pada bingung, Malu-malu tapi mau,atau apalah...tak tahu juga yang tidak memakai label artinya masih dalam pencarian.
Jika kita benar-benar paham dengan pengertian diatas artinya kita bisa mengenal diri kita sendiri berada di posisi mana,jangan cuma mikir PW saja iyakan???? Namun saya tidak ingin melabelkan diri saya karena yang saya tahu adalah saya perempuan yang mencintai perempuan. Saya juga bukan seorang lesbian yang hanya menadahkan tangan kepada orang tua dan keluarga saya. Saya bertanggung jawab dengan pilihan hidup saya yang membuat saya menjalani hidup saya dengan mandiri karena ketika keluarga dan lingkungan saya mengetahui saya seorang lesbian, mereka menganggap bahwa saya gila dan tidak akan mampu menghidupi pasangan saya. Dan saya buktikan kepada mereka dengan berkarya didunia kerja saya dan sampai saat ini saya masih mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup saya dan keluarga saya.
Terkadang saya juga merasa seperti seorang tertuduh dikursi pesakitan, semua mata memandang sinis dan mencemooh, tetapi mereka tidak merasakan apa yang saya rasakan. Bukan keinginan saya menjadi lesbian dan tidak ada pengalaman buruk dalam hidup saya yang membuat saya membenci pria, ini adalah rasa yang tak bisa dipungkiri oleh hati. Aneh!!!! Yah memang ANEH, Gila!! Yah memang GILA, menurut orang – orang yang masih tertutup dan tidak mau mengakui keberadaan para lesbian. Karena mereka adalah HETERO, Mereka menganggap diri mereka NORMAL sedang LESBIAN tidak.
Sebenarnya saya menjalani kehidupan saya dengan normal, saya masih ke toilet wanita dan saya masih melakukan aktifitas sebagai seorang wanita, KTP dan Surat-surat saya masih tetap berjenis kelamin wanita, dan saya selalu mengakui bahwa saya wanita bukan wanita-pria. Jangan memandang LESBIAN itu rendah dan SAKIT, Jangan Menghakimi kami para kaum LESBIAN karena kalian yang menghakimi kami tidak bisa merasakan apa yang kami rasakan, dan hanya anugerah TUHAN yang mampu mengubah semuanya dan hanya TUHAN yang dapat menghakimi, Jangan Berlagak Suci dengan memandang kehidupan para Lesbian adalah kehidupan yang murtad.
Apapun itu bentuknya,pasti ada yang tersakiti dengan pilihan ini. jika menjalin hubungan dengan seseorang hanya untuk memuaskan hasrat saja,memasuki dunia Lesbian dengan tujuan hanya untuk trend masa kini bukanlah seorang Lesbian.
Rasa ini adalah murni,mengalir dengan sendirinya ketika seorang wanita merasa nyaman bersama teman wanitanya dan rasa itu tidak dipaksakan, artinya rasa cinta itu sama seperti yang dialami oleh para hetero. Tidak semua wanita merasa seperti itu, ada juga cinta bertepuk sebelah tangan, jadi sama saja dengan kehidpan para hetero, karena cinta tidak akan memilih kepada siapa dia akan jatuh cinta.
Pada akhirnya kita sendiri yang memutuskan hendak tertarik pada siapa? Diri sendiri? Laki-laki? Perempuan? Transgender? Atau mencintai semuanya – pansexuality?
Bagaimanapun, cinta yang didasari pada penghormatan dan penghargaan diri dengan mengesampingkan kelamin, tentulah bukan hal yang mudah.(sumber:AP) (rasakan itu)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H