Memiliki ombak yang cukup menantang, Pantai Batukaras menarik perhatian kalangan peselancar di Pangandaran. Pesona alam yang menakjubkan, menjadi salah satu alasan Batukaras Surf Club (BSC) menyelenggarakan lomba surfing bergengsi.
Berawal dari sekumpulan pemuda di Bandung yang tidak memiliki wadah untuk menyalurkan hobi surfingnya, Batukaras Surf Club (BSC) pun akhirnya dibentuk di tahun 1997. Maka dipilih lah Pantai Batu Karas sebagai basecamp mereka dan dinamakan Batukaras Surf Club (BSC).
Di setiap tahunnya, BSC sering menggelar event (acara) yang memiliki beragam tema. Namun, di tahun ini, tepatnya pada tanggal 9-11 Agustus, BSC menggelar sebuah event akbar yang terbuka untuk umum bertajuk “Batukaras Surf Festival” yang bekerja sama dengan Karang Taruna Desa Batu Karas. Uniknya, tidak hanya berfokus pada kompetisi selancar, kompetisi ini juga menampilkan kekayaan-kekayaan budaya yang dimiliki Desa Batukaras.
Tarian tradisional Sunda yakni Ronggeng, live music, dan Movie Night turut memeriahkan Batu Karas Festival. Tidak hanya penampilan dan perlombaan saja, festival ini juga menyajikan beberapa jajanan khas Sunda seperti batagor, cimol, cilok, dan sebagainya.
Kompetisi surfing ini terbagi menjadi dua kategori utama, yaitu short board dan long board yang dapat diikuti oleh pria dan wanita.
Acara tahunan ini sangat bergantung pada kondisi alam yang tidak menentu, terlebih lagi ombak yang ada pada Pantai Batukaras termasuk dalam jenis break (menabrak pada karang-karang) yang ada di tempat tersebut.
Menurut Event Organizer Ucup, melihat dari tahun-tahun sebelumnya, ombak yang ada pada bulan Agustus dinilai layak untuk diadakannya lomba surfing.
“Tingkat ketinggian ombak yang dinilai besar, menjadi alasan utama dalam memilih bulan ini (Agustus)” ujar Ucup.
Acara ini juga disponsori oleh beberapa brand ternama yang berkaitan dengan olahraga selancar, seperti Padrol dan Drifter surf. Batukaras Surf Festival juga, menghadirkan juri yang bersertifikat nasional.
