Mohon tunggu...
Karya Persada News
Karya Persada News Mohon Tunggu... Lainnya - penulis baru di bidang pendidikan dan sosial

berusaha untuk belajar menadi penulis , mengenai pendidikan dan sosial

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Penabulu-STPI Sukseskan Eliminasi TB HIV 2030

22 April 2021   11:22 Diperbarui: 22 April 2021   11:26 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Raha, Saat Dunia sedang di landa Pandemi Covid-19 yang hari ini menjadi pandemic dan masalah global yang tidak hanya melanda  1 atau 2 negara melainkan melanda seluruh permukaan Bumi, namun yang tidak kalah urgentnya yang menjadi permasalahan global adalah kondisi TB-HIV/AIDS hari ini.

Perlu diketahui bahwa epidemi HIV AIDS menjadi salah satu permasalahan kasus TBC di seluruh dunia. Ko-infeksi dengan HIV berakibat pada peningkatkan  secara signifikan. Pada 2017, sekitar 300.000 orang meninggal karena TBC adalah orang dengan HIV. Hal ini yang menyebabkan tuberkulosis (TBC) adalah penyebab kematian utama pada orang dengan HIV/AIDS.

Orang dengan HIV positif akan dapat dengan mudah terkena berbagai penyakit karena sistem kekebalan tubuhnya melemah. Dengan kata lain, HIV dapat dengan mudah membuka pintu bagi beragam infeksi lain, termasuk TBC, mengingat TBC sangat mudah menular melalui udara.

Dikutip dari rsuppersahabatan.co.id data WHO tahun 2017, angka kematian akibat kasus TB-HIV sebesar 13 kasus per 261.000 populasi. Angka mortalitas pada koinfeksi TB-HIV empat kali lebih besar dibandingkan pasien tanpa TB. HIV merupakan faktor risiko utama yang menyebabkan TB menjadi aktif. Pada pasien HIV positif kemungkinan mengalami infeksi TB ditemukan pada lebih dari 40% pasien, sedangkan risiko reaktivasi infeksi TB mencapai 2.5-15% setiap tahun pada pasien dengan HIV. Secara nasional perkiraan prevalensi HIV diantara pasien TB diperkirakan sebesar 6,2%. Pada kasus koinfeksi TB-HIV tanpa pengobatan TB, 100% pasien dengan HIV (+) akan meninggal, sedangkan angka kesembuhan TB dengan HIV (+) tidak ditemukan kasus yang dapat sembuh sendiri.

Berdasarkan data Yayasan KNCV Indonesia menyakatan Indonesia, menilik data dari Global Tuberculosis Report 2019, dari semua kasus TBC yang ditemukan tahun 2018, 37% kasus TBC adalah pada orang dengan HIV positif. WHO dalam laporannya tahun 2018  menetapkan Indonesia masuk menjadi salah satu negara dengan beban tinggi untuk TBC, TBC-RO (MDR), serta TBC-HIV untuk periode 2016-2020.

Tuberkulosis hingga saat ini masih menjadi masalah kesehatan utama di dunia dan merupakan salah satu dari 10 penyebab kematian di dunia. Kasus TB di Indonesia masih menjadi polemik kesehatan di dunia. Berdasarkan data World Health Organization (WHO), jumlah kasus TB di Indonesia pada tahun 2017 menempati posisi kedua di dunia dengan jumlah insidens 1020 kasus per 261.000 populasi.TB merupakan infeksi oportunistik terbanyak dan merupakan penyebab kematian utama pada ODHA (orang dengan HIV AIDS).

Hal inilah yang mendorong kunjungan Penabulu-STPI (Stop TB Partnership Indonesia) dalam hal penanggulangan TB HIV khusunya di kabupaten Muna dalam menyuksekkan program Eliminasi TB 2030, bekerja sama dengan LAHA

Nirmawati Manager Penabulu-STPI mengatakan kujungan ke Muna dalam rangka penanggulangan  TB HIV melalui program Eliminasi TB 2030 khusunya du daerah Muna, tentunya kesuksesan program ini harus di dukung oleh semua pihak tidak hanya Penabulu-STPI, LAHA, Yayasan Mitra karya persada namun juga dukungan aktif dari masyarakat.

Hasratna selaku kordinator Penabulu Muna menambahkan "Terkait kunjungan dan kegiatan peringatan hari TB Day Penabulu-STPI ingin bekerjasama dengan LAHA dalam  mengeliminasi dan menurunkan angka kecacatan dan kesakitan serta kematian yang di sebabkan oleh penyakit TBC, serta member pemahaman terhadap masyarakat terkait bahaya TBC".

Yayasan Mitra Karya Persada Muna yang tergabung bersama turut memberikan andil dalam pelaksanaan Eliminasi TB 2030, " Penyakit TBC yang menjadi Ko-Infeksi HIV yang menjadikan peningkatan kasus secara signifikan, dengan melemahnya system imun menjadi pintu masuknya infeksi sehingga angka kematian pada kasus TB HIV meningkat, inilah yang menjadi perhatian kami" ungkap Albert saat di konfirmasi langsung di Kantor Yayasan Mitra Karya Persada Muna.

Albert mengatakan dalam penanganan masalah TB HIV ini dan penyuksesan Eliminasi TB 2030, tidak hanya melibatkan Yayasan dan Lembaga saja melainkan semua partisipasi pemerintah, masyarakat dan semua stakeholder, agar tujuan kita bersama dapat tercapai .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun