Mohon tunggu...
Odang Rodiana
Odang Rodiana Mohon Tunggu... profesional -

Perjuangan sejatinya adalah ketika kita berada ditengah-tengah rakyat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[FF] Istriku Bertahanlah

17 Januari 2012   20:53 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:45 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Ilustrasi "][/caption] "Bertahanlah mah, mamah pasti kuat menghadapinya". Sambil menangis aku mendorong istriku di diatas troli rumah sakit. Sesampainya di didepan ruang ICU, dokter berkata "Anda tunggu disini, kami akan berusaha secara maksimal untuk istri anda" Pagi tadi istriku ke Posyandu untuk memeriksa kehamilannya. Menuju pulang kerumah mobil yang ia kendarai menabrak tiang Listrik. Seandainya pagi tadi aku tidak menolak dan mengantarkannya ke posyandu mungkin tidak seperti ini jadinya. Lampu ICU terlihat berwana biru. Dokter keluar dan menghampiriku. "Ada suatu hal yang harus katakan terkait masalah istri dan bayi yang di kandungnya" ucap Dokter Frans dengan nada serius. "Maksud dokter?" jawabku. "Anda harus memilih, antara nyawa bayi yang di kandungnya atau nyawa istri anda yang harus di selamatkan!" ucap dokter itu, seakan dia adalah malaikat pencabut nyawa utusan tuhan. Rasanya jantungku berhenti berdetak untuk beberapa detik ketika mendengar pernyataan dokter Frans. Apa yang harus kulakukan. Pernikahan kami selama 10 tahun ini belum di karuniai seorang keturunan. "Krrrriiinnggggg" .  kulihat jam di dinding menunjukan tepat jam enam pagi. Diatas meja tidur kutemukan sebuah kertas pesan "Pah,.. mamah pergi ke posyandu. Sarapan sudah tersedia di dapur". Ternyata aku mimpi buruk lagi!. Aku tak mau ambil pusing. Toh selama ini pun mimpi-mimpiku tak pernah jadi kenyataan.

***

Mampir juga di Blog. www.baujamban.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun